Chapter 5

Keesokan harinya, seperti biasa Luna sudah berada di kantin sekolah sebelum bel masuk tiba. Ia sengaja datang pagi-pagi sekali karena malas mendengar ceramah dari Ayahnya yang mengatakan kalau dirinya harus berubah.

Berubah menjadi gadis penurut dan tidak seenaknya sendiri, karena sebentar lagi dia akan segera menikah.

Brak!

Terdengar suara gebrakan meja tepat di depan Luna, siapa lagi pelakunya kalau bukan Zelin sahabatnya yang datang bersama Aldo.

Luna sama sekali tak bergeming dan mengacuhkan mereka berdua.

"Apa ada masalah?" tanya Aldo duduk di depan Luna, ia mengusap pipi gadis itu yang terlihat kusut tak bersemangat.

Luna menggeleng dan menghabiskan sisa bubur ayam yang baru saja ia pesan. "Bisa nggak kalau makan itu jangan belepotan gini.'' Aldo mengusap sisa makanan yang ada di sudut bibir Luna dan memberikan satu botol air mineral.

"Jadi berasa seperti obat nyamuk deh.'' gerutu Zelin melihat kedekatan Luna dan Aldo.

Sejak dulu Aldo memang menyukai Luna, hanya saja dia tidak mau merusak persahabatan mereka hanya karena cinta.

"Thanks.''

Luna beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan mereka berdua. Aldo dan Zelin saling menatap sesaat sebelum keduanya mengikuti langkah kaki Luna yang menuju ke roof top.

"Seharusnya aku bahagia bukan, kenapa malah jadi sedih begini sih." Luna menghapus butiran bening yang mulai mengalir dari sudut matanya.

Bohong jika ia mengatakan kalau dirinya baik-baik saja.

Luna bukan gadis kuat yang bisa menahan semuanya sendirian. Tidak ada pundak untuknya bersandar dan mencurahkan semua keluh kesahnya.

Luna menarik nafas panjang lalu menoleh kebelakang saat mendengar seseorang menutup pintu roof top dan menguncinya.

"Bapak ngapain disini?" tanya Luna heran.

"Kamu berisik, membuat tidur saya terganggu!"

Luna menautkan kedua alisnya. Bukankah saat dia naik keatas tidak ada siapapun?

Devan berjalan mendekati Luna dan menarik tangan gadis itu agar duduk. Dengan cepat ia meletakkan kepala nya di atas paha Luna, menatap langit dan memejamkan matanya.

"Apa yang Bapak lakukan--" Devan membungkam bibir Luna dengan jari telunjuknya dan meminta agar gadis itu diam.

"Masih ada waktu sepuluh menit lagi, jadi biarkan begini sebentar.'' ucap Devan melipat kedua tangan di bawah dada dan tidur.

Luna hanya bisa pasrah dengan sikap Devan yang berubah aneh.

Berbeda dengan Devan saat berada di depan kelas dan juga Devan yang berada di Club malam itu.

Sepuluh menit berlalu, Devan membuka matanya. Ia melihat Luna yang ternyata juga tertidur bersamanya. Gadis itu terlihat kelelahan.

Apa semalaman dia tidak tidur sama sekali pikirnya.

Devan melepas jaketnya untuk menutupi tubuh Luna dan meninggalkannya.

Saat membuka pintu, Aldo dan Zelin sudah berada di hadapan Devan. Ya, mereka sempat melihat apa yang Gurunya tersebut lakukan pada Luna.

Aldo berpapasan dengan Devan sebelum pria itu berlalu dari sana. Keduanya saling melempar tatapan tajam dan sengit.

"Apa sebaiknya kita bangunkan Luna? Sekarang jam pelajaran Guru killer itu kan." ucap Zelin khawatir.

Aldo mengangguk dan membangunkan Luna perlahan. Namun gadis itu sama sekali tidak merespon.

