Bab 16

KZ 16

Kal terlihat keluar dari kamar. Dia memakai celana pendek berwarna hitam hingga memperlihatkan tato di betisnya.

Begitu juga dengan kaosnya yang berwarna hitam juga.

"Ayo," ucap Kal pada Zenvia.

"Sepatumu di kotak sepatu berwarna orens itu," kata Kal menunjuk ke sebuah kotak di dekat pintu.

Zenvia mengangguk dan mengambil kotak sepatu itu.

Lalu dia membukanya dan terlihat sepatu berwarna putih yang sesuai dengan ukuran kakinya.

'Dari mana dia tahu ukuran kakiku?' Gumam Zenvia dalam hati.

Lalu Zenvia memasang sepatunya dan kemudian berdiri kembali.

Kal kemudian mengambil sabuah topi berwarna putih yang digantungkan di tembok dekat tempat kunci.

Pria itu memasangkan topi putihnya ke kepala Zenvia setelah menyesuaikan lingkar kepala Zenvia.

"Thank you," kata Zenvia sopan.

Setelah itu Kal membuka pintu apartemen dan Zenvia berjalan di sebelahnya. Kal kemudian menggandeng tangannya dan sekali lagi dia merasa tak nyaman dengan hal itu.

"Aku hanya ingin menjagamu sesuai perintah mommy," kata Kal.

"Tapi tak perlu menggandengku. Kau majikanku," sahut Zenvia lirih.

"Sudah kubilang, aku tak pernah menerapkan batasanmu denganku. Aku selalu menganggap pelayanku adalah kerabatku," jawab Kal.

Zenvia kemudian menunduk dan tetap berjalan di samping Kal. Dia tak bisa menolak perintah Kal. Selama itu masih dalam batas wajar, maka Zenvia tak mempermasalahkan hal itu.

TING

Pintu lift terbuka dan mereka masuk ke dalamnya. Hanya mereka berdua saja yang ada di dalam karena itu lift khusus yang mengantar siapa pun yang akan naik ke penthouse Kal di lantai teratas.

Kal masih memegang tangan Zenvia dengan tangan kanannya dan tangan kirinya dimasukkan ke kantong celana pendeknya.

TING

Pintu lift kembali terbuka dan mereka keluar menuju lobby. Mobil mewah Kal ada di oarkiran VIP yang ada di depan lobby.

"Bukankah kita akan jogging?" tanya Zenvia.

"Hmm, tapi bukan di sini. Kita ke sasana olah raga. Di sana lebih banyak orang," jawab Kal.

Zenvia sedikit khawatir mendengar hal itu. Dia hanya takut orang orang yang mengejarnya itu bertemu dengannya di sana.

"Mereka di Swedia dan tak tahu kau di mana. Jadi santai saja," kata Kal ketika tahu isi pikiran Zenvia.

Zenvia tak mengatakan apa pun dan naik ke dalam mobil bersama Kal.

Lalu Kal menyalakan mesin mobilnya dan melesat cepat ke arah gelanggang olah raga yang jaraknya hanya 10 menit saja dari penthouse.

Sesampainya di sana, Kal kembali menggandeng tangan Zenvia dan memasuki gelanggang olah raga itu.

Kal melihat di sana tak terlalu ramai seperti yang dibayangkannya. Dan bersama Kal membuatnya sedikit tenang.

"Kita lari dari sini," kata Kal melepaskan tangan Zenvia.

Lalu Kal mulai berlari pelan dan menyuruh Zenvia berlari di sampingnya.

"Pelan - pelan saja," kata Kal sambil berlari kecil.

Zenvia berlari santai dan Kal menemaninya di sampingnya.

Semakin lama merela berlari sedikit cepat dan Zenvia menambah tempo kecepatan larinya.

Kal tetap berlari di sampingnya dan menyesuaikan kecepatan larinya dengan Zenvia.

Zenvia merasa dengan berlari bebannya sedikit demi sedikit berkurang. Semakin cepat ia berlari dan itu seakan melepaskan semua beban yang selama ini selalu memenuhi pikirannya hingga membuatnya selalu diliputi rasa ketakutan.

Lalu Zenvia berhenti ketika nafasnya sudah tak kuat untuk berlari lagi. Nafasnya terdengar ngos ngosan dan Kal pun ikut berhenti.

"Tenagamu kuat juga. Istirahatlah sebentar, lalu kita masuk ke sana," kata Kal menunjuk ke arah gedung besar di sebelah kanan gelanggang.

"Untuk apa?" tanya Zenvia yang masih ngos ngosan.

"Bertinju," jawab Kal.

"T-tinju?" sahut Zenvia dengan wajah herannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!