"Diam,dan jangan banyak bicara"teriaknya menampar wajah Caca.
Caca hanya bisa menahan rasa sakit,ini kali ke 2 nya iya harus merasakan sakit pada pipinya.
Arnold mencengkeram mulut Caca dengan kasar mengangkat wajah Caca melihat wajahnya yang penuh dengan Amarah.
"Jangan pernah berharap aku akan membiarkanmu pergi dari dariku"teriaknya marah di depan wajah Caca , memperlihatkan wajah Arnold yang memerah akibat marah.
"Kau pikir aku akan takut padamu"ucapnya kesal dengan dengan tatapan mata tajamnya Arnold.
"Berhenti"pekik Arnold
Ethan langsung memberhentikan mobilnya.
Caca yang kagett karena ngerem tiba-tiba, karena sekali saja Arnold memerintah kan mereka langsung patuh dengan perkataan Arnold Caca merasakan ketakutan yang luar biasa.
Ethan yang melihat kode dari Arnold langsung menurunkan kaca mobilnya.
Arnold mengeluarkan pistol dan mengarahkan ke langit lalu menembakannya.
Dorrr...
suara tembakan yang begitu keras, membuat Caca ketakutan,tubuh Caca menjadi gemetaran rasanya jantungnya berdegup kencang badannya merasa panas dingin Caca tidak mampu lagi untuk berkata-kata.
Berbeda dengan Caca,Ethan sudah biasa dengan yang di lakukan oleh Arnold, Arnold bahkan tidak segan-segan untuk menghabisi nyawa Seseorang menyiksanya bahkan sampai membantai nyawa Seseorang,namun yang membuat Etha heran kenapa tuanya itu tidak menembaknya dan mengapa malah menembak ke langit itu tidak pernah terjadi sebelumnya jika Ethan sudah memegang pistolnya di pastikan nyawa orang tersebut tidak dapat di selamatkan.
Arnold yang melihat wajah Caca yang begitu pucat,tubuh Caca yang gemataran,terdapat air mata yang keluar dari ujung mata.
"Astaga apa yang aku lakukan"Arnold yang terbawa emosi hampir saja ingin membunuhnya.
Ethan kembali mengemudikan mobil
Sepanjang perjalanan Caca tidak berbicara sama sekali dia hanya meratapi nasibnya.
"Kenapa aku harus bertemu dengan pria kasar dan kejam Sepertinya"
"Ya tuhan Apa kau tidak kasihan kepada ku, kenapa aku tidak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang khusus untuk ku"batinnya.
Akhirnya mereka tiba di Mension yang sangat mewah, terdapat pagar-pagar yang sangat tinggi yang begitu luas.
Di depan gerbang terdapat 2 orang laki-laki yang bertubuh kekar dan berotot mereka membukakan gerbang tersebut karena pemilik mension tersebut kembali.
Tidak lupa Ethan langsung membukakan pintu mobil untuk Arnold dan juga Caca.
Caca melihat rumah yang begitu besar dan juga sangat mewah.
"Ayo cepat turun"ucap Arnold dengan sorot mata tajam.
Caca yang ketakutan dengan kejadian di perjalanan.
Langsung buru-buru turun dia tidak mau Arnold marah kepadanya dan memperlakukan dia kasar seperti tadi.
"Ayok cepat turun"pekik anak buah Arnold sambil menyeret ke luar dari mobil.
"Tidak mau lepaskan aku"
Pria itu memaksa untuk ikut dengannya dan menghadap ke pada tuanya.
"Maaf tuan kami harus Apakan wanita ini"ucapnya
"Bawa dia ke ruang tahanan"
Caca yang melihat seseorang wanita yang tangannya di ikat dan wajahnya di tutupin dengan kain hitam, sedang di tarik paksa oleh anak buah Arnold, terdapat luka lebam di bagian tubuh wanita itu.
"Apakah wanita ini sama seperti ku?"Caca yang bertanya-tanya apakah nasib dia sama akan di bawa ke ruang tahanan lalu di bunuh.
Mendengar perkataan Arnold bahwa dia akan di bawa ke ruang tahanan, wanita itu berjongkok dan meminta maaf memohon ampunan ke pada Arnold agar mau melepaskannya.
"Tolong maafkan aku"ujar wanita itu sambil menagis
"Aku bebar-benar tidak segaja menumpahkannya" hiksss
"Aku tidak tahu bahwa kau pria yang tidak suka di goda dengan wanita seperti ku"
Wanita itu terus memohon kepada Arnold supaya Arnold mau memaafkan dirinya dan membebaskannya.
