Erlangga Aileen Satria

Erlangga Aileen Satria

Chapter 1

Hari kamis...

Pagi hari yang cerah memang seharusnya ditemani oleh ekspresi yang cerah juga, namun tidak bagi Elang. Kini, murid teladan dan dijuluki anak emas itu sedang berhadapan dengan direktur sekolah. Ekspresi tidak sukanya itu harus ia tutupi dengan senyuman khasnya. Ada apa? Apa yang terjadi pada Anak emas ini?

"Erlangga!" Gertak direktur sekolah yang diketahui bernama Ahmad. Ia memelototi elang seperti mengancam.

"Hehehe, iya pak." Jawab elang yang malah cengengesan, cat eyes nya itu tampak pada wajah tampannya.

"Kamu ngapain...? Maksud kamu tadi ngerokok depan saya itu apa? Kamu udah gila ya?! Kemana otak kamu?! Allah... Elang..." Ucap pak ahmad sambil menggelengkan kepalanya, ia kecewa pada elang yang merokok di depannya secara terang terangan dekat pos satpam.

"Kamu itu anak emas, andalan sekolah, keercayaan para guru, tapi kamu malah melanggar peraturan yang berat? Kamu tuh mikirnya kemana lang?!" Tanya pak ahmad lagi.

"Aduh pak, jangan dimarahin dong, saya kan POLOS, saya gak tau kalo ternyata ngerokok itu dilarang, lagi pun... Bosen lho pak, jadi anak yang taat peraturan terus, saya juga kan manusia, gak mungkin kan kalo saya selamanya baik? Bisa aja otak saya lagi sengklek? Belok deh, ngelanggar deh ..." Jawab Elang santai, ia menatap wajah pak ahmad yang mengesalkan itu dengan tatapan sebal.

'Pak, Jangan salahin saya kalo abis ini saya jadi julid ke bapak...'   Batin Elang tersenyum licik.

DEG!

"Ukh... Yaudah, untuk sekarang saya maapin kamu," Kata pak ahmad tak habis pikir.

"Eh?! Beneran nih?! Ah, bapak jangan bercanda... Bapak kan suka ber...

"Tapi! Kalo kamu ketauan kayak gitu lagi, saya gak akan segan segan buat ngeluarin kamu dari sekolah!" Ancam pak ahmad yang memotong omongan elang.

DEG!

'Hoho... Rupanya si bapak beneran ngancem ya...? Awas lho pak...' Batin elang lagi.

Obrolan tentang penghukuman elang pun selesai. Kini mereka sedang membicarakan sesuatu tentang kompetisi yang akan diikuti elang pekan depan. Kini perasaannya agak membaik karena memang elang ini mudah nyaman walaupun memang ia masih menaruh dendam pada pak ahmad yang menangkap basah elang sedang merokok.

Ketika sedang serius seriusnya berbicara, seorang wanita tiba tiba memasuki ruangan pak ahmad dan menaruh buku di meja pak ahmad dengan sedikit gertakan seperti memberi peringatan .

"Nih! Buku buku yang papah minta dari perpustkaan! Cukup?!"

"Gehehehehe... Makasih lho nak, kamu emang anak yang baik," Jawab pak ahmad tiba tiba ramah.

Dan...

Wanita sinis itu pergi tanpa berbicara satu patah pun setelah itu. Elang yang memang sedari tadi sedang badmood itu pun, bengong saat melihat wanita sinis itu, wajahnya tiba tiba memerah seperti bunga yang bermekaran.

"Pak... Siapa tuh? Kok bisa nyebut bapak 'papah' sih? Jangan bilang... Kalo itu anak bapak," Ucap elang masih dengan ekspresi bengong.

"Kalo kamu udah tau kenapa tanya lagi...?"

"Haha, mastiin saja pak. Elang cuma mau bilang, kalo anak bapak Cantik, Ehem, saya carter ya pak. Jangan kasih ke siapa siapa, punya saya lho, hehe, saya pamit ya pak, dadah..." Ucap elang sambil pergi meninggalkan ruangan pak direktur.

Pak ahmad yang kaget mendengar pernyataan elang pun tersenyum sambil menghela napasnya.

"Emang kamu mau sama anak saya?" Gumam pak ahmad sambil memandangi elang yang pergi dari ruangannya.

Dan di base camp...

Tempat tongkrongan elang sekawan, mereka masih menunggu elang yang masih di sidang di kantor. Saat suara langkah kaki mendekati base camp mereka...

Senam jantung pun terjadi, mereka semua masih panik.

"Halo gaes!^^" Sapa elang sambil membuka pintu base camp, membuat ke-4 temannya itu tersenyum sumringah. 

"Eeeh... Si chicin balik! Gimana chin? Kok loe bisa lepas dari amukkan pak DS?" Tanya chiko penasaran.

