Zea sudah kembali dari rumah orang tuanya, sebenarnya dia ingin menginap, hanya saja sang mama melarangnya karena kini Zea telah memiliki suami. Seperti malam-malam sebelumnya, Zea akan menunggu Sam pulang, gadis itu duduk di sofa yang berada di kamar sambil memainkan ponselnya, menyelancari dunia maya yang menghilangkan sedikit rasa bosannya.
Zea mendekatkan ponselnya, saat dia tak sengaja melihat foto Sam bersama Felisya, keduanya terlihat sedang makan malam bersama di restoran milik keluarga Sam. Karena penasaran, Zea mengintip akun media sosial milik dosen cantik itu, seketika Zea merasakan sesak di dadanya saat mendapati beberapa foto yang baru unggah hari ini, satu di antaranya mereka berada di dalam bioskop.
“Jadi kau sibuk karena pergi bersama dia?” ucap Zea seorang diri, gadis itu hanya bisa menangis, meratapi kisah cintanya yang memilukan.
Zea cepat-cepat menghapus air matanya saat dia mendengar mobil Sam terparkir di halaman rumah mereka, Zea lalu beranjak dari duduknya, sebelum menyambut Sam, dia membenahi penampilannya agar tidak terlihat berantakan.
“Uncle baru pulang?” tanyanya dengan ramah begitu Sam masuk ke dalam rumah.
“Hem,” seperti biasa, jawabannya selalu singkat.
“Uncle sudah makan?”
“Sudah!”
Zea hanya bisa menghela nafas panjang, melihat baju yang di pakai Sam cukup membuatnya mengerti, jika Sam memang pergi bersama Felisya sepanjang hari ini. Namun Zea belum menyerah, gadis itu mengejar Sam ke kamarnya.
“Uncle, Rama ingin bertemu uncle. Kapan uncle punya waktu?”
Sam melepas jam tangannya, pria itu lalu duduk sambil menatap wajah istrinya yang terlihat sembab. Ada rasa bersalah di hati, namun Sam juga tak bisa membohongi dirinya jika dia tak menerima Zea sebagai istrinya. “Lain kali, aku sangat sibuk.”
“Sibuk ya? Hem, oke, nanti Zea akan bilang sama Rama. Oh ya, apa yang uncle lakukan hari ini?” Zea bertanya seolah-olah dia tak mengetahui apapun, dia hanya ingin mendengar jawaban suaminya.
“Mengurus restoran.”
Zea tersenyum, namun sorot matanya mengatakan jika dia terluka. “Oh di restoran. Ya sudah, selamat malam uncle,” Zea keluar dari kamar suaminya dengan perasaan berkecamuk. Marah, kecewa, sedih bercampur menjadi satu, namun Zea tak bisa melakukan apa pun karena dia tidak ingin kehilangan Sam. Terdengar bodoh memang, namun begitulah Zea, baginya Sam adalah dunianya. Tak mengapa sekarang Sam acuh padanya, Zea hanya bisa berdoa, perlahan Sam akan menerimanya sebagai seorang istri.
.
.
Matahari begitu terik siang ini, Rama sengaja datang ke kampus Zea karena ingin menjemput saudari kembarnya itu, sebelum kembali ke Amerika, dia ingin menghabiskan waktu bersama Zea.
Rama sengaja datang lebih awal, dia ingin berkeliling di kampus tersebut. Saat lewat di depan kantin, Rama tak sengaja melihat Sam sedang makan siang bersama Felisya. Rama mengamati dari jauh, sebagai seorang pria, Rama bisa melihat jelas jika Sam menyukai wanita yang duduk di hadapannya.
“Uncle,” sapa Rama dengan ramah, pria itu memang sengaja menghampiri Sam. Seperti dugaannya, Sam begitu terkejut melihat kedatangan Rama.
“Ra-rama,” Sam terlihat gugup.
“Boleh aku gabung?” tanya Rama seraya menatap Sam dan Felisya secara bergantian.
“Tentu saja,” Felisya menjawabnya dengan ramah.
“Sam, dia siapa?”
“Keponakanku,” jawab Sam dengan sebuah senyum terpaksa, wajahnya terlihat tegang seperti maling yang tertangkap mencuri.
“Oh, kenapa wajahnya tidak asing ya,” Felisya memperhatikan Rama dengan seksama. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”
“Sepertinya belum!”
“Kenapa wajahmu tidak asing ya?”
“Mungkin yang ada temui adalah kembaran saya, namanya Zea, dia mahasiswi di kampus ini.”
“Ah ya, Zea. Gadis cantik itu. Pantas saja wajahmu terlihat familiar!”
“Kapan kau kembali ke Amerika?” sela Sam masih dengan wajah panik.
“Seminggu lagi. Oh ya, kenapa uncle kemarin tidak datang ke rumah, Zea sen...”
“Uncle sangat sibuk,” potong Sam dengan cepat sebelum Rama mengatakan yang tak seharusnya dia katakan.
“Kamu tinggal di Amerika?” Felisya kembali bertanya, selain cantik, wanita itu juga sangat ramah, pantas saja kalau Sam menyukainya.
“Ya, saya kuliah di sana!”
“Benarkah? Di mana, jurusan apa yang kamu ambil?”
“Kedokteran di Johns Hopkins University!”
“Oh waow, kau sangat hebat.”
“Terima kasih pujiannya.”
Rama meraih ponselnya, dia mendapat pesan dari Zea jika gadis itu sudah menunggunya.
“Saya duluan, Zea sudah menunggu!”
Rama lalu meninggalkan kantin dan menemui Zea yang sudah menunggunya di taman.
“Kenapa lama sekali Ram, aku sampai kepanasan,” rengek Zea dengan wajah memerah, sepertinya dia memang kepanasan.
“Aku nyasar,” jawab Rama bohong.
“Jangan menipuku. Pria genius sepertimu tidak mungkin nyasar. Kau pasti berkeliling mencari gadis cantik kan?” terka Zea sambil tersenyum.
“Sudah, ayo kita pulang!”
Di perjalanan pulang, Rama dan Zea bertukar cerita, berbagi kisah yang mereka lewati saat mereka harus berpisah. Zea begitu bersemangat saat menceritakan bagaimana dia berhasil masuk kampus favorit. Meski tak genius seperti Rama, namun Zea juga memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Zea juga menceritakan tentang Sam, saat menyebut nama pria itu, matanya begitu berbinar.
“Kau sangat mencintainya?” tanya Rama setelah Zea menyelesaikan ceritanya.
"Hem," Zea bergumam seraya menganggukan kepala.
"Kau tidak takut terluka? Kau tau, uncle Sam hanya menganggapmu sebagai keponakan?"
"Aku tau, dan aku akan baik-baik saja selamaa dia menjadi milikku Ram."
"Aku harap kau tidak menyesal!"
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Lee
Duh..q gemes sma Sam...emg samprul kamu sam.. knapa Rama gk bilang aja biar si feli tahu
2022-12-20
0
meli meilia
mel yg ngerasa nyesal..hikss..
2022-12-19
0