Dijodohkan

Pagi menjelang. Aku tidak terlalu memikirkan Mas Bagas lagi. Bagiku, dia hanya angin lalu, pria tak bermodal yang tidak tahu diri.

Aku sarapan bersama Mama, Papa, dan Stevi. Ku lihat pagi ini dia sudah mandi dan berdandan cantik. Aneh memang, untuk apa di rumah tampil cantik? Mau menggoda siapa? Tidak ada, kan? Pikirku sambil melirik Stevi yang masih asyik mengunyah makanannya.

"Han, ada yang mau Papa dan Mama bicarakan," ucap Papa sambil menatapku serius.

"Ya, Pa, bilang aja," jawabku santai.

"Kami bermaksud menjodohkan mu dengan anak teman Papa."

"Apa? Dijodohkan? kenapa, Pa?" Aku meminum seteguk air setelah berhasil menelan makananku dengan baik tanpa adegan tersedak.

"Kamu sudah terlalu lama sendiri. Usia kamu sudah semakin tua, Papa sering sekali ditanyai oleh rekan bisnis Papa."

"Tapi, Pa, aku bisa cari sendiri, nggak perlu dijodohin juga, kan?" Aku menatap penuh permohonan.

"Tapi masalahnya kapan? Mama dan Papa sudah semakin menua, dan kamu masih belum menikah dan memberi kami cucu." Mama menambahkan.

Aku melirik ekspresi Stevi. Dia hanya terlihat biasa saja.

"Pokoknya sudah diputuskan kalau kamu akan dijodohkan dengan anak rekan bisnis Papa. Kalau kamu nanti malem nggak mau dateng di restoran senja, maka Papa nggak mau bicara lagi sama kamu."

Papa langsung menyudahi makanannya. Ia pun bangkit dari duduknya dan pergi setelah sebelumnya mengecup kening Mama. Ah, romantisnya. Bahkan di usia mereka yang semakin menua, mereka semakin terlihat romatis. Andai saja aku bisa mendapatkan suami seperti Papa.

"Han, dengerin kata Papa. Hari ini kamu nggak usah masuk kerja aja." Mama memperingatkan ku.

"Terus aku ngapain, Ma?" tanyaku kesal.

"Ya ke salon, spa, beli make up, biar nanti malem kamu tampil cantik. Kalau soal baju, nanti Mama yang bakalan pilihin buat kamu."

"Ya udah, iya, Ma." Aku menurut saja. Rasanya berdebat dengan Mama akan membutuhkan waktu yang lama. Akupun melirik Stevi yang masih menikmati sarapannya.

"Terus Stevi ikut, nggak, Ma?"

Mendengar pertanyaanku Stevie langsung menatap ke arahku.

"Ya ikut, dong." Mama tersenyum menatap Stevi.

"Oh, ya udah, aku ke salon sama dia aja. Dia kan tau dimana salon yang bagus dan alat make up yang cocok buat aku."

"Iya, ya. Stevi, kamu temenin Kak Hanin, ya, Sayang." 

"Iya, Tante." Stevi mengangguk sambil tersenyum.

Aku menghela nafas pelan. Pasti malam ini, anak teman Papa akan memilih Stevi. Sedangkan aku? Aku hanya akan menjadi objek penderita saja di sana. Tapi tidak apalah, aku juga tidak terlalu suka dijodohkan.

Setelah menyelesaikan sarapan, aku dan Stevi pun pergi ke salon langganannya. Di sana terlihat jelas bahwa ia adalah pelanggan tetap. Terlihat semua pegawai menyapanya dengan ramah.

"Mbak Stevi mau diapain?" tanya salah satu pegawai.

"Aku cuma mau creambath aja, Mbak, ini Kakak sepupu ku mau perawatan penuh di sini," jelas Stevi.

"Oh, ayo, Mbak, kita perawatan dulu," ajak pegawai salon tersebut.

Aku pun dibawa ke salah satu ruangan dan menjalani perawatan tubuh.

"Mbak sebenernya cantik banget, malah lebih cantik dari Mbak Stevi, tapi kayaknya Mbak jarang perawatan, ya?"

"Iya, Mbak, saya emang nggak pernah nyalon. Ribet aja gitu hehehe." Aku tertawa cengengesan.

"Mbak sering-sering deh ke sini, biar makin cantik."

Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

"Mbak, bisa rekomendasi nggak make up dan skincare yang cocok buat saya?" tanyaku pelan.

"Bisa banget, Mbak, di sini kami menyediakan skincare dan make up. Mbak, jangan khawatir, nanti saya pilihkan barang yang bagus."

Aku tersenyum. Bukannya aku tidak ingin Stevi yang memilihkannya. Hanya saja, aku tidak terlalu percaya padanya.

Ah, andai saja adikku waktu itu tidak meninggal setelah dilahirkan, pasti saat ini aku tidak akan kesepian. Adikku yang berjenis kelamin perempuan itu juga harusnya seusia dengan Stevi. Namun dia meninggal karena kelainan pada jantung.

Terpopuler

Comments

Tati st🍒🍒🍒

Tati st🍒🍒🍒

sekarangmah jaman canggih yg penting punya uang

2022-12-21

0

Xiaomi Redmi 4a

Xiaomi Redmi 4a

make over di mulai

2022-12-18

0

канف

канف

nah gitu han, hrs perawatan... eh nanti gmn reaksi stevi ya lihat penampilan hanin setelah perawatan

2022-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!