Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, malam ini Tiara sudah menyiapkan makan malam di rumahnya itu, untuk merayakan ke lulusan putri semata wayangnya itu.
“Mom, Oma sama Opa jadi datangkan?” tanya Mizy pada Tiara yang tengah duduk bersantai di sofa bersama suaminya itu.
Semua persiapan memang sudah selesai, tinggal menunggu kedatangan mertuanya Tiara itu.
“Jadi dong Zy,” jawab Tiara.
“Tapi kok belum datang juga sih, Mom?”
“Tunggu aja, nanti mereka pasti datang kok,” sahut Teo—Papi-nya.
Gadis itu pun hanya mengangguk, lalu menghempaskan tubuhnya di samping Mommy-nya.
“Awas Pap, Zy mau manja-manjaan sama Mommy,” usir Mizy pada Papi-nya itu. Gadis itu langsung membaringkan tubuhnya dan menjadikan pangkuan Tiara sebagai alas bantalan kepalanya.
“Malu sama umur, Zy, udah remaja jangan manja sama Mommy kamu, awas ah, Papi juga mau manja-manjaan sama Mommy,” ketus Teo, ia tidak mau kalah. Teo pun berbaring dan menjadikan pangkuan Tiara sebelahnya lagi menjadi bantalan kepalanya.
“Pap itu yang harusnya malu, udah tua juga! malah memperbaiki fakta!” balas Zy dengan sengit.
“Udah ah, kebiasaan deh,” pungkas Tiara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ya beginilah, Tiara selalu menjadi rebutan oleh kedua orang-orang tersebut, suami dan anaknya itu mempunyai watak yang hampir sama, sama-sama keras kepala, dan tidak mau mengalah satu sama lain, muda dan tua sama saja.
Tiara mengelus kepala anak dan suaminya itu. Moment seperti ini memang sering terjadi, Tiara sangat menyukainya. Kehangatan keluarganya semakin terasa, walaupun terkadang ia dongkol dengan sikap kekanak-kanakan mereka berdua, kalau Mizy sih ya masih ia maklumi, tapi Teo, terkadang Tiara tidak habis pikir, hampir 20 tahun menikah dengan suaminya itu, Teo yang dulu sering ia panggil Bayi Gede pada saat masih menjadi Susternya, kini pun masih sama, Teo masih seperti Bayi Gede-nya yang dulu, manja dan kadang menyebalkan.
“Mom,” panggil Mizzy.
“Iya, kenapa Sayang?”
“Nanti sebelum Zy berangkat, Zy mau ke makam Nenek sama Kakek sama Aunty dulu ya,” ujarnya.
“Harus dong itu mah, Zy.” Bukannya Tiara yang menyahut melainkan Papi-nya.
“Nanti kalau kamu udah di sana, kamu jangan nakal ya, belajar yang bener dan jangan ngerepotin Om Ken,” ujar Tiara.
“Hah?” Mizzy seperti terkejut, ia langsung beranjak bangun dari pangkuan Mommy-nya itu.
“Maksud Mom? Apa nanti Zy akan tinggal bersama Om Ken?” cercanya.
“Iya, sama siapa lagi?”
“Aaa ... enggak! Zy gak mau ah, Zy sewa apartemen saja di sana. Pokoknya Zy gak mau tinggal sama Duda lapuk itu, Zy gak mau, titik!” protesnya tegas.
Mizzy tidak bisa membayangkan jika ia tinggal bersama Om-nya. Pasalnya, menurut Mizzy Ken dan Papi-nya itu sebelas-dua belas, sangat menyebalkan.
Pastinya disana juga Zy gak akan bisa bebas, pasti bakalan terus diawasi oleh Ken. Niat Zy kuliah di luar negeri, selain ingin kuliah di universitas impiannya, ia juga ingin merasakan hidup bebas, karena selama ini Zy tidak pernah merasakan kebebasan di sini, apa pun yang dilakukannya pasti di awasi oleh orang tuanya.
Bukan Zy membangkang, tapi ia juga ingin merasakan seperti orang-orang. Ya selama ini Tiara dan Teo memang sangat posesif pada putrinya itu, hal sekecil apa pun mereka selalu detail memantaunya, kapan pun di mana pun Zy harus memberi kabar, belum lagi Zy tidak boleh keluar malam, batas waktu di luar jangan sampai pulang lewat jam 9 malam.
Sebagai orang tua Tiara dan Teo merasa wajar melakukan hal itu, ia tidak pernah melarang Zy melakukan apa saja, selama hal yang dilakukan oleh putrinya itu positif. Mereka hanya terlalu khawatir jika putrinya itu terjerumus pada jalan yang salah, atau pergaulan bebas yang mengerikan dijaman sekarang ini, ya semua orang tua pastinya akan melakukan hal yang sama, bukan?
Tapi menurut sudut pandang dari putrinya sendiri, orang tuanya itu terlalu berlebihan, Mizzy merasa ia tidak bisa seperti teman-temannya yang bebas melakukan apa saja.
Padahal Tiara dan Teo melakukan hal itu kerena sangat menyayanginya. Tapi Mizzy sendiri salah terima. Ya wajar mungkin, namanya juga anak remaja, tapi Tiara dan Teo tidak pernah bisa merubah ketentuannya itu.
Mereka sudah matang, dan menurutnya itu semua untuk kebaikan, Mizzy.
Teo terlihat beranjak dari pangkuan Tiara. “Ya sudah kalau kamu gak mau, gak usah ke sana, kuliah di sini saja!”
“Ih Pap kok gitu sih? Kan Pap sendiri yang udah janji sama Zy!”
“Ya sudah kalau begitu, kuliah di sana silahkan tapi harus tinggal sama Om Ken. Papi bukannya egois Zy, tapi pergaulan di sana itu beda sama di sini, Papi gak mau sampai kamu salah jalan!” tegas Teo.
“Zy udah dewasa Pap, Zy udah tahu mana yang baik dan mana yang enggak!” sengit Mizzy terlihat kesal.
“Zy, dengar Mommy, benar apa yang dikatakan Papi kamu, iya Mommy tahu Zy sekarang sudah dewasa, Zy pasti sudah tahu mana yang baik dan mana yang enggak, Mommy percaya kok sama Zy. Tapi, tidak ada salahnya bukan kamu tinggal sama Om Ken, lagian kamu di sana gak cuman tinggal berdua aja, di sana jugakan ada asistennya Om Ken, ada Oma Sandra juga,” ujar Tiara dengan lembut.
Oma Sandra adalah Kakak dari Mamah Mertuanya Tiara. Ken di sana memang mengurus bisnis milik keluarga Smith juga.
Mizzy terlihat menghelai napasnya, akhirnya gadis itu pun menganggukkan kepalanya.
Ya begitulah, Tiara memang tidak sekeras Teo, karena bagi Tiara menghadapi sikap putrinya itu, harus dengan lemah lembut.
Sebenernya kalau di pikir-pikir sikap Mizzy itu sama persis dengan mendiang adiknya, Zalleta. Jadi saat mengenali sikap putrinya seperti itu, Tiara sudah mengerti dan tahu bagaimana menghadapinya.
Tiara tersenyum lalu mengelus kepala putrinya itu, “tenang saja Om Ken masih bisa diatasi Zy, setidaknya gak kaya Papi kamu,” bisik Tiara sambil terkekeh, untuk mencairkan suasana tersebut.
“Zy ... ” Tiba-tiba sebuah suara memanggil nama gadis itu.
“Oma, Opa ... ” teriak Zy, gadis itu langsung beranjak dan menghampirinya Oma dan Opa-nya yang baru tiba itu.
Tiara dan Teo pun ikut beranjak dan menghampiri mereka.
“Ah, Oma sangat rindu pada cucu Oma yang cantik ini,” ujarnya sambil memeluk cucu kesayangannya itu dan mendaratkan beberapa kecupan di wajahnya.
“Zy juga rindu, Oma.” balas Mizzy.
“Oh iya, kita punya kejutan buat kalian semua,” ujar Oma Henzy.
Teo, Tiara dan Mizzy langsung menatap bingung, sementara Oma Henzy dan Opa Smith terlihat melebarkan senyumnya.
“Kejutan apa Mah?” tanya Teo.
“Hallo, selamat malam semua!”
Bersambung ...
Eh berasa lucu gak sih, kita panggil Nyonya Henzy jadi Oma, dan Tuan Smith jadi Opa? Kok aku yang nulis geli ya, wkwkwkwk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments
Adfazha
Oma opa emang cck pggln tuk Tn smith sm Ny Henzy.. yg geli mahh duda lapuk 🤣🤣jd pgn ngikiik btw Teo cm pya 1 anak thor, pdhl bayi gede kan hiperaktif bgt😆
2022-12-22
0
Aditya Pratama
pasti udah tuwir ya kenndra
2022-12-18
0
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
Hallo selamat malam semuanya..itu yang menyapa Kendra ya hhhh
2022-12-17
1