“Kirain kejutan apaan? Eh Pak Dulap yang dateng,” celetuk Mizzy.
Teo dan Tiara langsung menatap kearah putrinya itu. “Zy, jangan begitu. Bicara yang sopan,” bisik Mommy-nya.
“Tunggu-tunggu, tadi kamu panggil Om apa, Zy?” tanya Ken.
“Pak Dulap,” jawab Mizzy.
“Apa itu Dulap?” tanya orang tuanya serta Oma dan Opa-nya serentak.
“Pak Duda Lapuk!” jawab Zy, lalu ia berlari dari sana.
“Mizzy ... ” teriak Ken. Ken langsung mengejar keponakannya.
Sementara Tiara, Teo dan orang tuanya terlihat tertawa.
“Ampun, Om Ken ... ” teriak Mizzy, terus berlari menghindari Ken yang terus mengejarnya itu.
“Tidak ada ampun untuk kali ini! Kamu nakal Mizzy, enak saja Om-mu yang tampan ini di bilang Duda lapuk.”
“Itu kenyataannya Om, Om emang Duda lapuk, buktinya saja sejak Mizzy berojol dan sampe sekarang Om masih belum laku juga,” ejeknya sambil tertawa.
“Hah dapat kau sekarang!” Ken berhasil menangkap keponakan itu. Dipeluknya Mizzy dari belakang.
“Ampun Om, ampun, iya-iya deh, maaf ... Pap, Mom, Oma, Opa tolong ... ” teriak Mizzy sambil menahan geli, karena Ken mengeletikinya.
“Gak ada ampun ya, kamu nakal!” Ken terus menggelitik keponakannya itu, sampai napas Mizzy ngos-ngosan.
“Ken, udah kasian Zy,” pinta Opa Smith.
Ken pun melepaskan pelukannya pada Mizzy.
lalu membalikkan badannya gadis itu agar menghadap kearahnya.
Ken sangat menyanyinya keponakannya itu, bahkan sudah menganggap Mizzy seperti anaknya sendiri, selain itu Ken juga ikut serta pernah membantu mengurus keponakan itu dulu, saat Mizzy masih bersekolah di taman kanak-kanak.
Setalah Mizzy masuk ke sekolah dasar, Ken sudah jarang, kerena ia memutuskan untuk pindah keluar negeri mengusir bisnis keluarga Smith di sana.
Satu tahun sekali Ken pulang, mereka hanya berkomunikasi lewat sambungan telepon atau video call saja selama ini.
Dan tak terasa kini keponakan kecilnya itu, sudah besar, sudah menjelma menjadi gadis yang cantik jelita.
Tapi setalah Mizzy masuk sekolah menengah atas, hubungan mereka mulai renggang, tidak sedekat dulu, selain Mizzy yang merasa Ken itu sangat overprotektif padanya sama seperti Papi-nya, mereka juga sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan kepulangan Ken kali ini.
Karena kesibukannya pula, Ken baru bisa pulang setalah tiga tahun, tidak seperti biasanya.
Ken tersenyum pada Mizzy, ia mengusap rambut keponakan itu dengan lembut, membenarkan anak rambut Mizzy yang berantakan.
“Ternyata keponakan Om sekarang udah besar ya, cantik lagi,” puji Kendra pada Mizzy.
Gadis itu langsung tersenyum bangga, mendengar pujian dari Om-nya. Pada dasarnya Mizzy juga sangat menyanyinya Ken, akan tetapi kadang ia merasa kesal, merasa kalau Ken sangat menyebalkan.
“Iya dong, Mizzy gituloh,” sahutnya sambil menebas rambutnya itu.
Membuat semua orang yang menyaksikan sikap gadis itu terkekeh. Begitu juga dengan Ken, ia merasa gemas melihat tingkah keponakannya.
Tapi, wajah itu, senyuman itu, sikap sedikit angkuh dan tengil menggemaskan. Membuat Ken teringat pada seseorang, ia merasakan sosok yang sudah lama hilang itu, terasa kembali.
‘Kenapa dia mirip sekali sama kamu, Za,’ ucap Ken dalam hatinya.
Mizzy mengingatkan Ken pada mendiang istrinya, Zalleta. Istrinya yang sudah meninggal belasan tahun yang lalu, namun sampai detik ini tidak ada wanita yang bisa mengantikan posisi wanita itu di hatinya.
Itulah alasan mengapa pria bernama lengkap Kendra Mahesa itu masih sendiri, belum ada niat untuk mencari pengganti mendiang sang istri, jangankan niat, berpikir pun tidak pernah.
Tidak pernah sedikit pun Ken berpikir akan mencari pengganti Zalleta, tidak akan ada wanita yang bisa menggeser posisi wanita itu di hati Kendra.
