Noah tidak menyangkan bisa bertemu dengan seorang vampir tampan bermata merah. Sebuah legenda turun temurun sejak dahulu kala, bahwa vampir adalah makhluk malam penghisap darah manusia. Vampir yang takut dengan sinar matahari, karena sinar matahari bisa membakar tubuh mereka bahkan bisa melenyapkannya.
Noah masih tidak percaya, namun setelah gigitan serius di lehernya membuatnya tidak bisa meragukannya. Juga, harapannya langsung pupus karena dia bukanlah malaikat.
Kekecewaan membuatnya tidak berdaya menerima perlakuan dari vampir tersebut. Noah pasrah jika dirinya akan mati karena gigitan vampir.
Naru lebih serius menghisap darahnya, hingga darah mengalir di leher dan menetes di kerah baju tidurnya yang putih. Menghisap lembut dan meminumnya, darah segar pun mulai mengalir masuk ke dalam seluruh tubuh Naru.
"Ini pertama kalinya aku menghisap darah manusia. Darah ini sangat manis. Aku, tidak bisa berhenti menghisapnya", keluh Naru.
Ack! Aaaah!", Noah mulai menggeram kesakitan.
"Dia berbohong. Katanya hanya seperti digigit semut, tapi.. Ini sakit. Sakit sekali", batin Noah menahan rasa sakit, matanya mulai sayu.
“Sakiitt!!”, lirihnya.
Vampir itu masih belum menghentikan perbuatannya, "Gadis ini kesakitan", batin Naru.
“Sebentar lagi..”, ucapnya mencoba menenangkan reaksi Noah dengan membelai lembut helaian rambut yang tergerai di sekitar bahunya.
Noah mulai terpejam, tubuhnya lunglai tak berdaya serasa nyawanya telah melayang. Naru mencabut gigitannya dan mengembalikan bentuk giginya ke ukuran normal. Menghirup nafas panjang untuk sejenak merasakan kekuatannya yang telah kembali pulih.
“Luar biasa! Gadis ini memiliki darah yang sangat lezat dan manis. Darah ini benar-benar telah mengembalikan kekuatanku”, ucap Naru sembari membaringkan Noah yang sudah tidak bernafas.
Noah sudah tidak memberikan tanda-tanda kehidupan di tubuhnya. Naru jadi merasa sangat iba dan bersalah. Dia mengangkat tubuh Noah dan menatapnya lekat di hadapannya.
“Terima kasih karena kamu telah memberikan kehidupanmu untukku”
“Cup!”, Naru memejamkan mata dan memberikan kecupan manis di bibir Noah dengan sepenuh hati dan yakin.
Mendapat reaksi kecupan itu, seketika Noah langsung membuka matanya. Matanya terbelalak dan suhu panas tubuhnya mulai meningkat.
“A-Apa yang kau lakukan?!”, tanpa aba-aba Noah mendorong bahu Naru hingga Naru terjatuh.
Ayah yang sedari tadi terkena sihir vampir yang membuatnya tidak bisa bergerak akhirnya beliaupun bergerak dan langsung kaget melihat perbuatan Noah. Naru pun mengubah mata merahnya menjadi hitam.
“A-ayah.. Di-Dia.. kurang ajar!”, ucap Noah terbata-bata dan salah tingkah mengarahkan telunjuknya kepada Naru.
“Noah ada apa?”, tanya ayah khawatir.
“Ayah, leherku.. leherku telah digigit vampir. Lihatlah”, Noah beranjak dan menghampiri ayahnya untuk memperlihatkan keadaan leher kanannya.
“Mana?”, tanya ayah melihat-lihat dengan penuh keheranan.
“Di sini, lihatlah betul-betul!”
“Tidak ada, Noah”, jawab ayah mencoba tenang.
“Ayah!, bahkan ada darah di kerah baju tidurku”
“Maksudmu ini?”, ayah melihat dua bekas gigitan di leher Noah, namun bekas gigitan tersebut hanya seperti gigitan semut”
“Nah, adakan ayah?”
“Mandilah! Kita harus segera berangkat ke kampus. Ayah tidak suka kalo harus sering terlambat gara-gara kamu”, ucap ayah kesal tidak ingin berdebat lagi tapi lebih merendahkan nada bicaranya.
“Ayah?!”
"Udah, sana. Mandi, mandi, mandi.." Tanaka pun langsung mendorong punggung putrinya untuk berjalan kembali ke kamarnya supaya segera bersiap-siap.
“Ahahaha, kalian berdua lucu sekali. Anda kah ayahnya?", ejek pria yang sudah terbangun dari tidurnya tersebut.
"Syukurlah, anda telah kembali sehat", ucap Tanaka tersenyum ramah dan beranjak pergi tidak ingin sibuk meladeninya.
