NovelToon NovelToon

Erlangga Aileen Satria

Chapter 1

Hari kamis...

Pagi hari yang cerah memang seharusnya ditemani oleh ekspresi yang cerah juga, namun tidak bagi Elang. Kini, murid teladan dan dijuluki anak emas itu sedang berhadapan dengan direktur sekolah. Ekspresi tidak sukanya itu harus ia tutupi dengan senyuman khasnya. Ada apa? Apa yang terjadi pada Anak emas ini?

"Erlangga!" Gertak direktur sekolah yang diketahui bernama Ahmad. Ia memelototi elang seperti mengancam.

"Hehehe, iya pak." Jawab elang yang malah cengengesan, cat eyes nya itu tampak pada wajah tampannya.

"Kamu ngapain...? Maksud kamu tadi ngerokok depan saya itu apa? Kamu udah gila ya?! Kemana otak kamu?! Allah... Elang..." Ucap pak ahmad sambil menggelengkan kepalanya, ia kecewa pada elang yang merokok di depannya secara terang terangan dekat pos satpam.

"Kamu itu anak emas, andalan sekolah, keercayaan para guru, tapi kamu malah melanggar peraturan yang berat? Kamu tuh mikirnya kemana lang?!" Tanya pak ahmad lagi.

"Aduh pak, jangan dimarahin dong, saya kan POLOS, saya gak tau kalo ternyata ngerokok itu dilarang, lagi pun... Bosen lho pak, jadi anak yang taat peraturan terus, saya juga kan manusia, gak mungkin kan kalo saya selamanya baik? Bisa aja otak saya lagi sengklek? Belok deh, ngelanggar deh ..." Jawab Elang santai, ia menatap wajah pak ahmad yang mengesalkan itu dengan tatapan sebal.

'Pak, Jangan salahin saya kalo abis ini saya jadi julid ke bapak...'   Batin Elang tersenyum licik.

DEG!

"Ukh... Yaudah, untuk sekarang saya maapin kamu," Kata pak ahmad tak habis pikir.

"Eh?! Beneran nih?! Ah, bapak jangan bercanda... Bapak kan suka ber...

"Tapi! Kalo kamu ketauan kayak gitu lagi, saya gak akan segan segan buat ngeluarin kamu dari sekolah!" Ancam pak ahmad yang memotong omongan elang.

DEG!

'Hoho... Rupanya si bapak beneran ngancem ya...? Awas lho pak...' Batin elang lagi.

Obrolan tentang penghukuman elang pun selesai. Kini mereka sedang membicarakan sesuatu tentang kompetisi yang akan diikuti elang pekan depan. Kini perasaannya agak membaik karena memang elang ini mudah nyaman walaupun memang ia masih menaruh dendam pada pak ahmad yang menangkap basah elang sedang merokok.

Ketika sedang serius seriusnya berbicara, seorang wanita tiba tiba memasuki ruangan pak ahmad dan menaruh buku di meja pak ahmad dengan sedikit gertakan seperti memberi peringatan .

"Nih! Buku buku yang papah minta dari perpustkaan! Cukup?!"

"Gehehehehe... Makasih lho nak, kamu emang anak yang baik," Jawab pak ahmad tiba tiba ramah.

Dan...

Wanita sinis itu pergi tanpa berbicara satu patah pun setelah itu. Elang yang memang sedari tadi sedang badmood itu pun, bengong saat melihat wanita sinis itu, wajahnya tiba tiba memerah seperti bunga yang bermekaran.

"Pak... Siapa tuh? Kok bisa nyebut bapak 'papah' sih? Jangan bilang... Kalo itu anak bapak," Ucap elang masih dengan ekspresi bengong.

"Kalo kamu udah tau kenapa tanya lagi...?"

"Haha, mastiin saja pak. Elang cuma mau bilang, kalo anak bapak Cantik, Ehem, saya carter ya pak. Jangan kasih ke siapa siapa, punya saya lho, hehe, saya pamit ya pak, dadah..." Ucap elang sambil pergi meninggalkan ruangan pak direktur.

Pak ahmad yang kaget mendengar pernyataan elang pun tersenyum sambil menghela napasnya.

