Pagi-pagi sekali Aira sudah bangun dia juga menyiapkan makanan untuk sarapan, saat dia sibuk di dapur ternyata Bik Siti istri dari pak Mamat datang ke dapur.
Baik bik Siti maupun Aira sama-sama kaget " Anda siapa?". tanya bik Siti karena bik Siti tidak menyambut kedatangan Ciko dan Aira semalam.
" Seharusnya saya yang tanya " Kamu siapa? Karena ini rumah suami saya ". Kata Aira membela diri.
" Maafkan saya non , saya tidak tahu kalau nona adalah istri dari tuan Ciko. Karena saya di perintahkan nyonya Asri untuk membantu dan mengurus tuan Ciko". jawab bik Siti sungkan.
" Tidak apa bik lagian saya masak untuk diri dan suami saya sendiri". jelas Aira lembut.
" Jadi sekarang saya jadi bingung mau kerjain apa non". baik Siti menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Bibik bantuin saya saja menaruh makanan ini ke meja makan. Oh ya bik nama saya Aira ... nama bibik siapa?".
" Ohh iya sampai lupa nama saya Siti non Aira ".
" Bik panggil saya dengan sebutan Aira saja jangan pakai non...non.. segala risih saya mendengar kata non". Protes Aira.
" Iya saya tidak enak sama tuan non. Nanti tuan marah sama saya non. Jadi biarkan saya manggil non Aira saja ya non". bik Siti memohon.
" Baiklah kalau begitu". jawab Aira pasrah karena dia juga tidak mau bik Siti mendapatkan masalah karena permintaan dirinya.
Mereka menata makanan untuk sarapan pagi di atas meja makan dan setelah semua beres barulah Aira pergi ke kamar untuk beres-beres karena Aira mau pergi berkerja seperti biasanya.
Kalau pengantin baru setelah pesta pernikahan pasti akan memilih untuk pergi berbulan madu tapi lain halnya dengan Ciko dan Aira mereka malah sibuk bekerja.
Setelah rapih dan siap untuk bekerja akhirnya Aira keluar namun belum ada orang yang duduk di meja makan. Akhirnya Aira memilih untuk sarapan duluan, sewaktu Aira mau memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya tiba-tiba suara pintu kamar Ciko terbuka dan keluarlah sosok Ciko.
Ciko pun melaksanakan hak yang sama dengan Aira yaitu sarapan pagi. Sarapanpagi kali ini berbeda bagi Ciko karena untuk pertama kalinya ia sarapan pagi ditemani istri. Ciko memasukkan suapan pertama kedalam mulutnya dan dia merasakan sensasi berbeda pada masakan yang tersaji kali ini.
" Bik Siti ... masakan bik Siti kok hari ini rasanya beda ?". Kata Ciko dengan terus memasukkan suapan berikutnya.
" Kenapa tuan apa tidak enak?".
" Oh bukan malah enak banget. Makasih ya bik Siti sudah buatin kita sarapan yang enak pagi ini". puji Ciko.
" Maaf tuan yang masak masakan pagi ini bukan saya. Tapi ... nona Aira ". Siti berbicara dengan rasa bersalah.
" Apa? Aira yang masak?". Ciko terkejut karena tidak menyangka Aira mau memasak untuk dirinya.
" Iya Tuan. Maaf karena telah membiarkan non Aira memasak". Siti semakin takut karena telah membiarkan nyonya rumah memasak.
" Tidak bik Siti lagian saya sudah terbiasa melakukan itu sebelumnya di rumah saya. Jadi bik Siti tidak usah merasa bersalah". kata Aira menenangkan Siti yang mulai panik.
" Iya bik Siti tidak usah panik begitu lagian malah bagus kan? Kalau istri masak untuk suami?". Ciko berbicara sambil melirik ke arah Aira sambil tersenyum sementara Siti mengelus dada dan merasa tenang.
Aira hanya diam tanpa menggubris perkataan Ciko.
" Kamu mau kemana kok sudah rapih?".
" Saya mau kerja karena saya bukan orang kaya jadi saya harus cari uang untuk makan". Kata Aira datar.
" Ini ada ATM untuk kamu pergunakan dan PIN nya tanggal pernikahan kita. Kamu bebas memakainya untuk apa saja."
" Tidak perlu saya masih sanggup untuk memenuhi kebutuhan saya".
" Saya tahu kamu memang wanita yang berbeda dengan Maya yang manja, tapi ini saya lakukan karena saat kemarin kita mengucapkan janji pernikahan saat itu kamu adalah tanggung jawab saya. Jadi biarkan saya memenuhi kebutuhan kamu". Kata Ciko tegas.
" Oh iya kamu pakai kendaraan apa ke kantor kamu?". Tanya Ciko lagi.
" Naik Taxi on line".
" Kamu boleh pakai salah satu mobil yang ada di garasi ".
" Maaf saya tidak bisa nyetir lagian saya tidak mau merepotkan ".
" Ya sudah biar pak Mamat yang antar kamu ". Tawar Ciko lagi.
" Saya bilang tidak usah ya tidak usah".
" Aira tolong jangan menolak pada suami, mulai saat ini saya tidak mau kamu susah".
" Kenapa? Kamu malu karena kamu orang kaya terus istrinya merakyat naik kendaraan umum?".
" Bukan begitu Aira, hanya saja saya tidak mau kamu bersama lelaki lain selain saya".
" Sadar bro kita hanya pasangan suami istri di atas kertas tidak lebih".
" Iya saya tahu cuma tolong jaga nama baik keluarga dan nama baik kamu juga sebagai seorang istri. Tidak enak dilihat orang seorang istri yang punya suami dan sang suami mampu memenuhi kebutuhan istrinya tapi tidak menggunakan. Setidaknya kamu lakukan ini untuk saya".
" Untuk kamu dan nama baik keluarga mu bukan? Masa seorang istri dari Ciko Adrian Dirgantara naik Taxi on line. Ya kan?".
" Kalau kamu merasa seperti itu saya tidak akan keberatan yang jelas saya ingin melindungi kamu karena saya suami kamu saat ini."
" Suami selama setahun dan setelahnya...".
" Setelahnya kamu akan tetap istri saya atau janda saya, semua pilihan ada pada kamu. Karena nama saya akan terus ada di banyang-bayang nama kamu".
Aira terdiam begitu mendengar ucapan Ciko.
Ciko mengambil ponsel yang ada di samping nya dan menelepon Mamat untuk menyiapkan mobil mengantar Aira ke kantor.
Setelah selesai sarapan Aira bergegas namun karena sudah menjadi kebiasaan Aira untuk berpamitan sambil mencium punggung tangan orang tua akhirnya dia mengulurkan tangannya kepada Ciko. Ciko bingung harus melakukan apa dengan tindakan Aira. Akhirnya Aira mengambil tangan Ciko dan mencium punggung tangan Ciko. Ciko hanya bisa bengong dengan yang terjadi.
" Saya pergi ya kakak. Maaf karena Saya sudah melanggar perjanjian untuk tidak bersentuhan secara fisik. Di rumah Saya terbiasa mau pergi kemana pun harus pamit karena saat ini kakak yang gantikan posisi ayah ibu makanya saya pamitnya sama kakak". Aira melangkah kakinya menuju garasi karena pak Mamat sudah menunggu.
" Aira ini jangan lupa kamu bawa. Kalau kamu mau benja beli semua yang kamu suka." Ciko memberikan ATM yang sempat tertinggal di atas meja.
Aira mengambil ATM itu dan memasukkan nya ke dalam tas " Terimakasih Kak".
" Ya Tuhan beginikah rasanya jadi seorang suami. Disiapkan makanan di hormati oleh istri. Tuhan aku mau ini semua terus berlanjut". kata Ciko sambil tersenyum.
" Tuan kenapa? Kok senyum -senyum ". Kata bik Siti yang melihat majikannya senyum -senyum.
" Tidak apa bik saya lagi senang saja karena ternyata enak ya bik jadi suami".
" Iya Tuan ada yang perhatian sama kita apa lagi kalau sampai kita sakit ada yang rawat tuan ".
" Iya ya bik?".
" Iya kita bisa manja-manja tuan".
" Masa ia bik Siti?".
" Iya tuan...pak Mamat saja begitu. Kata bayi besar kalau sudah sakit. Man...ja...banget hehehe". jawab bik Siti gemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Aditya HP/bunda lia
jangan ketus ketus kayak gitu lah Aira kamu gak lihat apa Ciko sabar kayak gitu ...
2023-03-31
0