"Haa aah.. Akhirnya semua pergi meninggalkanku lagi", keluh Naru.
"Apa wajahku benar-benar menyeramkan?, Ato aku terlalu galak dan mengejek?, Padahal aku sudah berusaha baik dan jujur. Terserahlah! Manusia memang membingungkan"
Naru membaringkan lagi tubuhnya di kasur.
Noah telah selesai bersiap dan berdandan. Kejadian Vampir yang menggigit lehernya dan menghisap darahnya seolah tidak memberikan kesan lagi. Noah kembali normal sediakala.
"Ayah, aku sudah siap. Ayo berangkat", ucap Noah semangat.
"Kamu tidak ingin menengok pria itu lagi?"
"Ti ti ti ti ti ti ti.."
"Tidak!", Noah langsung menghentakkan kakinya.
"Tidak mau! Ayo ayah!", Noah pun menarik lengan ayahnya dan mengajaknya segera berangkat.
Tanaka hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala lagi.
Noah dan Tanaka mulai masuk ke mobil dan melakukan perjalanan ke kampus.
"Para manusia itu mau kemana sebenarnya?", ucap Naru bertanya-tanya.
"Ayah yang tidak cocok menjadi seorang ayah, cih!", ejek Naru dari balik jendela rumah memantau kepergian Noah dan Tanaka.
"Maafkan aku ibunda ratu karena aku berani menghisap darah manusia. Aku hanya ingin memulihkan tenaga dan kekuatanku lagi. Tenang saja ibunda, gadis itu tidak mati. Aku telah memberinya separuh nyawaku untuknya", ucap Naru tersenyum.
Di dalam mobil saat sedang perjalanan menuju kampus, Tanaka mengajak ngobrol putrinya.
"Apa pria tadi melakukan hal buruk kepadamu, Noah?", tanya ayah sambil menyetir mobil.
"Hemph!", Noah memalingkan mukanya.
"Haaah.. Maafkan ayah ya Noah mengajakmu terburu-buru ke kampus. Jam berapa kelasmu akan dimulai?"
"Jam delapan", jawab Noah singkat.
"Ooh.."
Mobil pun melaju kencang nan mulus.
Sampai di parkiran, Noah turun dengan sepatu bootnya, melompat dan berputar mengembangkan rok tutunya. Seorang pria sudah menunggunya jadi jarak tiga meter darinya.
"Kak Delano", sapa Noah menghampirinya.
"Selamat pagi, Noah", balas Delano dengan ramah.
"Anak muda.. Anak muda", sindir Tanaka.
"Selamat pagi, Profesor Tanaka", sapa Delano.
"Jangan terlalu mengharapkan Noah ya Delano, kau akan menyesal kalo kenal dekat dengannya", ucap Tanaka santai.
"A-Ayah?! Bicara apa tadi kamu ayah?!"
"Ayah duluan ya", pungkas Tanaka meninggalkan Noah bersama Delano.
Delano adalah mahasiswa senior jurusan arkeologi. Dia selalu aktif mengikuti penelitian bersama Profesor Tanaka. Dia memiliki kekuatan untuk merasakan aura-aura benda bersejarah. Baginya, benda-benda arkeolog seperti memiliki nyawa yang harus diselamatkan.
"Apa ada benda berat yang kamu bawa, Noah?", tanya Delano memastikan.
"Oh, gak ada kak"
"Ya udah, yuk jalan"
Melihat Delano berjalan di depannya, tiba-tiba mata kanan Noah bereaksi lagi. Tapi ia lebih merasakan kesakitan daripada saat memberikan penyembuhan untuk Naru.
Noah berhenti untuk sejenak memastikan. Mata kuning emas menyala Noah perlahan memberikan bayangan pada sekitar tubuh Delano. Dia melihat bayangan Delano menjadi dua.
"Apa itu?"
"Aku seperti melihat bayangan hitam menyelimuti kak Delano", ucap Noah.
"Dan apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Ada apa dengan mataku? Rasanya sangat sakit dan panas"
Noah mencoba mengambil cermin dari dalam tasnya dan melihat mata kanannya dari balik pantulan cermin.
"Noah, ada apa?", Delano menoleh memperhatikan tingkah aneh Noah.
"Ti-tidak apa-apa kak, aku ke kamar mandi dulu ya", pungkas Noah berlari mendahului Delano dan meninggalkannya.
Noah memperhatikan lagi kedua matanya dari balik pantulan cermin di kamar mandi. Dia terus memastikan bahwa kedua matanya baik-baik saja. Namun, mata kanan Noah mulai berubah warna lagi.
"Ma-mataku kenapaaa?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments