Hari demi hari Dean dan Khalifah semakin mengenal. Mereka yang memang satu kelas, dan bertemu setiap hari.
Khalifah anak yang pemalu, tidak pernah mau duduk berduaan dengan Dean. Mereka bertemu selalu ada teman yang lain.
Ketika jam istirahat, Khalifah sedang memindahkan catatan. Dean yang melihat itu mengambil kesempatan.
Dean meminta teman - temannya untuk keluar dari kelas melalui bahasa isyarat. Teman - teman yang paham meninggalkan Khalifah seorang diri.
Khalifah kaget saat menyadari bahwa Dean mendekatinya. Di tambah dengan mereka hanya berdua dalam kelas.
"Kamu sibuk?" tanya Dean berbasa - basi.
"Kemana yang lain yan?" tanya Khalifah kepada Dean.
"ada di pintu jaga pintu, agar pas guru lewat kasih tau kita."
"Ngapain berduaan, nggak enak sama yang lain." ucap Khalifah juga ketakutan.
"Aku mau bicara."
"Bicara apa?"
"Aku suka sama kamu sejak awal melihat kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?"
"Kita nggak boleh pacaran." ucap Khalifah.
"Kamu suka sama aku kan?"
"Aku nggak tau, cuma aku ini anak santri, rasanya tidak elok berpacaran." jawab Khalifah.
"Baik, bagaimana dengan teman dekat."
"Nanti dulu ya Yan, aku nggak bisa kasih jawaban." ucap Khalifah.
"Kenapa?"
"Aku nggak bisa Yan, maaf."
"Baik, aku tunggu sampai kamu bisa memberikan jawaban." ucap Dean lalu keluar dari kelas dengan hati yang kecewa.
Sedangkan hati Khalifah bergejolak saat ini. Di hatinya ia menyukai Dean. Akan tetapi dia tidak bisa untuk menerima Dean sebagai pacar. Ia begitu takut akan membuat orang tuanya kecewa.
Semenjak kejadian siang itu mereka tetap berkomunikasi melalui teman - teman. Banyak teman mereka yang mendukung keduanya. Apalagi keduanya sama-sama anak yang pintar.
...****************...
Khalifah sudah pulang dari sekolah. Setelah sholat dan makan siang, ini waktu untuk tidur siang.
Wajah Dean saat menyatakan cintanya masih terbayang - bayang oleh Khalifah. Dia hanya berharap Dean mampu menunggunya sampai waktu yang tepat.
Khalifah tidak mau ambil pusing jika Dean tidak bisa menunggu maka ia akan membiarkan mencari wanita yang tepat. Khalifah tetap pada pendiriannya bahwa ia akan fokus di pondok agar bisa mencapai target yang di harapkan.
"Cie yang sedang memikirkan dia." ejek Aulia yang baru masuk ke kamar.
"Ada berita apa au?" tanya temannya Tiara.
"Tadi kamu nggak tau jika Dean menemui Khalifah dalam kelas." ucap Aulia.
"Benaran?" tanya Tiara lansung duduk saat mendengar berita penting yang dia lewati.
"iya, emang tadi ngomong apa fah?" tanya Aulia.
"Nggak ada apa-apa." jawab Khalifah malas membahas masalah tadi.
"Masa iya nggak ada apa-apa, ayo jujur." jawab Tiara.
"Nggak ada, ayo tidur nanti pas Diniyah malah mengantuk." ucap Khalifah berpura-pura memejamkan matanya.
"Jangan pura - pura tidur, kamu tadi ngapain?" tanya Tiara.
Khalifah hanya diam tanpa menyahut ucapannya Tiara. Dia tidak ingin berita membuat heboh sejagat raya.
"Jadi tadi nggak guru yang melihat?" tanya Tiara lagi.
"Nggak, ada yang jaga di pintu."
"Memanglah ya." ucap Tiara.
"Tidur - tidur, jangan berisik." terdengar suara pengurus pondok.
Mereka langsung terdiam saat ada yang menyuruh mereka tidur.
Sedangkan di tempat lain, Dean sedang memainkan ponselnya. Dia bingung mau menghubungi siapa. Sementara dia tau bahwa Khalifah di pondok dan tidak bisa di hubungi.
Karena bosan berada di rumah, akhirnya Dean menghubungi kakak kelasnya Fariz. Dia hanya ingin bercerita dengan abang kelasnya daripada temannya yang kadang ember.
"Halo Dean." terdengar suara di balik suara ponsel.
"Hallo bang, Abang di mana? bisa ketemu sekarang?"
"Bisa, aku kesana aja sekarang."
"Baik bang, aku tunggu."
Dean menunggu kedatangan Fariz di rumahnya. Setelah 30 menit akhirnya sampai juga Fariz di rumahnya.
"Ada apa bro? tumben pakai suruh aku kesini segala." ucap Fariz.
"Kamu kenal Khalifah?"
"Kenal, kamu suka sama dia."
"Iya, gimana menurut Aban"
"Dia baik, abang setuju aja, tapi dia gimana? setau Abang orangnya kurang asik ."
"Nggak apa-apa bang, Aku akan coba mempertahankan dia."
"Bagus, nanti Abang bantu."
"Siipppp." jawab Fariz meyakinkan Dean.
Sedangkan Dean sangat senang saat Faris mendukungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments