"Ingat, jangan melihat gerhana matahari secara langsung. Sebab, itu akan merusak matamu, Noah"
Noah mengingat kembali pesan penting dari ayahnya. Ia mengerti tentang pengetahuan tersebut dan tidak bermaksud membangkang. Namun, keinginan kuatnya akan keyakinan bertemu dengan malaikat, Noah memaksakan diri dan berani menantangnya.
"Aku, ingin sekali bertemu dengan malaikat", keluhnya.
Tiba-tiba, semburat cahaya segaris perlahan namun pasti muncul dari arah gerhana matahari itu berada mengarah kepada mata kanan Noah. Noah mematung menerima pancaran sinar tersebut.
Tembakan sinar matahari tersebut merubah mata kanan Noah berubah menjadi kuning emas menyala. Noah sedikit mengeluh kesakitan. Dia pun menghentikan tatapannya dan segera menutup matanya dengan telapak tangannya. Merunduk jongkok menyembunyikan mukanya di kedua lututnya.
"Au, sakit"
Cahaya dari sinar gerhana matahari memiliki intensitas yang sangat tinggi sehingga bisa merusak retina di belakang bola mata. Noah benar-benar khawatir mata kanannya akan mengalami kebutaan.
"Mataku akan segera buta", Keluh Noah.
“Noah, terimalah kekuatan dari diriku. Kekuatan ini sangat penting bagi dirinya”, ucap suara yang menggema di langit.
"Siapa itu?"
"Jangan khawatir, Noah. Matamu tidak akan buta. Aku adalah seorang Dewi Matahari. Aku akan memberikan sebagian kekuatanku kepadamu"
"Dewi Matahari?, Kekuatan?, untuk apa?, untuk siapa?"
"Kamu akan mengerti sendiri nanti"
"Mengerti? Mengerti apa? Aku hanya ingin bertemu dengan malaikat. Aku rela jika memang aku akan buta setidaknya aku bisa bertemu malaikat", lirihnya.
Disaat yang bersamaan, setitik yang mulai membesar muncul dari arah gerhana matahari. Semakin besar dan semakin terlihat jelas seperti sebuah komet. Ternyata, seorang pria terbakar jatuh dari langit menuju tempat Noah berada.
"Whuussh!!"
"Bug! Kedebug gedebuz!! Glundung glundung glundung"
Pria tersebut jatuh terlentang dalam keadaan pingsan dan terbakar. Noah mulai melirik. Melihat api tepat dihadapannya, Noah terperanjat kaget dan jatuh ke belakang. Ayah pun datang menghampiri Noah.
"Noah! Kamu gakpapa?", tanya ayah khawatir.
"Ayah?"
"Noah, apa itu? Apa yang sedang terjadi"
"Ayah, aku gak tau. Itu.. Ada sesuatu yang terbakar"
Ayah mulai mendekat. Beliau pun terperanjat kaget mendapati ternyata seorang pria sedang terbakar. Ayah langsung melepas rompi tuxedonya untuk memadamkan api yang membakar pria tersebut.
Noah pun ikut melepas jaket parkanya dan membantu ayah memadamkan api yang membakar pria tersebut. Api pun padam, namun keadaan pria tersebut sangat mengenaskan dan gosong.
"Ayah! Tolong dia", pinta Noah.
"Iya"
Ayah langsung memapah pria tersebut dan membawanya pulang ke rumah. Noah berlari kecil mengikutinya dari belakang.
Sampai di rumah, Noah membuka pintu dan ayah membawa pria malang itu masuk ke kamar tidur tamu. Membaringkannya dan merapikan dirinya.
"Kasihan sekali dia, ayah"
"Jangan khawatir. Dia masih hidup. Jika perlu, ayah akan memanggilkan dokter untuknya. Tolong kamu jaga dia sebentar, ayah akan telepon dokter"
Noah memandang iba keadaan pria malang tersebut. Banyak kulit yang merah terbakar dan gosong. Asap pun masih menyelimutinya.
"Seperti inikah yang dinamakan manusia terbakar? Rasanya pasti sangat sakit. Jariku melepuh karena terkena minyak panas saja sakit, apalagi sebanyak ini"
Mata kanan Noah mulai bereaksi, tiba-tiba bola matanya yang hitam perlahan berubah warna menjadi kuning emas menyala. Namun, Noah tidak menyadarinya. Mata kanan Noah bereaksi terhadap pria tersebut.
"cring cring cring cring"
Sinar lembut seperti sinar matahari pagi keluar dari mata kanan Noah dan menyinari seluruh tubuh pria tersebut.
Perlahan namun pasti. Asap sedikit demi sedikit mulai hilang. Bahkan, beberapa luka mulai pulih kembali. Kulit pria tersebut perlahan pulih dan kembali sehat. Hanya tinggal sisa-sisa pakaian yang rusak terbakar.
Noah terperanga dengan keajaiban yang muncul nyata di depan matanya. Pria yang terlihat gosong dan mengenaskan, berubah menjadi pria tampan dengan warna kulit putih pucat nan halus.
Noah menundukkan kepalanya dan sedikit terisak, menangis.
"Apakah dia benar-benar malaikat? Hiks hiks.. Akhirnya, aku bisa bertemu dengan malaikat. Ibu..", lirihnya.
Pria tersebut mulai bisa menggerakkan jari jemari telapak tangannya. Namun, matanya masih belum bisa terbuka.
"Tolong aku..", ucap lirih pria tersebut.
"Tolong.. Aku.."
"Eh?", Noah langsung menghentikan tangisannya dan menatap serius tepat di hadapan muka pria tersebut.
"Dia bicara. Tapi, matanya belum mau terbuka"
"Ayah!", Noah hendak segera menghampiri ayahnya namun pria tersebut langsung meraih tangan Noah. Menggenggam erat telapak tangan Noah dengan sedikit gemeteran.
"Ada apa? Jangan takut. Aku dan ayah akan menolongmu", ucap Noah dengan polosnya.
Pria yang Noah anggap malaikat pun akhirnya tertidur dan melepas genggamannya.
"Gimana keadaan pria itu Noah?", tanya Ayah yang sudah datang kembali.
"Ayah! Ini ajaib. Lihatlah!", ucap Noah.
"A-apa? Bagaimana bisa dia pulih secepat itu Noah?", tanya Ayah kaget terheran-heran.
"Mungkin dia seorang malaikat, ayah. Jadi dia bisa pulih secepat itu", jawab Noah yakin.
"Noah..", lirih ayah sedikit kesal.
"Kalo begitu, ayah kembali ke ruang kerja ayah dulu ya putri cantik. Kamu bisa menjaganya sendiri kan?", ucap ayah datar.
"Ayah?", Noah sedikit bingung.
Ayah keluar kamar dan meninggalkan Noah sendiri bersama pria malang yang terbaring nyenyak tertidur.
Tanaka merenung sambil memandangi foto istrinya. Istrinya adalah seorang model yang sangat cantik nan anggun. Namun, usia istrinya sangat pendek. Ia meninggal dunia saat melahirkan Noah. Kebahagiaan yang dibersamai dengan kesedihan bahkan kepedihan. Kepedihan tiada akhir.
Saat kesedihannya mulai mereda dan Tanaka sudah sedikit demi sedikit mengikhlaskan kematian istrinya, Tanaka mulai berlapang dada untuk merawat sendiri putri kecilnya tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Noah tumbuh menjadi gadis manis nan lucu. Kehidupannya hanya dimanjakan oleh ayahnya di rumah. Ayah sering membelikan buku-buku cerita dan boneka-boneka untuk menjadi teman hidup Noah di rumah.
Hingga Noah tumbuh remaja, Noah melampiaskan cerita halusinasinya kepada semut-semut yang selalu ada di rumahnya. Setiap kali dia melihat semut, Noah langsung membuat cerita bersama mereka.
Itulah yang menyebabkan Noah jadi sering bicara sendiri dan berhalusinasi untuk membuat cerita hidup khayalan. Saat dia mendapati buku cerita tentang keindahan malaikat, Noah selalu mengharapkan malaikat bisa hadir di kehidupannya. Harapan yang selalu dia minta jika bertemu dengan malaikat adalah dia ingin malaikat bisa berubah wujud menjadi seorang ibu.
Keadaan Noah tersebut sedikit membuat Tanaka sedih dan frustasi. Ia menyalahkan dirinya sendiri karena merasa gagal telah merawat Noah.
"Aku harus gimana?", ucap Noah kebingungan menjaga pria tersebut sendirian.
"Aku ganti baju dulu deh. Dan mageran aja di kamar", pungkas Noah.
Noah meninggalkan malaikatnya tertidur pulas sendiri di kamar ruang tamu.
Noah tidak mengetahui, bahwa pria yang dia anggap malaikat ternyata bukanlah malaikat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments