Tempat Tinggal Baru, Teman Baru

Setelah berkeliling area sekolah, tibalah saatnya untuk pembagian kamar di asrama. Hari semakin sore, hiruk pikuk para siswa yang sibuk mencari kamar mereka terasa seperti sedang berada di kerumunan pasar malam. Di asrama ini, satu kamar di isi 4orang dan dalam satu kamar itu pula mereka di satukan dengan jurusan lain. Misalnya Sabrina yang mendapat kamar bersama anak jurusan musik, DKV dan animasi.

Tujuan dari pengurus asrama mencampur baurkan seluruh siswa supaya mereka bisa saling mengenal dan akrab dengan jurusan lainnya.

" Maaf permisi " ucap Sabrina

" Oh iya, maaf nutupin jalan, maaf ya aku lagi rapihin baju-baju aku. Kamu satu kamar sama kita ya? Kenalin aku Irene, aku dari jurusan musik "

" Sabrina dari kelas tari, boleh lewat gak? soalnya tempat tidur aku ada di ujung dekat jendela situ. " kata Sabrina

" Eh iya, boleh kok. Silakan... " kata Irene

" Kenalin aku Jesica dari kelas DKV. "

" Aku Mida dari kelas Animasi. Salam kenal semua ya, semoga kita bisa terus bersama-sama sampai lulus nanti dan bisa sukses bersama juga, amiin... " kata Mida

Tempat tidur mereka di tata berjejer dan hanya bersekat meja belajar saja, sedangkan lemari baju dipilih dengan bentuk bersusun, ada pula rak sepatu dan cermin besar, dan siswa pun bebas menata ulang kamar mereka sesuka hati mereka, selain itu setiap 1 kamar memiliki 1 kamar mandi dan 1 WC.

" Kalian pasti dari luar kota semua kan? kok bisa tau ada sekolah seni dari mana? " tanya Mida

" Aku dari guru les musik, katanya di sekolah ini tuh bagus, lulusannya juga rata-rata pada sukses semua. " kata Irene

" Kalo aku dari saudara ku yang juga sekolah disini, kebetulan dia senior dan anak OSIS juga. " kata Jesica

" Kalo aku browsing, sempet bingung nyari sekolah juga sih. Sebenarnya waktu sebelum lulus kemarin aku sempet survei ke sekolah dekat rumah, ada SMA negeri dan dulu waktu zamannya kakak sepupu aku jurusannya ada IPA, IPS sama Bahasa. Tapi, waktu aku ke sana dan tanya ternyata untuk jurusan bahasa udah gak ada, ya udah nyari sekolah lain, terus nemu sekolah ini dan daftar deh. " kata Sabrina

" Setahu aku di SMA emang gak ada jurusan bahasa kan? cuma ada IPA sama IPS doang. lagian kenapa juga pilih bahasa, kan di kelas IPA atau IPS juga ada mapel bahasa. " tanya Jesica

" Dulu ada waktu masih tahun 2004 atau 2005 gitu. Dan kenapa aku pilih bahasa karena dulu aku pengen jadi jurnalis dan penulis, ya itu cita-cita sampe sekarang sih kalo penulis. Jadi kalau aku pilih jurusan bahasa kan bisa lebih mendalami lagi materi nya, sama kayak sekolah seni gini. Apalagi kalau mapel Bahasa Indonesia yang membahas soal majas, contohnya majas hiperbola, metamorfosa, terus majas apalagi ya, aku lupa lah! itu materi yang bisa bikin aku pusing tujuh keliling. hadeeeh..." ujar Sabrina

" Sebenarnya Bahasa Indonesia itu mudah sih menurut aku. Cuma materinya aja yang bikin pusing, kayak kita di suruh bikin kalimat yang harus sesuai dengan SPOK. Tapi giliran kita ngobrol dan ngerumpi gini apa iya sesuai SPOK? Kan yang penting lawan bicara kita paham dengan apa yang kita bahas, iya gak sih? " kata Mida

" Ya bener juga sih, apalagi kalau bahasa Inggris. Sebenarnya kalo kita bahas percakapan pake bahasa Inggris nih ya, itu semua pokok ada di kamus. Kita hafal kamus pasti paham sama apa yang orang barat katakan, cuma karena kita udah terpaku dengan segala macem rumus kayak Past tense, present tense, future tense yang akhirnya membuat kita gak bisa ngomong bahasa Inggris karena tiap mau ngomong yg di ingat rumusnya udah bener belum ya, udah ini belum ya? " kata Sabrina

Percakapan yang terlihat klise itu mampu membuat suasana di kamas asrama itu terasa begitu hidup dan menyenangkan, keakraban mereka pun di mulai pada malam itu.

Waktu makan malam pun tiba, seluruh penghuni asrama pun segera menuju ke kantin untuk mendapatkan jatah makan malam mereka, seperti halnya siang tadi makan malam pun tak kalah menggiurkan mulut mereka. Satu persatu mereka mengantre untuk mengambil makanan, layaknya pesta prasmanan mereka harus sabar dengan beberapa orang yang terkadang lama untuk mengambil makanan mereka, ada pula yang sambil mengobrol dan bercanda bersama temannya.

" Uuu, udah gak sabar pengen ngambil makanan. Perut ku udah kempes nih, usus ku udah menggeliat seperti cacing minta makan. " kata salah satu siswa

Sabrina dan teman sekamarnya yang telah mendapat makanan pun segera mencari meja yang kosong untuk mereka menikmati makan malamnya.

" Di pojok sana kosong tuh, ke sana aja yuk! " seru Irene

" Lah, emang gak ada tempat lain selain di pojokan ya? kamu suka banget di pojok, Ren? " kata Mida

" Ada tuh di tengah-tengah, tapi kok diantara senior. Tapi, gas ajalah...! " kata Sabrina sambil berjalan menuju ke meja makan yang ada di tengah.

