Ciko masih sesekali mengukir senyum di bibirnya kala mengingat sewaktu Aira menyalaminya dan mencium punggung tangan nya.
Tiba-tiba suara ponselnya membuyarkan lamunannya dan dia melihat nama pak Mamat muncul di layar ponsel Ciko. Ciko pun langsung menggeser panggilan teleponnya.
" Ya pak Mamat ada apa?". Tanya Ciko.
" Begini Pak apa saya tunggu nona Aira di sini?". jawab pak Mamat dari ujung telepon.
" Bapak tanya nona Aira saja kapan dia pulang".
Ciko menunggu jawaban dari Mamat dan setelah mendapat jawaban karena Mamat sedang menanyakan pada Aira.
" Pak kata non Aira, nona pulang jam empat dari kantor".
" Kalau begitu kamu pulang ke rumah dulu setelah itu kamu antar saya ke kantor". Titah Ciko.
" Baik tuan saya pulang sekarang".
*****
Di halaman kantor Aira.
" Non saya disuruh pulang dulu sama tuan. Nanti jam empat nona saya jemput lagi".Kata Mamat.
" Baiklah pak dan terimakasih karena bapak sudah mengantarkan saya".
" Ini sudah menjadi tugas saya nona tidak usah berterimakasih pada saya, karena saya digaji untuk itu". Kata pak Mamat sopan.
" Kalau begitu sampaikan terimakasih saya pada kak CIKO karena sudah menyuruh pak Mamat mengantarkan saya". kata Aira sambil tersenyum.
" Baik nona nanti saya akan sampaikan ucapan terimakasih dari nona pada pak Ciko. Saya permisi dulu ya nona Aira". pak Mamat berpamitan.
" Iya pak hati -hati". Pesan Aira.
" Nona juga jangan pulang dulu ya sebelum saya jemput, nanti tuan Ciko marah kalau nona pulang tidak lagi bersama saya".
" Iya pak saya tunggu bapak untuk menjemput saya".
Pak Mamat pun melajukan mobil Mersi itu keluar dari halaman kantor Aira. Namun sebelum Pak Mamat meninggalkan halaman kantor Adira Pak Mamat melihat ada seorang pria yang menghampiri Aira. Pak Mamat hanya melihat dari kaca spion mobil lalu kembali melajukan mobilnya.
" Aira kamu di antar siapa?". Sapa Leo. Ya Leo pria yang selama ini menaruh perhatian pada Aira namun tidak sekalipun Aira membalasnya.
" Itu tadi supir". jawab Aira jujur.
" Widih pakek supir pribadi sekarang ya Ai?".
" Terang dong sekarang kan Aira istrinya pengusaha ternama di Indonesia. Nyonya Ciko Adrian Dirgantara". Kata Sari yang tidak lain adalah sahabat Aira.
" Iya pantas saja Aira dulu tidak mau menerima cinta aku ternyata dia seleranya pengusaha. Apalah aku seorang Leo yang hanya bekerja sebagai staf biasa". kata Leo sedih.
" Leo aku bukan wanita yang seperti di pikiran kamu, cuma aku sudah ngnggap kamu sahabat bahkan saudara sama seperti Sari.
" Dengar itu Leo saudara jadi tidak boleh ada cinta. Kalau tidak dapat Aira sahabatnya kan masih ada Leo". goda Sari karena Sari secara diam-diam juga mencintai Leo.
" Kalau sama kamu sih aku ogah ya Sar. Bukannya apa Sari kamu bukan tipe ku hahahaha ". kata Leo sambil tertawa.
" Dasar awas saja kamu nanti aku doakan jomblo seumur hidup". Kata Sari karena sehabis Leo mengejeknya Leo langsung masuk ke gedung kantor.
" Sudah Sari kita mau kerja bukan mau cari cinta. Ayo masuk nanti kita terlambat".
" Tapi aku kesal sama Leo. Awas saja nanti saat hari aku sudah sama yang lain baru dia tahu bagaimana rasanya sakit hati".
Tanpa bicara lagi Aira dan Sari masuk ke kantor dan setelah sampai ditempat duduk mereka Sari kembali bertanya. "Emang kenapa si Leo sampai ngatai kamu kaya begitu Ai?".
