Suara Kokok ayam dan sinar mentari menerobos masuk melalui celah-celah kecil, malu-malu mengintip sang penghuni rumah untuk membangunkan jiwa-jiwa yang masih terlelap tidur dan di buai oleh mimpi indah.
Cahaya matahari itu dapat menerobos masuk ke dalam rumah Nabila yang terbuat dari bilah bambu yang telah usang dan hampir roboh.
Beberapa kali pihak desa telah mengajukan rumah Nabila untuk masuk ke dalam salah satu program pemerintah.Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak berwajib.
Hal,itu di lakukan karena rumah Nabila yang hampir roboh di makan usia dan keterbatasan ekonomi yang menjadi faktor utamanya.Tapi,Nabila masih tetap semangat dalam mengubah takdir kehidupan nya,cahaya api itu masih menyala kendati terpaan angin dan air terus silih berganti menerpa kehidupan Nabila.
Pagi hari,ibu martinah seperti biasa selalu menggoreng makaroni balado untuk Nabila jual sendiri atau di titipkan ke kantin sekolah.
Tak ada beras yang tersisa untuk di makan oleh dirinya dan kedua anaknya,terpaksa dia harus berpuasa bersamaan dengan Nabila dan adiknya.
"Hari ini kita,puasa lagi yah Bu?".Tanya si kecil Nisa.
Ibu martinah hanya tersenyum, mendapatkan pertanyaan dari si bungsu.Semalam dia sudah memberitahu Nabila dan Nisa.
"Sabar yah dek".Sahut Nabila yang sudah berdiri tepat di belakang Nisa.
Nabila juga sama,harus bangun pagi-pagi sekali agar dia juga bisa membantu ibunya dalam menyiapkan makaroni balado untuk dia jual dengan keuntungan tak lebih dan tak kurang hanya 15 ribu saja.
Si kecil Nisa,yang baru berusia 7 tahun.Mendelik sebal, lagi-lagi dirinya harus berpuasa sama seperti kakak dan ibunya padahal dia masih sangat lah kecil, perutnya belum sanggup berpuasa penuh seharian bahkan sampai esok hari.
Nisa, melenggang pergi dengan wajah cemberut.Dia untuk kesekian kalinya tidak mendapatkan uang jajan dan tak bisa makan enak seperti teman-teman nya yang lain.
Nabila dan ibu martinah, hanya bergeleng-geleng kepala melihat tingkah laku si kecil Nisa yang sering kali merajuk bila di suruh berpuasa.
Nabila,yang tadi membuat bumbu balado untuk makaroni yang sudah di goreng oleh ibu martinah,kini dia merapihkan plastik kemasan makaroni balado itu dan menyiapkan segala keperluan nya agar siap di kemas dalam plastik.
"Bila,kalau sudah matang bumbunya langsung masukin semua makaroni nya jangan nunggu bumbunya dingin nanti gak meresap".Nasehat ibu martinah,sembari memasukkan makaroni ke dalam wajan bumbu.
Nabila, mengangguk kepala.Mengerti dengan nasihat ibunya,dia juga ikut membantu memasukkan makaroni goreng sementara ibu martinah mengaduk-aduk makaroni dengan serok agar bumbunya merata dan meresap.
Nabila dan ibu martinah membuat bumbu balado dan menggoreng makaroni dalam tungku kayu,bukan pada kompor yang tingkat kematangan nya bisa diatur dan cepat.
Lagi-lagi karena keterbatasan ekonomi lah yang membuat hidup Nabila harus serba kekurangan dan hidup dengan sangat sederhana.
Pagi-pagi sekali Nabila sudah bau keringat dan asap yang mengepul dari tungku api sederhana menyerbak kesana-kemari, bahkan sampai ke luar rumah.
Semua makaroni goreng telah di beri bumbu dengan meresap dan merata, saatnya Nabila memasukkan makaroni balado itu ke dalam plastik kemasan dengan penutup nya yang menggunakan cahaya lilin,agar makaroni itu tidak dingin dan terjamin kualitasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 223 Episodes
Comments
Dewi Kijang
thoor sebih banget ni😭😭😭ceritanya lanjut terus thoor tetap semangat ya
2022-12-30
1