Dewa meremang mendengar permintaan Mayra yang sangat di luar dugaan. Sungguh Dewa tidak habis pikir bagaimana gadis yang diharapkan menjadi istri kakaknya itu meminta hal yang sulit untuk dikabulkan.
Rasanya tidak etis jika Dewa mengambil kesempatan untuk mengajari Mayra yang belum mengenal namanya ciuman. Dewa mungkin bukan pencium yang handal, tapi dia tidak bisa dibilang buruk.
Dewa memiliki sejumlah pengalaman menarik dengan perempuan. Membuat gadis kelabakan dan kehabisan nafas saat berpagutan dengannya adalah satu dari sekian banyak hal yang disukainya saat berpacaran.
Namun, jika gadis itu Mayra … ah, rasanya Dewa tidak akan tega. Gadis yang dijaga kakaknya terlalu polos, naif dan tidak memiliki pengalaman dengan pemuda manapun.
Pembawaan Mayra yang jadi sangat kaku dengan sorot mata serius membuat Dewa mengurungkan niat untuk menertawakan ide konyol gadis itu. "Mbak Mayra serius?"
"Apa aku kelihatan sedang bercanda?" Mayra menahan rasa malu dan juga gemetar dengan sekuat tenaga. Dewa menyorotnya dengan tajam dan dalam, mencari kejujuran dan juga keberaniannya.
Mayra tidak boleh mundur, kakinya harus kuat tetap menjejak tanah untuk mempertahankan keinginan gilanya. Kalau dia tidak berhasil menahan semua perasaan kikuknya pada Dewa dalam situasi rumit seperti ini, bagaimana dia bisa menghadapi Elang nantinya?
"Belajar saja sama mas Elang, aku yakin mbak akan menyukainya! Kalau cuma ciuman, aku yakin mas Elang sangat jago dan tidak akan keberatan menularkan keahliannya pada mbak Mayra!"
Mayra mencekal lengan Dewa yang akan keluar lift. "Kalau Elang tidak keberatan melakukan hal itu denganku, bukankah sudah dari bertahun-tahun lalu dia bersedia mengajariku dengan senang hati?"
Dewa bernafas panjang-panjang, pusing dengan kemauan Mayra. "Tapi aku merasa ini nggak etis, Mbak! Kamu itu gadisnya mas Elang!"
"Wa, kalau aku gadisnya Elang … kenapa kamu yang menemaniku nonton? Kenapa bukan dia?"
"Mas Elang memperhatikan mbak Mayra dengan caranya, aku rasa seperti itu." Dewa membela kakaknya. Elang memang terbukti menjaga Mayra, meski kadang harus meminjam tenaga Dewa. "Kenapa mbak nggak belajar dari orang lain aja?"
"Nop! Aku nggak bisa percaya orang lain semudah itu. Aku lebih percaya jika yang mengajariku kamu, toh semua ini kita lakukan untuk kakakmu. Aku yakin kamu nggak bakal mengambil kesempatan dariku!" terang Mayra percaya diri.
Dewa hampir terpingkal-pingkal mendengar ocehan Mayra yang menilainya dengan begitu baik. Gadis itu mungkin tak paham kalau pria berteman dekat dengan yang namanya kebrengsekan. Tak terkecuali Dewa dan kakaknya.
Dewa terlihat kalem padanya karena dia adalah Mayra, gadis kakaknya. Dewa terlihat polos karena wajah innocent-nya mendukung, karena sikapnya yang selalu sopan, terutama pada Mayra. Tapi siapa yang tau Dewa di luar sana sejatinya seperti apa?
Hanya pemuda itu, para gadis dan Tuhan yang tau.
"Tapi mbak aku beneran nggak bisa!" Dewa menggaruk-garuk belakang kepalanya dengan ekspresi tertekan. Haruskah dia menodai kepolosan Mayra? Bagaimana jika dia terbawa suasana?
"Wa, aku beneran minta tolong sama kamu soal ini. Siapkan aku untuk ulang tahun Elang! Aku ingin memberikan kejutan padanya, mungkin ini hanya akan terjadi sekali seumur hidup. Kamu sendiri yang bilang kalau Elang sedang mabuk kepayang dengan dosennya!"
"Ya itu memang benar!" sahut Dewa dengan ekspresi iba.
"Nah kan … kalau Elang nanti menikah dengan orang lain, aku nggak mungkin punya kesempatan lagi untuk mengucapkan selamat ulang tahun seperti yang aku inginkan! Bantu aku sekali ini aja, Wa!" pinta Mayra dengan wajah tak kalah melasnya dengan Dewa.
"Terserah mbak Mayra aja kalau gitu!" ucap Dewa pada akhirnya. Memangnya apalagi yang bisa dilakukannya selain menuruti gadis spesial keluarganya?
Mayra spontan memeluk lengan Dewa seperti seorang kekasih saat keluar lift. Mereka berdua memang tidak terikat hubungan asmara, tapi bukan berarti tidak ada rasa sama sekali. Sayang sebagai adik, dan juga sebagai calon kakak ipar pasti ada.
Hampir lima tahun Dewa menjadi pria kedua Mayra setelah Elang, yang bisa membawanya keluar rumah tanpa ditanya ini itu oleh keluarganya. Pemuda yang bisa dipercaya, yang tidak pernah mengambil keuntungan dari latar belakangnya sebagai putri pejabat.
Mereka berjalan dalam diam menuju studio, langsung masuk setelah membeli dua minuman dan sekotak popcorn. Film horor yang akan mereka tonton dimulai sepuluh menit lagi. Namun, baik Dewa maupun Mayra sibuk dengan pikiran masing-masing. Tidak ada obrolan seputar film yang sebelumnya ingin dibahas Dewa dengan Mayra.
Situasi menjadi canggung untuk mereka karena kesepakatan yang seharusnya tidak terjadi. Mayra tak berhenti deg-degan dan salah tingkah, tak sesantai tangannya yang bergelayut manja di lengan Dewa. Doanya hanya satu, semoga Dewa tidak menyadari kalau dia gemetar dengan sentuhan yang diciptakannya sendiri.
Dewa melirik wajah Mayra yang tak berhenti merona, barangkali gadis di sebelahnya sedang membayangkan rasa bibirnya. Ups … yang benar adalah sebaliknya! Justru Dewa yang sibuk memikirkan Mayra. Mengira-ngira efek apa yang akan terjadi jika dia memagut bibir gadis itu dengan mesra?
Selama ini Dewa tidak begitu memperhatikan detail wajah Mayra. Dan ternyata, gadis yang ada di sebelahnya tidak suka tampil dengan riasan berlebihan. Semua tampak natural. Bulu mata Mayra panjang dan melentik, bibirnya tidak tipis, tapi penuh dan sangat sensual. Dewa langsung membayangkan sensasi geli yang akan diterima jika bulu mata Mayra menyentuh kulit wajahnya saat mereka berciuman.
Seringai tipis tercetak di bibir Dewa, disembunyikan dalam bentuk deheman kecil. "Ehm, mbak mau duduk sebelah mana?"
"Aku pojok aja," jawab Mayra berusaha bersikap senormal mungkin.
Dewa memberikan jalan agar Mayra lebih dulu menemukan tempat duduknya. "Laper nggak?"
"Tadi udah makan, kamu laper ya?"
"Iya," jawab Dewa, menoleh sambil mengulas senyum. "Abis nonton kita makan dulu ya, Mbak! Gabung sama anak motor agak maleman aja!"
"Oke!" Mayra duduk tak nyaman, persis seperti gadis belia yang baru pertama kali pergi berkencan. Permintaannya pada Dewa mulai menimbulkan kekacauan dalam kepala. Mayra jadi bingung sendiri harus bersikap bagaimana untuk meredakan gelisahnya.
Dewa memberanikan diri untuk menyentuh jemari Mayra, mengusapkan ibu jarinya dengan sangat lembut sebagai langkah awal. Intinya, Dewa harus membuat Mayra nyaman dengannya lebih dulu sebelum masuk ke pelajaran utama.
Ciuman pipi mungkin tidak akan menimbulkan masalah, tapi jika bibir bertemu bibir … sesuatu yang lebih pribadi bisa saja terbentuk tanpa mereka sadari. Sebuah rasa. Belum lagi jika tautan bibir mereka menjadi pemicu dari api gairah muda yang bisa saja berkobar dan tak terkendali.
"Mbak Mayra tegang bener," ujar Dewa seraya terkekeh. "Film horornya belum juga dimulai."
Bagi Mayra, belum ada yang lebih horor daripada tangannya yang diusap-usap lembut seperti yang dilakukan Dewa. Hanya sebatas di jari dan punggung tangan, tapi tubuhnya seperti dikejutkan oleh listrik berulang-ulang.
Mayra menyunggingkan senyum malu, ungkapannya terlalu jujur di telinga Dewa. "Panas dingin, Wa!"
"Ya ampun, Mbak! Belum juga diapa-apain, kalau sama aku aja panas dingin apalagi nanti sama mas Elang? Bisa sesak nafas plus kejang-kejang kamu, Mbak!" ledek Dewa dengan nada jenaka.
Dewa tidak bisa menahan diri untuk mempermainkan kepolosan Mayra. Dikecupnya jari-jari Mayra beberapa detik lebih lama dari seharusnya, dengan mata yang menyorot tajam ke wajah Mayra yang semakin merah menyala.
Tak lama, Dewa tertawa kecil. "Mbak sakit?"
"Dewa …." desis Mayra menahan nafasnya. Bukan hanya panas dingin, jantungnya mulai berdetak abnormal, bulu kuduknya pun menegak seperti baru berpapasan dengan setan.
"Hm … apa?" Dewa menaikkan kedua alisnya bergantian.
"Enggak … apa-apa!" jawab Mayra tercekik.
Dewa menahan ledakan tawa dengan mengecup sekali lagi punggung tangan Mayra yang gemetar dan basah oleh keringat dingin.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
ʝ⃟⃝5ℓ 𝐋α 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
ntu point pntng nya cukup dewa,yg prnh jdi pcr dewa,dan Tuhan
2023-03-21
1
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺνιє𝐀⃝🥀ℛᵉˣ
Ya ampuuuuunnn aku pun dibuat merona eehh 🤭
Ajarin Wa..siapa tau bukan pelajaran pertama saja yang kamu dapat tapi mengikuti pelajaran2 selanjutnya 🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2023-01-04
1
Namika
wakakakakkkak kbayang
2022-12-31
2