Keesokan harinya...
Boby membawa Nata ke sebuah tempat, entah Boby mau membawanya ke mana.
"Bob, kamu mau bawa aku ke mana? Jangan bilang kamu mau menculik ku dan meminta tebusan kepada kedua orangtuaku," seru Nata.
Boby menoyor kepala Nata dengan gemasnya membuat Nata melotot.
"Berani sekali kamu bersikap kasar kepada Bos mu, mau aku pecat kamu!" bentak Nata.
"Yakin kamu mau memecat ku? Aku ini berlian untukmu, kamu bakalan sengsara kalau gak ada aku," sahut Boby.
"Sombong sekali kamu, memangnya kamu pikir aku tidak bisa berbuat apa-apa tanpamu, hei Boby Hutama, aku ini lulusan terbaik Universitas Harvard jangan sembarangan kalau ngomong, satu depakkan saja kamu bakalan jadi gelandangan," seru Nata dengan sombongnya.
Boby menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, membuat Nata kaget.
"Astaga Boby, kalau kita celaka bagaimana?" sentak Nata.
"Oke, kalau kamu bisa melakukan semuanya sendirian, aku bakalan mengundurkan diri sekarang juga," seru Boby.
Boby pun keluar dari dalam mobil Nata, dengan cepat Nata pun keluar dan mengejar Boby.
Nata menarik tangan Boby. "Bob, jangan ngambek lah, gitu aja ngambek buruan masuk mobil."
"Kamu selalu meremehkan ku, jadi lebih baik aku pergi saja."
"Astaga Boby, sensi amat sih. Oke aku minta maaf."
Tiba-tiba semua orang yang lewat di sana semuanya melihat ke arah Nata dan Boby dengan tatapan jijik membuat kedua pria tampan itu mengerutkan keningnya.
"Astaga, sayang sekali ya, padahal mereka tampan tapi kok kelakuannya kaya gitu?" celetuk salah satu wanita yang lewat.
"Iya, gak nyangka padahal wanita di dunia ini masih banyak," sahut temannya.
Nata dan Boby bingung dengan kata-kata wanita tadi, hingga akhirnya Nata sadar kalau saat ini dia sedang memegang tangan Boby.
Keduanya saling pandang satu sama lain, hingga seketika Nata melepaskan pegangan tangannya dan keduanya membenarkan jas yang dipakainya.
"Kamu sih ngapain pakai pegang-pegang tanganku, jadi mereka kan mengira kita kaum pelangi," ketus Boby.
"Kamu juga ngapain pergi-pergi segala, buruan masuk mobil."
Nata dan Boby pun segera masuk ke dalam mobil, mereka tidak mau sampai semua orang menganggapnya sebagai pria-pria tidak normal.
Beberapa saat kemudian, Boby pun menghentikan mobilnya di depan sebuah kontrakan kecil.
"Ngapain berhenti di sini?" tanya Nata.
"Mulai sekarang kamu tinggal di sini."
"Apa? Kamu jangan bercanda Boby, kamu mau aku pecat!" sentak Nata.
"Astaga, kalau mau pura-pura miskin itu jangan tanggung-tanggung harus all out. Masa driver ojeg online mau tinggal di apartemen, sama saja bohong dong," sahut Boby.
"Terus kalau mau makan bagaimana? Mau cuci baju bagaimana? Bersihkan kontrakan itu bagaimana? Aku kan gak bisa tinggal di tempat yang kotor dan banyak debu," keluh Nata.
"Mau makan masak sendiri, mau cuci baju cuci sendiri, mau kontrakan bersih sapu dan pel sendiri," sahut Boby.
"Allahuakbar Boby, ogah mana bisa aku melakukan semua itu, pokoknya aku gak mau tahu, kamu carikan ART untukku," kesal Nata.
Boby menepuk jidatnya sendiri menghadapi orang yang dari kecil sudah bergelimang harta itu.
"Nata-nata, lama-lama aku bejek-bejek juga wajahmu. Bikin kesal aja, katanya mau cari wanita yang bisa nerima kamu apa adanya, ya kamu harus berkorban dong nanti dari sana kita bisa lihat, kalau seorang driver ojeg online dengan tinggal di kontrakan, masih ada yang mau gak sama kamu," geram Boby.
"Ya, pasti masih banyak yang mengantrilah, secara wajahku kan tampan," sahut Nata dengan bangganya.
"Wajah tampan tidak akan menjamin Nata, buktinya banyak kok wanita yang nikah sama aki-aki, berarti yang dicari wanita itu bukan wajah tampannya tapi duitnya. Sudah buruan turun, aku sudah menyiapkan semuanya," seru Boby.
Nata pun akhirnya dengan terpaksa turun dari dalam mobil sportnya, untung saja saat itu jam kerja jadi kontrakan sepi karena penghuninya pada pergi bekerja.
Boby membawa tas dan membukakan kontrakan yang dia sewa untuk Nata.
"Silakan masuk."
Nata memperhatikan setiap sudut ruangan kontrakan sepetak itu, bahkan karena badannya yang tinggi, Nata harus menundukkan kepala saat masuk ke dalam rumah.
"Kamu gak salah Bob, nyariin tempat tinggal untukku? Bahkan aku harus menunduk saat masuk ke dalam rumah, tidak bisakah kamu mencarikan satu rumah saja untuk aku tempati?" keluh Nata.
"Sudah jangan banyak protes, aku sudah belikan kasur dan peralatan mandi, jadi kamu tidak usah khawatir. Aku juga sudah belikan kulkas supaya kamu tidak kesusahan."
Nata melihat kamarnya, dan terlihat kasur yang hanya cukup untuk satu orang saja. Lalu Nata mencoba merebahkan tubuhnya di atas kasur itu, dan ternyata kakinya tampak menggantung.
"Astaga Boby, lihatlah kedua kakiku menggantung, bisa-bisa kakiku pegal kalau tidur seperti ini."
Nata terus saja mengeluh membuat Boby merasa sangat kesal.
"Ini pakaianmu," seru Boby.
Nata bangkit dan segera membuka isi tas itu, Nata mengeluarkan semua isinya dan Nata mulai melihat-lihat baju dan celana yang dibawa oleh Boby.
"Bob, ini baju 100 ribu dapat tiga potong kamu gila ya? Badanku bisa gatal-gatal kalau pakai baju murah."
"Kalau gatal, garuk saja gampang, kan," sahut Boby cuek.
"Ishh..ishh..ishh..kamu memang menyebalkan."
Tidak lama kemudian, ada sebuah mobil yang mengangkut motor.
"Itu pasti motornya," seru Boby.
Boby pun keluar disusul oleh Nata...
"Pak, tolong turunkan motornya," seru Boby.
"Baik."
Sebuah motor matic diturunkan dari atas mobil.
"Pak, tolong tanda tangani di sini."
Boby pun dengan cepat menandatanganinya, orang yang mengantarkan motor untuk Nata akhirnya meninggalkan kontrakan itu.
"Ini kunci motornya, ini ponsel untuk menerima pesanan jangan pakai ponsel kamu, karena semua orang akan curiga kalau kamu pakai ponsel mahal. Ya sudah, kalau begitu aku kembali ke kantor, kerja yang rajin dan semoga kamu segera mendapatkan wanita yang mencintai kamu apa adanya," seru Boby dengan menepuk pundak Nata.
"Jaga kantor, awas kalau kamu sampai membuat masalah di kantor sehingga perusahaan ku mengalami kerugian," ancam Nata.
"Kamu meragukan kemampuanku? Kamu tidak usah memikirkan kantor, kantor biar jadi urusanku, lebih baik sekarang kamu mempersiapkan diri untuk kehidupanmu selama menjadi orang miskin," ledek Boby.
"Sialan kamu."
Boby pun segera masuk ke dalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya menuju kantor, sedangkan Nata mengotak-ngatik ponselnya untuk memesan semua kebutuhannya selama tinggal di kontrakan kecil itu.
Nata merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang kecil itu, tatapannya lurus ke langit-langit kamar.
"Bahkan kamar mandi ku lebih besar dari kontrakan ini, sungguh malang nasib orang-orang yang kehidupannya kurang beruntung dan harus tinggal di tempat seperti ini," gumam Nata.
Mata Nata mulai sayu, hingga perlahan matanya pun mulai menutup dan Nata akhirnya memejamkan matanya dan masuk ke alam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Herlina Lina
smoga nata betah jd kang ojol
2024-03-27
1
☠☀💦Adnda🌽💫
aku mau naik ojolnya klo ojolnya ky babang nata 🤭😜
2022-12-27
1
kayla azzahra
selamat b'juang bang nata...
next kak, semangat... 🥳🥳🥳🥳🥳
2022-12-26
1