"Ya bisa lah, ini kan ELANG, Hahaha," Jawab elang, penyakit sombongnya itu kembali kambuh.

"Iya juga sih... Elang kan anak emas, Coba kalo si vivink yang dapet, bakal selamat gak tuh..." Lirik kevin dengan tajam pada vino, Tubuhnya merasa merinding saat kevin menatapnya sinis.

"Dor! Udah gak sekolah abis ini juga," Sahut theo dengan muka datarnya itu.

"Wah... Kalian berani ngusik gua,hah?! Berani sama gua?!" Kata vino yang balik melotot pada keduanya, ya, vino selalu mudah terbawa emosi.

TAP!

Elang menyentuh kepalanya dan mengelusnya tiga kali, membuat amarah vino itu jadi reda dengan sendirinya.

"Jangan berantem kalian tuh... Udah tau si vivink ini kayak Siberian husky, Dahlah... Masalah kecil kok di gede gedein," Ucap elang sambil tersenyum manis, menghangatkan suasana agar tidak kembali canggung.

"A,a, Yah..." Vino yang hanya bisa tertunduk malu.

*Flash back... Kenapa elang bisa tertangkap basah*

Di jam istirahat, elang dan teman temannya pergi ke belakang sekolah, bukan apa apa, Vino yang jail ini selalu ingin melihat Elang merokok. Bukan tanpa alasan elang tidak merokok, dan polosnya si elang ini, dia mau mau saja dan menerima tawaran si vino.

"Hmm... Rokok ya...? " Kata elang ragu, ia meneliti dulu si rokok itu.

"Coba nyalain geh, gak papa da, loe gak akan masuk ke pelanggaran sekolah," Jawab vino mendesak elang melakukan maksiat.

Elang yang penasaran dengan hal baru pun akhirnya menyalakan rokok itu dan menghisapnya.

"Uhuk!"

Karena tidak terbiasa, elang jadi batuk batuk sampai wajahnya memerah. Padahal itu baru satu hisapan dan elang yang tidak kuat dengan asap rokok itu di tinggalkan oleh chiko yang hendak mencari air minum. Di tengah insiden itu, sialnya si elang, ia malah tertangkap basah oleh pak ahmad, Direktur killer.

"Erlangga!!!"

"Uhuk, uhuk! Bapak! Gawat!" Gumam elang kebingungan.

Yang pada akhirnya ia menurut dan ikut direktur ke ruangannya. Dan vino yang merasa bersalah itu pun kini sedang kebingungan takut dimarahi elang.

*Flash back, selesai...*

"Thanks ya lang, loe udah mau maapin gua," Ucap vino malu, dan ketiga temannya itu terkejut melihat vino yang sangar itu malu malu didepan elang.

"Hahahaha, gak papa, kita kan best prend poreper, " Jawab elang sambil duduk di sebelah vino.

"Nih yang lebih menarik... Gua, tadi nemu cewek," Lanjut elang tiba tiba berbisik.

"Cantik?" Tanya theo dingin.

"Cantik lah, imut lagi," Jawab elang semangat.

"Waduh, baru kemaren loe jadian sama si shinta, sekarang udah mau nge-embat cewe baru? Tobat lang..." Sahut chiko sambil memijit batang hidungnya.

"Dih, apaan? Si shinta itu cuma gua goda doang, gak gua ajak pacaran, dianya aja kali yang ngaku ngaku, hehehe... Yang ini lebih menarik soalnya,"

"Siapa?" Tanya vino penasaran.

"Nah itu! Namanya gua gak tau, tapi yang jelas dia anaknya pak direktur," Jawab elang lagi.

"Si Bulan?" Tanya chiko kaget, kagetnya melebihi ekspetasi.

"Bulan? Bulan mei kali ah, canda lu mah,"

"Namanya bulan lang, Lyliana bulan purnama, anak pak ahmad kan?" Tanya chiko lagi.

"Ooh... Pantesan cantik... Namanya bulan ya...? Gua jamin, kasih gua waktu 5 bulan, dia bakal jadi pacar gua, Janji deh... Gua beliin martabak saru orang satu box,"

"Cuma martabak doang? Gak asik ah," Ketus vino kembali julid.

"Yaudah berarti nanti yang dapet martabak cuma kalian ya, vino gak diajak," Jawab elang kesal.

"Hehe... Canda lang... Selamat berjuang..."

Begitulah, sepertinya biawak bandoeng ini akan berhenti menjadi playboy dan akan setia pada bulan. Padahal ia hanya satu kali bertemu dengannya. Kenapa bisa begitu?

Terpopuler

Comments

Feni Novariani

Feni Novariani

Seru nih ceritanya...

2024-02-10

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!