"Emang kamu mau sama anak saya?" Gumam pak ahmad sambil memandangi elang yang pergi dari ruangannya.

Dan di base camp...

Tempat tongkrongan elang sekawan, mereka masih menunggu elang yang masih di sidang di kantor. Saat suara langkah kaki mendekati base camp mereka...

Senam jantung pun terjadi, mereka semua masih panik.

"Halo gaes!^^" Sapa elang sambil membuka pintu base camp, membuat ke-4 temannya itu tersenyum sumringah. 

"Eeeh... Si chicin balik! Gimana chin? Kok loe bisa lepas dari amukkan pak DS?" Tanya chiko penasaran.

"Ya bisa lah, ini kan ELANG, Hahaha," Jawab elang, penyakit sombongnya itu kembali kambuh.

"Iya juga sih... Elang kan anak emas, Coba kalo si vivink yang dapet, bakal selamat gak tuh..." Lirik kevin dengan tajam pada vino, Tubuhnya merasa merinding saat kevin menatapnya sinis.

"Dor! Udah gak sekolah abis ini juga," Sahut theo dengan muka datarnya itu.

"Wah... Kalian berani ngusik gua,hah?! Berani sama gua?!" Kata vino yang balik melotot pada keduanya, ya, vino selalu mudah terbawa emosi.

TAP!

Elang menyentuh kepalanya dan mengelusnya tiga kali, membuat amarah vino itu jadi reda dengan sendirinya.

"Jangan berantem kalian tuh... Udah tau si vivink ini kayak Siberian husky, Dahlah... Masalah kecil kok di gede gedein," Ucap elang sambil tersenyum manis, menghangatkan suasana agar tidak kembali canggung.

"A,a, Yah..." Vino yang hanya bisa tertunduk malu.

*Flash back... Kenapa elang bisa tertangkap basah*

Di jam istirahat, elang dan teman temannya pergi ke belakang sekolah, bukan apa apa, Vino yang jail ini selalu ingin melihat Elang merokok. Bukan tanpa alasan elang tidak merokok, dan polosnya si elang ini, dia mau mau saja dan menerima tawaran si vino.

"Hmm... Rokok ya...? " Kata elang ragu, ia meneliti dulu si rokok itu.

"Coba nyalain geh, gak papa da, loe gak akan masuk ke pelanggaran sekolah," Jawab vino mendesak elang melakukan maksiat.

Elang yang penasaran dengan hal baru pun akhirnya menyalakan rokok itu dan menghisapnya.

"Uhuk!"

Karena tidak terbiasa, elang jadi batuk batuk sampai wajahnya memerah. Padahal itu baru satu hisapan dan elang yang tidak kuat dengan asap rokok itu di tinggalkan oleh chiko yang hendak mencari air minum. Di tengah insiden itu, sialnya si elang, ia malah tertangkap basah oleh pak ahmad, Direktur killer.

"Erlangga!!!"

"Uhuk, uhuk! Bapak! Gawat!" Gumam elang kebingungan.

Yang pada akhirnya ia menurut dan ikut direktur ke ruangannya. Dan vino yang merasa bersalah itu pun kini sedang kebingungan takut dimarahi elang.

*Flash back, selesai...*

"Thanks ya lang, loe udah mau maapin gua," Ucap vino malu, dan ketiga temannya itu terkejut melihat vino yang sangar itu malu malu didepan elang.

"Hahahaha, gak papa, kita kan best prend poreper, " Jawab elang sambil duduk di sebelah vino.

"Nih yang lebih menarik... Gua, tadi nemu cewek," Lanjut elang tiba tiba berbisik.

"Cantik?" Tanya theo dingin.

"Cantik lah, imut lagi," Jawab elang semangat.

"Waduh, baru kemaren loe jadian sama si shinta, sekarang udah mau nge-embat cewe baru? Tobat lang..." Sahut chiko sambil memijit batang hidungnya.

"Dih, apaan? Si shinta itu cuma gua goda doang, gak gua ajak pacaran, dianya aja kali yang ngaku ngaku, hehehe... Yang ini lebih menarik soalnya,"

"Siapa?" Tanya vino penasaran.

"Nah itu! Namanya gua gak tau, tapi yang jelas dia anaknya pak direktur," Jawab elang lagi.