Bahkan berulang kali kedua mertuanya yaitu Tuan Smith dan Nyonya Henzy meminta Ken untuk menikah lagi, namun Ken tidak pernah menanggapinya. Dengan alasan, dia belum siap untuk menikah lagi dan ingin fokus berbisnis. Alasan yang sangat klasik, tapi sayangnya kedua mertuanya itu tidak bisa memaksa Ken.
Walaupun dalam hati mereka merasa kasihan dengan Ken, selama belasan tahun hidup sendiri dalam kesepian.
Mizzy keheranan saat Om-nya itu terus menatapnya lekat, gadis itu pun meniup kearah wajah Ken, membuat Ken tersentak.
“Jangan lupa berkedip, Om!” celutuknya tanpa rasa bersalah sama sekali.
“Dasar kamu ini ada-ada saja.” Gemas Ken sambil menyebut hidung gadis itu.
“Udah yuk, kita makan dulu, makanannya udah siap tuh, kasian dari tadi nungguin pengen di santap,” ajak Tiara.
Mereka pun langsung mengangguk, dan menuju meja makan. Acara makan malam pun berlangsung dengan penuh canda tawa, suasana terlihat sangat hangat.
Ken juga bercerita, jika ia memang sudah berencana akan pulang dari jauh-jauh hari, ia sangat merindukan mendiang istrinya, berencana ingin berziarah ke tempat peristirahatan Zalleta dan kebetulan kemarin ia mendapatkan kabar dari Teo, jika Mizzy akan ikut dengannya, kuliah di sana.
“Jadi kapan kamu akan kembali, Ken?” tanya Teo.
“Lusa,” jawab Ken.
“Kok cepet banget sih Ken? Seminggulah minimal, kamu udah gak pulang selama 3 tahun loh, masa cuman sebentar di sini?” protes Mamah mertuanya.
“Banyak kerjaan Mah, Ken juga maunya lama, tapi ya gimana lagi, paling besok Ken mau ke makam Zalleta dulu, dan ada beberapa urusan juga di sini. Lusa Ken harus kembali kerana setelahnya ada acara juga di sana. Oh iya, Zy jadi ikut?”
“Jadi dong, Om,” sahut Mizzy dengan cepat, gadis itu terlihat sangat bersemangat.
“Kamu semangat amat Zy, Mommy sedih loh mau kamu tinggalin,” ujar Tiara, wajahnya dibuat sendu.
“Hehe ... ” putrinya itu tersenyum cengengesan. “Gak gitu maksudnya Mommy, Mommy jangan sedih dong, kan Zy di sana mau belajar, biar bisa menggapai cita-citanya Zy, Zy mau jadi Dokter yang hebat,” sambungannya.
“Iya-iya, tapi nanti di sana jangan nakal, nurut sama Om Ken ya, belajar yang bener, awas saja kalau macam-macam, Mommy akan suruh Om Ken buat paketin kamu ke sini pulang,” ancam Tiara sambil tertawa.
“Lah dikira Zy barang COD apa?”
Sontak yang lain tertawa melihatnya obrolan dua wanita beda generasi itu.
Ken kembali menatap Zy, diam-diam. Benar-benar sangat mirip dengan Zalleta.
‘Sayang, lihatlah keponakan kita sangat mirip denganmu, apakah kamu sangat menyayanginya sehingga kamu mewariskan segala yang ada padamu pada Mizzy. Za, aku sangat merindukan kamu, andai saja kamu masih ada, mungkin sekarang kita sangat bahagia, berkumpul di sini, kenapa kamu terlalu cepat pergi, Za? Di tengah-tengah keramaian ini, aku masih terasa sepi, aku masih merasa sendiri. Za, andai saja aku bisa meminta pada Tuhan untuk mengembalikan kamu ke sini, aku rindu kamu Za.’
*Rindu ini masih untukmu ...
Untuk kamu yang di sana, hanya doa yang bisa aku sampaikan dikala rindu ini menyerang.
Untuk kamu yang di sana, kita memang beda alam, tapi kamu masih terbayang-bayang.
Untuk kamu yang di sana, semoga saat waktunya tiba, kita bisa kembali bersama.
Terima kasih sudah pernah mengisi hati yang sampai detik ini masih terisi oleh namamu.
~Kendra Mahesa*.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
Adfazha
Ken nyanyi donk Reff lagu "Kosong" Dewa cck bgt buat km yg GaMon
2022-12-22
0
Gian Gian
MMM bklan seru ni,aku PD mu thorr
2022-12-18
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
apakah Ken akan jatuh cinta dengan Mizzy 🤔
2022-12-18
1