Ethan langsung membuang kain hitam yang menutupi wajah wanita itu.
Seketika Caca kagett dengan apa yang dia lihat ternyata wanita itu adalah.
"Kak Rere"ucap Caca yang kagett lalu berjongkok,dia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi bisa-bisanya pria ini kejam terhadap wanita.
"Caca, Kenapa kamu bisa ada di sini apa mereka menyakitimu"Rere juga kaget dengan keberadaan Caca,apa Caca melakukan kesalahan sama seperti yang dia lakukan.
"Ada apa dengan bibirmu kenapa berdarah,dan kenapa pipimu menjadi merah begini"Rere yang khawatir dengan keadaan Caca karena saat mereka bersama wajah Caca nampak baik-baik saja.
"Aku tidak kenapa-kenapa,kak kakak kenapa bisa sampai disini?"tanya Caca yang penasaran kenapa Rere juga bisa di bawa kemari.
Arnold langsung menarik tangan Caca
"Lepaskan sakitt"ujar Caca yang kesakitan karena Arnold menarik tangannya kuat sekali.
Namun Arnold tidak memperdulikan perkataan Caca dia terus berjalan masuk sambil menarik Dengan kasar tangan Caca.
"Kau memang kejam"ujar Caca sambil berusaha untuk melepaskan tangannya dari tangan Arnold.
Caca langsung duduk di lantai karena dia tidak mau ikut dengan Arnold.
Melihat itu Arnold langsung berjongkok dan mengangkat tubuh mungil Caca ke atas pundaknya dan membawanya.
Caca memberontak meminta agar Arnold menurunkannya, Arnold menaiki tangga menuju lantai atas.
"Lepaskan aku! dasar pria kejam"teriaknya marah-marah memukul punggung Arnold dengan sekuat tenaga yang ia punya.
Tapi Arnold nampak biasa saja dia sama sekali tidak merasa kesakitan Arnold membawa Caca ke kamarnya, membanting tubuh Caca ke tempat tidur.
Brungkk....
Dengan bersamaan Arnold memegang kedua tangan caca menahannya agar tidak bangun dari tempat tidur.
Arnold mendekatkan wajahnya yang sudah memerah karena marah menatap caca yang memalingkan wajahnya tidak mau melihat ke wajah Arnold.
Arnold mencengkeram pipi Caca memalingkan wajahnya agar melihat ke arahnya,Caca berusaha mendorong tubuh Arnold namun karena Tenaga yang ia miliki tidak sebanding dengan tenaga yang Arnold punya.
"Lepaskan aku sakitt"jeritnya
Hikksss....
"Kau kasar sekali,aku tidak suka kepadamu"dengan air mata yang keluar dari matanya
Sontak Arnold langsung melepaskan tangannya bangun dari tempat tidur sambil megusap wajanya.
"Lagi-lagi aku meyakitinya"dia pergi meninggalkan kamar caca dan mengunci kamarnya, dengan rasa bersalah sebenarnya dia tidak ingin kasar kepadanya.
Caca terbaring di atas tempat tidur ia menagis sejadi jadinya.
Hikksss...
Ia bangun dari tempat tidur menghampiri pintu kamar sambil mengedor-gedornya dengan keras.
"Buka pintunya"teriaknya dengan kedua tangan megedor-gedor pintu.
"Keluarkan aku dari sini"
"Aku tidak tinggal di tempat ini"merasa lelah dengan usaha yang dilakukannya karena sama sekali tidak ada jawaban dari seseorang ia duduk di dekat pintu.
"Ayah tolong selamatkan Caca dari pria kejam itu"
"Kenapa aku harus bertemu dengannya,bibik tolong Caca,paman kapan paman pulang.
Siapapun tolong bawa aku pulang aku tidak mau tinggal di sini.
"Aku ingin pulang"pulang teriaknya
Caca menegok ke tembok melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 03:00 malam.
Setelah lama Caca menagis meminta pertolongan supaya bisa keluar dari kamar itu Caca merasa megantuk Caca tertidur di lantai.
Malam kini telah berlalu matahari telah terbit hari telah berganti semua orang melakukan aktivitas seperti biasanya,kini Caca harus menjalani kehidupannya yang jauh berbeda dengan kehidupannya yang dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments