Bab 5

ZK 5

Setelah mengobati luka di punggung dan tangan Kal, Zenvia memasak sarapan pagi untuk Kal.

Zenvia tak terlalu jago dalam memasak, tetapi setidaknya ia masih bisa memasak masakan sederhana yang tak terlalu banyak menggunakan bumbu.

Tak lama kemudian, Zenvia pun telah selesai memasak dan menyiapkannya di meja.

Zenvia menunggu Kal keluar dari kamarnya dengan berdiri di dekat kulkas.

Cukup lama Zenvia menunggu, hingga akhirnya Kal keluar dari kamarnya.

Kal mencium harum masakan dan melihat meja makan sudah tersedia masakan pagi.

"Aku hanya masak masakan sederhana saja. Jika kau mau, silahkan makan. Jika kau tak suka, tak masalah," kata Zenvia pelan dan sopan.

"Hmm, ini cukup lumayan," sahut Kal melihat makanan pagi pada umumnya yang biasa dia makan di restoran.

Lalu Kal duduk dan melihat ke arah Zenvia.

"Kau sudah makan?" tanya Kal.

"Belum," jawab Zenvia.

"Duduklah, kita makan bersama," kata Kal.

"Tidak, aku di sini saja. Aku akan makan setelah kau makan," jawab Zenvia yang ingin tetap menerapkan batasan antara bos dan majikan.

"Duduklah, ini perintah," kata Kal yang tak mau dibantah sama sekali.

Zenvia kemudian melangkah pelan menuju tempat duduk di depan Kal.

Lalu mereka makan pagi berdua.

"Ceritakan tentang dirimu. Aku suka memiliki banyak teman baru," kata Kal yang kemudian mengunyah makanannya.

"Tak ada cerita tentangku," jawab Zenvia dan mengunyah pelan sambil menunduk.

"Ceritakan apa pun. Kau pasti punya keluarga, bukan? Di mana mereka?" tanya Kal.

"Mereka sudah tidak ada. Aku sendirian," jawab Zenvia pelan.

"Jadi kau sebatang kara?" tanya Kal.

Zenvia mengangguk.

Kal tak bertanya lagi dan mereka menghabiskan makan paginya. Kemudian setelah selesai, Kal akan langsung pergi ke perusahaannya.

"Aki sudah mengirim pesan padamu daftar belanjanya," kata Kal.

Zenvia mengangguk dan sedikit memundurkan langkahnya karena Kal mendekat ke arahnya.

"Kau ... cukup menarik," kata Kal tersenyum dan mengacak rambut merah Zenvia

Zenvia tak mengatakan apa pun dan masih menunduk.

Lalu Kal keluar dari penthouse nya, sedangkan Zenvia kembali ke kamarnya untuk mengganti bajunya.

Zenvia terdiam di depan cermin kamarnya. Dia menatap bayangan wajahnya di cermin.

"Mereka tak akan sampai kemari. Aku sudah berlari sangat jauh," gumamnya berbisik pada dirinya sendiri.

Lalu Zenvia membuka baju di bagian bahunya dan melihat tanda merah di kulit putihnya itu melalui cermin di depannya.

"Aku harus menghilangkannya," gumamnya lagi.

Tanda merah di bahunya sangat tampak jelas terlihat kulitnya yang putih. Itulah mengapa Zenvia tak pernah memakai baju pendek atau baju renang yang terbuka sejak kecil.

*

*

Setelah menjelang siang, Zenvia baru pergi ke supermarket di seberang jalan.

Wanita itu menutupi kepalanya dengan capuchon yang menempel di jaketnya. Zenvia pun memakai masker karena dia lebih nyaman tak terlihat seperti itu.

Setelah membeli semua belanjaan milik sang majikan, Zenvia kemudian segera kembali ke penthouse. Dan tak terasa hari sudah menjelang sore.

Zenvia cukup kaget ketika ada beberapa pria dan wanita yang menunggu di depan pintu penthouse.

Zenvia melewati mereka dan memencet tombol sandi di pintu.

"Hei, kau siapa?" tanya seorang wanita.

Zenvia tak menjawab karena merasa tak mengenal orang orang itu.

"Kami bertanya padamu, Nona," kata pria yang ada di sebelah wanita itu.

"Dia kerabatku," kata Kal yang tampak baru datang.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusssbar

2024-01-15

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Zenvia bukanlah org sembarangan.. atau terbunuhnya orang tuannya krn perebutan harta dan kekuasaan...

2023-12-25

1

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Kerabat br ketemu kan El ? 🤭😁😁

2023-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!