" Tadi aku diantar sama supirnya kak Ciko".
" Terus apa salahnya toh suami kamu yang nyuruh kenapa dia.yang sewot?".
" Ahh ... kamu kayak tidak tahu saja si Leo kalau tidak buat rusuh bukan Leo nyaman".
" Oh ya Ai kamu kok masih panggil Ciko dengan sebutan kakak sih dia kan suami kamu sekarang. Panggil dengan kata apa gitu. Kalau panggil kakak kesannya kamu itu adiknya bukan istrinya hehehe".
" Biar saja Sari...lagian aku sudah terbiasa dengan sebutan itu. Lagian kamu juga sudah tahu aku menikah sama kak Ciko karena apa?". jawab Aira santai.
" Iya juga ya. Iya deh senyaman kamu saja Ai. Terkadang kalau ingat kamu kenapa bisa nikah sama Ciko aku sedih tapi ketika aku tahu Ciko itu adalah seorang pewaris tunggal Dirgantara grup aku ikut bahagia karena aku merasa beruntung bisa menjadi sahabat dari istri CEO tampan dan kaya raya hehehehe ".
" Ingat Sari aku hanya setahun menjadi istri CEO pujaan kamu itu dan kamu perlu ingat kak Ciko itu milik kak Maya dan tidak ada mungkin kami bersatu selama nya."
" Intinya sekarang kamu yang ada disisinya Ciko, sekarang tinggal kamu bagaimana kamu bisa mendapatkan hati Ciko ".
" Itu tidak mungkin Sari karena kalau sampai saya melakukan itu berarti saya yang mengkhianati kak Maya dan itu tidak mungkin Sari ".
" Berarti kamu suka sama Ciko?".
Aira terdiam dan memilih untuk tidak menjawab karena dia tidak bisa menjawab.
" Diam mu aku simpulkan kalau kamu punya rasa sama Ciko". kata Sari to the point.
****
Setelah sampai di rumah Ciko Mamat langsung menghadap Ciko.
" Pak Ciko kita berangkat sekarang?".
" Iya Pak tolong saya masuk ke dalam mobil".
" Baik pak mari saya bantu". Pak Mamat menantu Ciko dan setelah selesai barulah pak Mamat melajukan mobilnya.
Setelah lima menit dalam perjalanan Ciko bertanya pada pak Mamat " Bagaimana tadi di kantor Aira? Apa ada yang mencurigakan?".
" Tidak ada tuan cuma saja tadi ada yang mendekati nona Aira". kata Mamat jujur dan membuat Ciko sedikit jengkel.
" Siapa? Apa lelaki itu lebih tampan dari saya?". Ciko penasaran.
" Menang bapak kemana-mana tuan kemana-mana dan lagi pula nona Aira sepertinya tidak menyukai pria itu". jawab Mamat lagi dan kali ini jawaban Mamat membuat Ciko tersenyum bahagia dan pak Mamat juga ikut tersenyum melihat tuan mudanya tersenyum tidak sewaktu Ciko berjalan dengan Maya selalu merasa terpaksa.
" Tuan kenapa kalau saat bapak membahas tentang nona Aira? Maaf tuan kalau saya lancang bertanya seperti itu". pak Mamat jadi merasa tidak enak hati.
" Tidak pak , pak Mamat tidak salah. Saya memang senang kalau bercerita tentang Aira. Karena Aira itu wanita langka tidak matre, pandai masak , galak tapi dibalik galaknya dia sangat lembut juga sopan".
" Iya Tuan. Nona Aira sangat berbeda dengan nona Maya yang sangat berlagak dan tidak sabaran. Nona Maya juga sangat tidak menghargai orang lain sangat beda dengan nona Aira yang sangat lembut dan pengertian. Saya lebih suk kalau tuan bersama nona Aira dari pada nona Maya ". Mamat menyarankan majikannya.
" Iya pak saya juga maunya seperti itu tapi...". Ciko tidak melanjutkannya kalimatnya.
" Tapi kenapa tuan?". Mamat jadi penasaran.
" Ah... sudahlah pak biar waktu yang menjawab". kata Ciko
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments