Bab 4 Wanita Pembawa Sial

Keesokan harinya....

Seperti biasa, Violet dan Pelangi sudah bersiap-siap untuk melamar pekerjaan keduanya tampak menghela nafasnya, sungguh sangat melelahkan bagi mereka setiap hari mencari pekerjaan tapi belum ada satu pun pekerjaan yang mereka dapatkan.

"Semangat!" teriak keduanya sembari mengepalkan tangan.

"Vio, hari ini aku mau melamar ke sebuah bengkel mobil besar kebetulan aku lihat di sana lagi membutuhkan karyawan baru," seru Pelangi.

"Aku mau ke kawasan industri, berarti kita berlawanan arah dong? Bagaimana ini?" sahut Violet.

"Berarti salah satu dari kita harus ada yang naik ojol dong," seru Pelangi.

"Kamu aja yang naik ojol, biar aku pakai motornya," seru Violet.

"Lah, kemarin kan kamu yang sudah pakai motor, berarti hari ini giliran aku dong yang pakai motor," keluh Pelangi.

"Bagaimana kalau kita suit saja, yang menang bawa motor dan yang kalah naik ojol," sahut Violet.

"Oke..."

"Kertas, batu, gunting....kertas, batu, gunting."

Kedua gadis itu saling suit dan tidak ada yang mau mengalah, hingga akhirnya pertarungan di pagi hari itu di menangkan oleh Pelangi.

"Yeayy,,aku yang menang, sini kuncinya," seru Pelangi dengan senyumannya.

Akhirnya dengan wajah cemberutnya, Violet pun memberikan kunci motor itu. Motor matic itu, mereka beli dengan patungan jadi mau tidak mau, memakainya pun bergiliran.

"Dadah Vio, jangan cemberut ya nanti pulang aku traktir mie ayam, oke."

Pelangi pun, langsung menancapkan gasnya dan meninggalkan kontrakan penuh kenangan itu.

Violet membuka dompetnya dan ternyata uangnya sudah sangat menipis.

"Astaga, kalau sekarang aku pakai ojol, bisa habis uangku dan gak bakalan makan selama dua hari, menyedihkan sekali sih," batin Violet.

Di saat Violet sedang merenungi nasibnya, tiba-tiba pintu kontrakan sebelah terbuka. Nata sudah siap dengan seragam ojolnya, Nata tidak melihat kalau Violet ada di situ, dia hanya fokus pada ponselnya.

Tapi di saat Nata mulai menaiki motornya, tanpa di duga Violet pun langsung naik juga di belakang.

"Astaga, ngapain kamu?" sentak Nata.

"Antarkan aku ke daerah kawasan industri, soalnya aku mau melamar pekerjaan," seru Violet.

"Tapi kan, seharusnya kamu pesan dulu lewat aplikasi."

"Kelamaan, sudah jangan banyak bicara anggap saja kamu ojek mandiri saja, tenang, nanti aku bayar kok."

Nata tidak mau adu mulut di pagi hari, akhirnya Nata pun mengikuti keinginan Violet. Nata melajukan motornya dengan kecepatan sedang, membuat Violet merasa kesal.

"Astaga Mas, ngebut sedikit bisa kan? Kalau jalannya kaya keong seperti ini, bisa-bisa pendaftarannya ditutup," kesal Violet.

"Ini juga sudah cepat, Vio."

"Cepat apanya, kaya keong begini."

"Si Vio bawel banget sih? Sudah tahu, aku ini baru pertama kali bawa motor, mobil aja si Boby yang bawa," batin Nata dengan kesalnya.

Hingga akhirnya, setengah jam kemudian Violet baru saja sampai di perusahaan itu. Violet segera berlari meninggalkan Nata, bahkan Violet sampai lupa membuka helmnya.

"Vio, itu helmnya!" teriak Nata.

Namun sayang, Violet tidak mendengar dan segera masuk ke dalam perusahaan itu.

"Ya ampun, ada ya, wanita seperti dia? Helmku dibawa, mana belum bayar lagi, bagaimana aku bisa cari consumen kalau begini caranya," gerutu Nata.

Akhirnya dengan terpaksa Nata pun hanya bisa diam dan menunggu Violet selesai.

Sementara itu, di dalam perusahaan semua orang tampak tertawa melihat penampilan Violet yang lupa membuka helmnya.

"Lah, kenapa semuanya tertawa ke arahku?" batin Violet.

Hingga akhirnya Violet melihat ke arah pintu kaca dan terlihat dia masih menggunakan helm.

"Allahuakbar, pantas saja mereka menertawakanku," batin Violet.

Violet pun segera melepas helmnya dengan senyuman canggungnya, kemudian Violet menghampiri meja reaepsionis.

"Mba, saya mau melamar pekerjaan," seru Violet.

"Maaf Mba, pendaftarannya sudah ditutup sepuluh menit yang lalu."

"Apa? Mba, bisakah Mba menerima lamaran saya? Saya sudah jauh-jauh datang ke sini," rengek Violet.

"Maaf Mba, tapi itu sudah menjadi peraturannya, bahkan tadi juga ada yang telat dan sekarang sudah pulang lagi."

Violet kembali lemas, lagi-lagi dia tidak beruntung hari ini. Akhirnya dengan langkah gontai, Violet pun langsung keluar.

Violet tampk lemas dan tidak bersemangat...

"Violet!" teriak Nata.

Violet tampak celingukan dan mengerutkan keningnya saat melihat Nata masih ada di sana.

"Loh, kok Mas Nata masih ada di sini?" tanya Violet dengan polosnya.

"Kamu pikir kenapa aku masih ada di sini?" kesal Nata dengan merebut helmnya.

"Hehehe...maaf Mas, tadi aku lupa melepas helmnya," sahut Violet cengengesan.

Nata pun kembali mengulurkan tangannya. "Mana ongkosnya?"

Violet kembali cengengesan. "Mas, barusan aku telat dan gak bisa masuk perusahaan ini gara-gara Mas Nata yang jalannya lelet kaya keong, jadi sebagai gantinya aku mau ngutang dulu," sahut Violet.

"Apa ngutang? Memangnya kamu pikir aku ini warung Ibu-ibu komplek yang biasa dihutangi? Gak bisa, cepetan bayar sekarang!" sentak Nata.

"Mas, tolonglah kasihanilah aku. Aku ini belum punya pekerjaan bahkan aku selalu gagal melamar pekerjaan jadi, belas kasihanilah aku," rengek Violet dengan puppy eyesnya.

Nata mengusap wajahnya dengan kasar, akhirnya Nata pun kembali memakai helmnya dan bersiap-siap untuk melanjutkan lagi ngojeknya.

"Tunggu Mas!"

"Ada apa lagi, Vio?" geram Nata.

"Ada satu perusahaan lagi yang harus aku datangi, di sana aku tinggal interview saja, bisakah Mas antarkan lagi aku ke sana?" rayu Violet.

"Tidak, aku ada costumer ini dan sekarang dia sedang menunggu," tolak Nata.

Nata kembali bersiap-siap hendak menarik gasnya tapi tiba-tiba Violet duduk selonjoran dan menangis kejer.

"Huawaaaa....Mas Nata jahat, tidak mau nolongin aku," seru Violet membuat semua orang yang lewat melihat ke arah Violet dan Nata.

Wajah Nata seketika memerah melihat kelakuan Violet, Nata turun dari atas motornya dan membekap mulut Violet.

"Kamu bisa diam tidak? Semua orang melihat ke arah kita, disangkanya aku sudah ngapa-ngapain kamu," kesal Nata.

Akhirnya dengan terpaksa Nata pun mau menuruti keinginan Violet.

"Oke, aku antar kamu tapi kamu janji harus berhenti menangis."

Violet menganggukan kepalanya, Nata pun menyerahkan helmnya kepada Violet. Seketika Violet tersenyum dan langsung kembali bersemangat dengan menaiki motor Nata, tapi berbeda dengan Nata yang merasa kesal atas kelakuan Violet itu.

Nata kembali menghentikan motornya di depan sebuah perusahaan yang berbeda, dan Violet langsung turun. Dia melepas helmnya tapi Violet sengaja membawa helmnya supaya Nata tidak pergi.

"Vio, helm aku jangan dibawa!" teriak Nata.

"Gak mau, nanti Mas Nata pergi lagi. Tunggu aku ya Mas, sebentar saja nanti bayarannya aku kasih lebih deh," sahut Violet dengan teriakan juga.

Violet pun dengan cepat berlari memasuki perusahaan itu, sedangkan Nata hanya bisa mengepalkan kedua tangannya.

"Kalau begini caranya, aku bukanya untung tapi malah rugi. Mimpi apa sih aku tadi malam, kenapa hari ini aku sial banget," geram Nata.

Nata benar-benar tidak habis pikir, kenapa harus dipertemukan dengan wanita yang menurutnya pembawa sial itu.

Terpopuler

Comments

Herlina Lina

Herlina Lina

apa violet jodohnya nata y

2024-03-27

1

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Critanya Lucu..mbanyol..Bikin Ngakak Thor.. Mampir aku Thor 🖐️

2023-05-13

1

Adila Ardani

Adila Ardani

bacanya sambil senyum "sendiri

2023-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!