Hari menjelang pagi. Noah terbangun dari tidurnya bak seorang putri raja. Baju tidur dress lengan panjang penuh renda berwarna putih menghiasi tubuhnya yang mungil. Kuncir rambut scrunchie selalu menjadi mahkota rambut di atas kepalanya.
"Ayah, selamat pagi", sapa Noah sambil mengucek mata menghampiri ayahnya yang sedang menyiapkan makanan di dapur.
"Selamat pagi putri ayah", balas ayah.
"Hari ini kuliah ya ayah?, Eemm.."
"Kenapa? Kok gak semangat gitu?"
"Soalnya, aku masih penasaran dengan pria itu ayah"
"Noah, kita kan belum tahu pasti tentang identitas pria itu. Jadi, Kamu jangan terlalu mengharapkan lebih, okei?", nasehat ayah.
"Hemph!!", Noah pun acuh.
Noah tidak mempedulikan nasehat dari ayahnya. Ayahnya pun hanya menghela nafas dan membiarkan Noah meninggalkannya untuk menghampiri kembali pria itu lagi.
"Pria paruh baya itu memang tidak pandai menghibur hati putrinya! Kalo aku punya suami nanti, aku gak mau punya suami kayak ayah! Terlalu lurus dan serius!", gerutu Noah.
"Ceklek, ngeekk"
Noah perlahan membuka pintu kamar tidur tamu. Dia mendapati pria tersebut masih tertidur pulas.
"Aku sangat berharap dia benar-benar malaikat. Wajahnya begitu tampan dan kulitnya putih mulus bersinar. Jika dia seorang manusia, tidak ada manusia yang sesempurna dirinya"
"Ibunda.. Ibunda.. Ibunda.."
"Eh?, dia mengigau", gumam Noah.
"Apa dia.. Sedang bermimpi?", Noah semakin bertanya-tanya.
Pria itu sedang bermimpi, ia memimpikan kembali negeri dan keluarganya yang sangat dia rindukan.
Negeri padang pasir, yang berdiri kerajaan vampir yang megah nan subur. Kerajaan vampir yang aman dan sejahtera karena dipimpin oleh seorang Raja Vampir dan Ratu dari Dewi Matahari yang sangat bijaksana dan menyayangi para rakyatnya.
Pria pemimpi itu ternyata adalah seorang vampir bernama Na Ruby Moon. Dia melihat kehidupan dan kebahagiaan dirinya bersama Raja, Ratu dan Saudara kembarnya yang bernama Ha Ruby Moon.
Meskipun Ratu adalah Sang Dewi, takdir yang telah tertuliskan tidak akan bisa ada yang mengelaknya. Sang Dewi jatuh sakit dan meninggal dunia. Kehidupan yang semula aman dan tenteram, kini menjadi suram dan runtuh bersama tiadanya Sang Ibunda Ratu, Dewi Matahari. Mimpi yang meninggalkan kesedihan.
"Ibunda.. Ibunda.."
Vampir itu masih terus mengigau memanggil-manggil Ibundanya.
Ayah datang membawakan semangkuk bubur dan air putih, "Noah, ayah sudah siapkan sarapan di meja makan"
"Iya, nanti", jawab Noah datar
"Jangan khawatir. Dia akan segera bangun dari tidurnya", ucap ayah menenangkan.
Sedikit senyuman pun terlukis di bibir Noah. Tanaka pun menghela nafas lega.
"Kring kring kring"
"Kring kring kring", Suara telepon memanggil.
"Noah, ayah angkat telfon dulu ya", ucap Tanaka.
"Iya"
Noah masih setia menjaga di samping pria itu. Semakin antusias menunggu pria tersebut bangun dari tidurnya. Harapan bahwa pria tersebut adalah malaikat semakin membuat Noah yakin.
"Deg!"
Perlahan dia membuka matanya namun langsung terperanjat bangun, "Ibunda!"
"Hah?!, Aku dimana?"
"Deg!"
"Syukurlah dia sudah bangun", ucap Noah lega.
"Siapa?!", respon si vampir langsung menoleh menampakkan mata tajamnya. Kelopak matanya runcing dan bola matanya berwarna merah menyala.
Warna merah menyala dimatanya tanda dia keturunan asli dari sang ayah, Raja Vampir bermata merah, the ruby moon eye. Mata merah dengan kekuatan bulan merah. Sedangkan, darah sang Ratu tidak mengalir di dirinya.
"Ke-kenapa dia terlihat menakutkan", batin Noah menurunkan penglihatannya.
"Dia.. Apa dia seorang manusia?", gumam Naru.
"Aah.. Kekuatanku masih belum stabil. Aku benar-benar sangat kelelahan dan kehilangan tenaga", keluh Naru sambil memegangi kepalanya.
"Apa.. Tubuhmu masih terasa sakit?", tanya Noah tidak berani menatap. Namun dia mencoba untuk tetap tenang.
"Kamu kah yang menolongku?"
"U- umm.."
"Jangan takut, aku bukan vampir yang jahat", ucap Naru sambil menyentuh lembut dagu Noah. Menatapnya serius dengan mata merahnya yang menyala.
"Va-Vampir..?"
Ternyata, pria yang Noah ketahui bahwa dia seorang malaikat adalah seorang vampir. Sangat bertolak belakang dari apa yang Noah harapkan. Noah mulai sedikit ketakutan.
"Kamu gadis yang sangat manis. Tapi, aku sedang kehilangan banyak kekuatan sekarang. Bisakah aku meminta darahmu?"
"Eh?"
Naru adalah seorang vampir yang mengembara. Dia telah mengembara ke berbagai negara untuk mencari keberadaan saudara kembarnya yang terpisah dan mencari pengganti sang Dewi Matahari.
Namun sayang, tiadanya perlindungan sang Ratu membuatnya menjadi lemah terhadap matahari. Dia hanya bisa beraktifitas di malam hari dan menyembunyikan diri dari panasnya matahari. Naluri vampir yang sesungguhnya mulai mengendalikan dirinya.
Hanya satu nasehat dari ibunda Ratu yang membuatnya masih teguh dengan pendiriannya,
..."Naru, jangan sekali-kali kamu menghisap darah manusia. Manusia memiliki hak untuk hidup bebas dimana pun mereka berada. Tapi, sekali kamu menghisap darah manusia, itu berarti kamu telah mengambil hak hidup dari manusia tersebut. Dan kamu akan menjadi vampir pembunuh yang sangat keji"...
Sebenarnya, Naru sudah berada diambang kematiannya. Dia sudah mulai kelelahan melakukan pengembaraannya, merasa sangat kesepian dan sendirian.
Kesedihan karena telah ditinggal ibunda ratu, kepedihan karena terpisah dengan saudara kembarnya ditambah lagi tanggung jawab yang besar dari Sang Raja untuknya melakukan pengembaraan ke berbagai negara membuat Naru telah banyak kehilangan tenaga dan kekuatan.
"Maafkan aku Ibunda Ratu", lirih Naru.
Mencium aroma tubuh Noah. Membuatnya semakin terbuai. Ini pertama kali Naru begitu dekat dengan seorang manusia. Dia harus segera memulihkan tenaga demi melanjutkan misi pengembaraannya.
Naluri vampirnya semakin kuat ditambah seorang gadis manusia telah berada di hadapannya.
"Aaahh.."
"Ka-kamu mau apa?", tanya Noah gemeteran.
"Aku hanya, ingin.. Mengucapkan.. Terima kasih", ucap Naru sambil masih mencium lembut aroma wajah, dagu dan leher Noah.
Mata Naru semakir bergetar dan menyala. Gigi taringnya perlahan memanjang dan meruncing.
"Tolong.. Sopanlah sedikit", lirih Noah.
"Maafkan aku ibunda ratu.. Maafkan aku.. Aku sudah tidak tahan lagi dengan kondisi tubuhku ini", keluh Naru.
Noah semakin gemetaran, bahkan menelan ludahnya sendiri pun kesulitan.
"A.. Ayaah..", batinnya ketakutan.
"Ini.. Tidak akan sakit Nona. Tahanlah sedikit karena rasanya hanya seperti digigit semut"
"Semut?", Noah jadi sedikit melirik.
"Menggemaskan sekali. Aku akan menjadi vampir jahat karena telah berani membunuhnya", gumam Naru.
"Tuan..?", lirih Noah.
"Aahh.. Dia memanggilku Tuan, seperti budak saja. Tapi, dia tidak pantas menjadi budakku. Gadis ini terlalu manis untuk dijadikan seorang budak"
"Noah, kita harus segera berangkat ke kampus. Ayah ada panggilan mendadak dari sana. Jadi, segeralah berkemas", ucap ayah yang telah selesai menerima telepon dan menghampiri Noah.
Mendengar ada suara orang lain tersebut, Naru langsung menggunakan kekuatannya untuk menghentikan pergerakan ayah Noah.
"Terima kasih Nona manis", ucap Naru lembut seraya menyilakan rambut yang menutupi leher kanannya. Dan seketika,
"Slep!", Naru langsung menancapkan ke dua gigi taringnya di leher Noah. Sangat lembut namun menyakitkan. Dia Menggigitnya semakin dalam untuk segera bisa meminum darah di leher Noah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments