Pangeran Untuk Bella

Keesokan harinya saat Bella hendak pergi ke sekolah, nyonya Dewi mendadak menghentikan langkahnya tepat ketika Bella sudah berada di depan gerbang.

"Eh Bella, ngapain kamu ke sekolah pagi-pagi buta seperti ini? enggak lihat itu masih jam 06:00?" sentak bu Dewi, "cepat kembali kesini!" suruh wanita itu.

Dengan terpaksa Bella menurutinya, dia harus sabar dengan sikap majikannya itu.

"Ada apa, Nyonya?"

"Ada apa, ada apa. Kamu seenaknya pergi gitu aja tanpa menyelesaikan pekerjaan kamu dulu. Kamu sadar diri dong, Bell. Kamu itu anak pembantu di sini, berarti kamu harus ikut membantu ibu kamu membuat sarapan pagi, bukan malah melenggang pergi gitu aja ke sekolah. Saya sudah beberapa kali melihat kamu seperti ini, tapi saya diem aja enggak tahunya kamu itu malah ngelunjak. Dasar anak tak tahu di untung! Dikasih hati malah minta jantung," omel bu Dewi panjang lebar

Pagi-pagi buta Bella harus sabar mendengar caci maki dari wanita itu, sudah takdirnya mungkin.

"Sana masuk!"

"Baik, Nyonya."

Bella kembali masuk ke dalam dan pergi menuju dapur, sembari menundukkan kepalanya.

Jujur saja, Bella tidak suka diperintah seperti itu, dari kecil sejak umurnya 8 tahun, Bella sudah dijadikan seperti pembantu.

"Kenapa malah balik lagi, kamu enggak jadi ke sekolah?" tanya bu Santi ketika Bella melepas kembali seragamnya dan mengganti lagi dengan baju santainya.

Bella tidak menjawab pertanyaan ibunya, dia malah menanyakan hal lain.

"Kapan kita punya uang untuk membeli rumah sendiri, Bu?"

"Kenapa? Kamu sudah tidak betah tinggal di sini?" tanya bu Santi.

Bella menganggukkan kepalanya, dia sangat ingin tinggal di rumahnya sendiri, kalau sudah punya rumah sendiri dia tidak perlu melihat wajah nenek sihir itu lagi, yang tak lain adalah nyonya Dewi.

****

Setelah membantu ibunya menyiapkan sarapan untuk keluarga Mahendra, Bella langsung berangkat ke sekolah. Karena sudah terlambat, jadi dia terpaksa pergi dengan menggunakan kendaraan umum.

Pas Bella merogoh saku bajunya, ternyata dia tidak mengambil uang jajannya yang diletakkan oleh ibunya tadi di samping kulkas.

Bella pikir mungkin hari ini dia bolos aja, enggak perlu ke sekolah. Karena percuma saja, dia juga tidak akan sampai tepat waktu di sana.

Saat dia sedang putus asa, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di dekatnya.

Pemilik mobil itu mulai menurunkan kaca jendela mobilnya, dan Bella menatapnya penuh kebingungan. "Kenapa mobil ini berhenti di samping aku?" Batin Bella bertanya.

Seorang cowok tampan berseragam putih abu-abu keluar dari mobil mewah itu. Dia tersenyum manis ke arah Bella. "Kamu Bella, kan?"

Ah iya, Bella ternyata juga mengenali cowok itu, dia adalah David. Idolanya cewek-cewek di sekolah mereka.

"Kamu David kan?" Bella balik nanya.

"Iya, aku David. Kamu sedang menunggu angkot kan, dari pada kelamaan nunggu mending kamu naik mobil aku aja, gimana? kamu mau kan?" tanya David.

Karena Bella sangat ingin ke sekolah, jadi tanpa ditanya dua kali gadis itu langsung mengangguk setuju.

Akhirnya mereka berangkat bersama, Bella tidak tahu kalau saat ini dia sudah masuk dalam permainannya David dan teman-temannya.

****

Begitu sampai di sekolah, david segera memutar setir mobilnya menuju tempat parkiran, dia menghentikan mobilnya, dan keluar bersama dengan Bella dari dalam mobil.