"Kamu kembali saja ke kelas Zel, biar aku yang menjaga Luna. Aku akan membawanya ke ruang kesehatan nanti."

"Bagaimana dengan pak Devan? Kamu siap menerima hukumannya Al?"

Aldo mengangguk dan membawa Luna ke ruang kesehatan. Sedangkan Zelin memilih masuk ke dalam kelas dan menyalin catatan untuk sahabatnya yang membolos.

*

*

*

Jam pelajaran sekolah telah usai. Dan selama hampir seharian penuh Luna tidak mengikuti mata pelajaran sama sekali. Sedangkan Aldo dengan setia menjaga Luna.

Saat petugas kesehatan bertanya, dia mengatakan kalau Luna sedang datang bulan dan perlu istirahat.

Luna tertawa mendengar cerita Aldo. Tanpa ia sadari sejak tadi ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari kejauhan.

"Bodoh! Kamu bisa bohongin petugas kesehatan tapi tidak dengan pak Devan." ucap Luna seraya menepuk pundak Aldo.

"Paling juga di suruh lari keliling lapangan dua puluh kali putaran." ujar Aldo penuh percaya diri karena ia yakin Devan tidak akan berani menghukumnya.

Namun kesombongan Aldo menciut saat mendengar suara bariton menggema di ruangan yang terlihat sepi itu.

"Tiga puluh kali putaran sekarang!" perintah Devan tegas.

"Tapi Pak, ini sudah bukan jam sekolah...."

"Sekarang Aldo Alexander!" ulang Devan dengan nada penuh penekanan. Mau tidak mau Aldo segera melaksanakan hukuman yang diberikan oleh Devan, yang tak lain adalah kakak kandungnya.

'Aldo Alexander? Tidak mungkin kan mereka berdua bersaudara? Kenapa aku baru tahu nama belakang Aldo, padahal kami sudah berteman lama'

Luna memalingkan wajahnya saat Devan mendekatinya. "Jangan pacaran di jam pelajaran saya Luna. Karena saya tidak suka!"

"Uhuk..." Luna tersedak saat air yang ia teguk tidak jadi melewati tenggorokannya dan muncrat ke wajah Devan.

'Shiit!' umpat Devan dalam hati seraya membersihkan wajahnya yang terkena air.

"Pacaran?!" pekik Luna yang terlihat bingung. "Saya saya sama Aldo hanya berteman Pak tidak lebih.''

"Saya tidak peduli kalian pacaran atau tidak! Kalau besok di jam pelajaran saya kalian bolos lagi maka...bersiaplah untuk di skors" ancam Devan.

'Dasar pria menyebalkan, berani nya main belakang' gerutu Luna dalam hati, ia mulai kesal dengan sikap Devan yang sebentar hangat dan sebentar dingin.

"Iya Pak iya, saya janji." ucap Luna mengangkat jari tangannya membentuk huruf v.

"Sekarang ikut saya, kita pulang. Ibumu mengatakan kalau dia sudah menunggu di butik milik Vienna."

"Besok bisa nggak Pak? Hari ini saya ada janji mau nonton sama Aldo."

"Tidak boleh!" lirih Devan merasa kesal saat mendengar Luna yang akan meminta ijinnya untuk pergi bersama pria lain.

"Apa Bapak mengatakan sesuatu?"

"Lupakan, kita pergi sekarang."

Devan menarik pergelangan tangan Luna, mengajak gadis itu turun dari roof top dan menuju tempat parkir. Lalu pergi ke butik menemui Clarissa, calon Ibu mertuanya.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Si Aldo adik Pak Devan tho...
selamat bersaing Do...

2024-07-21

0

Nirwati Mapparessa

Nirwati Mapparessa

hufff seru nih rival ma kk kandung

2023-08-19

0

Rafanda 2018

Rafanda 2018

klo sahabat boleh ya pegang2 pipi ma bibir,,,,,emang ruang kesehatan di rooftop ya tor,,,

2023-02-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!