Sabrina celingak-celinguk mencari tau kalau meja itu tidak ada yang nempatin, namun baru saja hendak memanggil teman-temannya seseorang dari belakang mengatakan bahwa,

" Meja itu sudah jadi tempat kami adik kecil, kamu mau gabung? "

Sontak Sabrina merinding dan segera menoleh ke belakang, ia pun melihat laki-laki yang berwajah tampan, perawakannya tinggi sekitar 175cm dan berkulit putih. Ia adalah Alex sang ketua OSIS, Sabrina yang terpesona melihat Alex langsung tersadar dan menunduk sambil meminta maaf kepada Alex. Sabrina pun pergi meninggalkan meja itu dan mengajak teman-temannya untuk menuju ke meja pojokan, Alex yang melihat tingkah Sabrina yang menggemaskan itu hanya tersenyum namun matanya masih saja melirik ke arah Sabrina. Hal itu pun di ketahui oleh Darius dan 2 orang teman lainnya yaitu Johan dan Andrea.

" Tenang, dia gak bakal lari kemana-mana kok. Besok dia masih ada tour sama aku, jadi kamu masih bisa ketemu sama dia. " kata Darius

" Hahaha, lagian kamu ngapain lihatnya sampe kayak gitu? Naksir? Anita mau dikemanain? " ujar Andrea

" Dia, auranya kayak beda gitu, namanya siapa sih? " tanya Alex

" Sabrina, dia satu kamar sama sepupu ku dia yang rambutnya potong wolfcut itu " jawab Johan

" Sabrina, Sabrina, okey... aku ingat nama itu. Besok kamu perhatikan dia lebih lagi ya " kata Alex

Darius mengacungkan ibu jarinya. Alex terus saja melihat ke arah Sabrina sambil menikmati makan malamnya, menurut Alex dia itu cantik dan manis, juga seperti gampang bergaul dengan teman lainnya.

" Bro, Anita mau kesini tuh... " kata Johan

" Ah ****...! Nih orang ganggu aja, males banget aku ngeladenin dia. " ujar Alex

" Tapi ya mau gimana lagi, itu misi kamu kan buat nyari bukti soal kasus korupsi yang bikin Papa mu masuk penjara. "

" Iya sih, Jo. Haih, sst... sst... sst... bersikap biasa aja. " kata Alex

" Alex sayang, kamu kok makan malam gak nungguin aku. Aku kan mau makan malam sama kamu, Darius kamu minggir dong! " kata Anita

" Iya tuan Puteri... " jawab Darius yang segera menggeser duduknya

Makan malam selesai, Sabrina dan yang lainnya segera menuju ke kamar mereka masing-masing. Namun Irene meminta Sabrina untuk menemaninya ke kamar mandi yang ada di dekat kantin. Alex yang melihat Sabrina menuju kamar mandi pun mengajak temannya untuk merencanakan sesuatu, ia punya pikiran jahil untuk mengerjai Sabrina. Ia membuat suara aneh seperti orang batuk dan suara erangan harimau.

" Rin, itu suara apa Rin? Aku takut, mana perut masih mulas lagi " kata Irene

" Gak usah di dengerin, udah gak ada apa-apa. " kata Sabrina

Tiba-tiba lampu kamar mandi berkedip 3x, Irene pun teriak sekencang-kencangnya. Sabrina kembali menenangkan Irene yang ketakutan setengah mati,

" Hei, jangan iseng dong! kalo berani sini muncul di hadapan ku, jangan cuma isengin orang doang! ntar kalo lampunya rusak kamu tanggung jawab ya, jangan ngerepotin manusia mulu! " bentak Sabrina

" Sabrina, udah yuk kita keluar. Aku udah merinding nih... " kata Irene

Saat mereka hendak keluar dari kamar mandi, secara tak sengaja Sabrina melihat bayangan di balik tembok kamar mandi yang baru saja dipakai Sabrina dan Irene. Sabrina pun menyuruh Irene untuk mengambil air, diam-diam Sabrina mendekati sosok bayangan itu. Kemudian...

BYUURRR...!!!!

Sabrina menyiramkan air itu ke sosok bayangan tadi yang ternyata itu adalah bayangan Alex dan teman lainnya. Sabrina yang terkejut melihat Alex pun langsung mundur secara perlahan dan lari tunggang langgang menaiki tangga menuju asrama dan meninggalkan Irene sendirian di bawah.

" Ya Tuhan... hah, hah, hah... " ucap Sabrina terengah-engah

" Kenapa kamu? abis liat setan? " tanya Jesica

" Bukan setan tapi rajanya setan... " jawab Sabrina

" Hmm? ada-ada aja kamu. Btw, bukannya kamu tadi sama Irene ya? orangnya kemana sekarang? " tanya Jesica

" Ah, Irene? Oh iya, Irene ketinggalan di bawah. Mampus aku, bentar ya aku jemput Irene. Jangan dikunci pintunya...! " ujar Sabrina yang kembali berlari turun kebawah.

Sesampainya di bawah, Sabrina mengecek lokasi terlebih dahulu untuk memastikan apakah masih ada Alex dan kawan-kawan atau mereka sudah pergi. Setelah dirasa aman, Sabrina mencari Irene yang ternyata dia kembali masuk ke kamar mandi dan bersembunyi sambil menangis ketakutan. Sabrina yang merasa bersalah pun langsung memeluk dan meminta maaf, kemudian mereka berdua kembali ke asrama bersama.

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

hadir thor
masih nyimak

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!