Membuat semua mata tertuju kepada mereka, David menanggapinya dengan sikap santai, dia tidak peduli akan hal seperti itu. Membiarkan saja anak-anak memikirkan hal-hal aneh tentang dirinya dan Bella, lagian apa yang mereka pikirkan juga tidak benar.

"Lihat! Itu kan David. Kenapa juga dia bisa datang bersama Bella si pembantu itu?"

"Aneh, mungkin kah David dan Bella punya hubungan spesial?" yang lain juga penasaran, mereka terus bertanya-tanya tentang hubungan David dan Bella.

David segera meraih tangan Bella dan mengajaknya untuk masuk ke kelas bersama-sama.

"Ayo aku antar ke kelas!" ajak David.

Ajakan David membuat Bella melongo, kenapa cowok itu bisa sebaik ini sama dia?

"Enggak usah, Dav. Aku bisa masuk ke kelas sendiri," tolak Bella halus. Kala itu dia mulai merasa heran, kenapa David tiba-tiba mendekatinya.

"Kamu tahu Bella, aku sudah lama memperhatikan kamu dibully sama anak-anak di sekolah ini, tapi kamu diam aja, dan sekarang aku ingin membantu kamu biar enggak ada lagi orang yang ngebully kamu," tutur David.

"Ah, tidak usah! Aku tidak ingin seisi sekolah jadi heboh, hanya karena tiba-tiba seorang cowok tampan, idolanya semua cewek datang dan membela anak pembantu seperti aku," ucap Bella sembari menunduk malu.

"Jangan terlalu memikirkan pendapat orang lain, memangnya kamu mau dibully terus sama anak-anak di sekolah ini?"

David memandangnya penuh arti, dia menatap Bella begitu dalam, seketika Bella merasa ada yang aneh dengan perasaannya.

Perasaan senang yang amat sangat, jantungnya juga berdetak lebih cepat dari biasanya, dan baru kali ini dia merasakan hal seperti itu.

Bella mulai berpikir apakah dirinya sedang jatuh cinta?

"Kamu mau kan menjadi teman aku?"

Deg!

Bella tidak menyangka kalau David sudi berteman dengannya, Bella hanya anak pembantu, dan David sudah jelas kalau dia berasal dari keluarga kaya raya.

Apa itu tidak akan mempengaruhi citra David di depan anak-anak yang lain.

"Kamu enggak malu temenan sama aku?" tanya Bella ragu-ragu.

"Kenapa harus malu?"

"Ya, karena aku..."

"Karena kamu anak pembantu, gitu?"

sambung David, dia tersenyum lebar menampakkan gigi-giginya yang berjejer rapi seperti mutiara.

"Iya..." Bella menunduk semakin dalam.

"Aku tidak seperti itu Bella. Kita sudah lama berdiri di sini, dan aku juga sudah tidak tahan menjadi bahan pembicaraan mereka. Mari aku anterin kamu ke kelas!"

Tanpa menunggu persetujuan dari Bella, David segera menggenggam tangan gadis itu dan mengajaknya untuk masuk ke dalam ruang kelas, karena sebentar lagi bel masuk akan segera dibunyikan.

 

Episodes
1 Sikap Dingin Ibu
2 Diganggu Lagi
3 Dipermalukan Di Depan Umum
4 Tangisan Dalam Kesunyian
5 Pangeran Untuk Bella
6 Niat Jahat Kanaya
7 Rencana Kanaya Berhasil
8 Hanya Sebagai Mainan
9 Hancur
10 Hanya Alasan
11 Tak Ada Rasa Sayang
12 Bukan Anak Kandung
13 Di jadikan Sebagai Lelucon
14 Di Tuduh
15 Teman Bella?
16 Ternyata Anak Orang Kaya
17 Sang Pewaris.
18 Tak Semudah Itu
19 Murid Baru
20 Tulus
21 Pembunuhan Di Depan Mata
22 Bella Adalah Bunga
23 Di Kelilingi Pangeran Tampan
24 Sebuah Kenyataan
25 Keluarga Bella
26 Di Culik
27 Mencari Bella
28 Kenapa Di Bunuh?
29 Tawaran Tika
30 Menemukan Bella
31 Selamat Tinggal
32 Pacar Baru
33 Cemburu
34 Sebuah Rencana
35 Ungkapan
36 Dia Kekasihku!
37 Kemarahan Aurel
38 Hampir Masuk Jebakan
39 Jangan Dekati Dia!
40 Dia Datang Lagi
41 Jangan Bodohi Aku!
42 Salah Paham
43 Semua Karena Aurel
44 Menemukan Bukti
45 Kebaikan Hati Reno
46 Makan Malam Bersama
47 Perasaan Tak enak
48 Jangan Tinggalkan aku!
49 Hari Berduka
50 Menerima Kembali
51 Mungkinkah Bella cemburu?
52 Cincin Kawin
53 Bertemu Camer
54 Mawar Di Makam Mama
55 Fakta Mengejutkan
56 Dia sepupuku!
57 Saingan Baru
58 Rencana Awal Berhasil
59 Pilih Satu
60 Cemburu
61 Berusaha Jujur
62 Tak Sengaja Bertemu
63 Sia-sia
64 Rencana Sasya
65 Target Baru
66 Yang menjadi Target utama
67 Mencari Perhatian
68 Semuanya Jadi Kenyataan
69 Mantan Papa tante Fanya
70 Pertemuan Pertama Dengan Papa Bella
71 Info Tentang Sasya
72 Ulah Sasya
73 Hancur...
74 Tika Kembali
75 Cerita Yang Berbeda
76 Bella Dan Ririn
77 Bersama Lagi(Akhir Bahagia)
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Sikap Dingin Ibu
2
Diganggu Lagi
3
Dipermalukan Di Depan Umum
4
Tangisan Dalam Kesunyian
5
Pangeran Untuk Bella
6
Niat Jahat Kanaya
7
Rencana Kanaya Berhasil
8
Hanya Sebagai Mainan
9
Hancur
10
Hanya Alasan
11
Tak Ada Rasa Sayang
12
Bukan Anak Kandung
13
Di jadikan Sebagai Lelucon
14
Di Tuduh
15
Teman Bella?
16
Ternyata Anak Orang Kaya
17
Sang Pewaris.
18
Tak Semudah Itu
19
Murid Baru
20
Tulus
21
Pembunuhan Di Depan Mata
22
Bella Adalah Bunga
23
Di Kelilingi Pangeran Tampan
24
Sebuah Kenyataan
25
Keluarga Bella
26
Di Culik
27
Mencari Bella
28
Kenapa Di Bunuh?
29
Tawaran Tika
30
Menemukan Bella
31
Selamat Tinggal
32
Pacar Baru
33
Cemburu
34
Sebuah Rencana
35
Ungkapan
36
Dia Kekasihku!
37
Kemarahan Aurel
38
Hampir Masuk Jebakan
39
Jangan Dekati Dia!
40
Dia Datang Lagi
41
Jangan Bodohi Aku!
42
Salah Paham
43
Semua Karena Aurel
44
Menemukan Bukti
45
Kebaikan Hati Reno
46
Makan Malam Bersama
47
Perasaan Tak enak
48
Jangan Tinggalkan aku!
49
Hari Berduka
50
Menerima Kembali
51
Mungkinkah Bella cemburu?
52
Cincin Kawin
53
Bertemu Camer
54
Mawar Di Makam Mama
55
Fakta Mengejutkan
56
Dia sepupuku!
57
Saingan Baru
58
Rencana Awal Berhasil
59
Pilih Satu
60
Cemburu
61
Berusaha Jujur
62
Tak Sengaja Bertemu
63
Sia-sia
64
Rencana Sasya
65
Target Baru
66
Yang menjadi Target utama
67
Mencari Perhatian
68
Semuanya Jadi Kenyataan
69
Mantan Papa tante Fanya
70
Pertemuan Pertama Dengan Papa Bella
71
Info Tentang Sasya
72
Ulah Sasya
73
Hancur...
74
Tika Kembali
75
Cerita Yang Berbeda
76
Bella Dan Ririn
77
Bersama Lagi(Akhir Bahagia)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!