"Si Bulan?" Tanya chiko kaget, kagetnya melebihi ekspetasi.

"Bulan? Bulan mei kali ah, canda lu mah,"

"Namanya bulan lang, Lyliana bulan purnama, anak pak ahmad kan?" Tanya chiko lagi.

"Ooh... Pantesan cantik... Namanya bulan ya...? Gua jamin, kasih gua waktu 5 bulan, dia bakal jadi pacar gua, Janji deh... Gua beliin martabak saru orang satu box,"

"Cuma martabak doang? Gak asik ah," Ketus vino kembali julid.

"Yaudah berarti nanti yang dapet martabak cuma kalian ya, vino gak diajak," Jawab elang kesal.

"Hehe... Canda lang... Selamat berjuang..."

Begitulah, sepertinya biawak bandoeng ini akan berhenti menjadi playboy dan akan setia pada bulan. Padahal ia hanya satu kali bertemu dengannya. Kenapa bisa begitu?

Chapter 2

Bel berbunyi, tanda semua murid harus memasuki kelasnya masing masing. Kebetulan kelas Elang dan kelas bulan sama sama jam pelajaran olahraga. Dan kelas mereka hendak mengadu volly.

"Halo Bulan^^ Kenal gua gak? Ya masa sih gak kenal? Ganteng gini kok," Sapa elang ketika berhadapan dengan bulan.

"Ck, berisik loe ba*i," Jawabnya ketus, dan elang bengong setelah mendengar jawaban bulan.

"Oke... Gua diem,"

'Gua bakal tunjukkin ke elo tentang hebatnya seorang elang, loe pasti bakal terpesona,' Batin elang sambil tersenyum manis.

Permainan pun dimulai...

Elang mulai menunjukkan kehebatannya dalam segi olah raga, pamer dikit kan gak dosa:v

Gerakan elang yang cepat itu bukan membuat Bulan kagum tapi malah semakin membuatnya kesal dan ingin membalas itu semua. Namun tetap saja, secepat apapun gerakan bulan, ia masih kalah dari skor kelas elang yaitu 2-5.

Permainan pun dihentikan...

Elang beristirahat dulu sambil menerima air minum dari Linda yang merupakan satu satunya cewek yang bergabung di grup elang.

"Makasih lin-lin^^" Ucap elang dengan senyum manisnya.

"Sama sama tompel^^" Jawab linda kesal, ia tidak mau disebut lin lin oleh elang.

"Hehehehehe... Kalo dendam jangan senyum dong mukanya... Kan makin kesel liatnya^^"

"Loe juga sama pel... Kalo gak suka jangan gitu bengetnya..." Jawab linda lagi yang terus tersenyum manis pada elang.

"Hadeuuh... Sampe kapan mereka mau kayak gitu?" Tanya Chiko tak habis pikir.

Di saat kejulidannya kepada linda, Elang juga menyadari bahwa seseorang sedang memperhatikannya, karena punggungnya merasa panas.

TUK!

"Duh!" Lirih elang sambil memegang kepala belakangnya.

Ia pun segera menoleh siapa orang yang melempar botol minum kepadanya, dan tertangkaplah pelaku itu yang ternyata adalah Bulan, ia tak terima dirinya yang seorang siswi unggul dari eskul volly ini kalah oleh orang yang baru saja SKSD padanya.

Ia mengacungkan jari tengahnya dan meninggalkan lapangan.

Hatinya kembali panas dan tak habis pikir dengan sikap bulan yang tiba tiba begitu padanya.

"Punya masalah hidup apa sih...?" Tanya Linda yang ternyata melihat saat Bulan mengacungkan jari tengahnya.

"Gak tau... Mungkin dia cemburu gegara loe pegang pegang gua," Jawab elang meng-pede.

Linda pun sadar dan segera melepas rangkulannya dari elang, wajahnya seketika memerah karena malu. Dan Elang, hanya tertawa puas melihat Linda yang memerah itu, ia sangat senang menjaili Linda. Karena Linda yang dulunya pernah menyukai dirinya namun ditolak elang secara halus.

*Kelas 3 SMP*

Linda yang memang adalah seorang Siswi paling cantik di sekolah itu memang selalu di dewikan oleh laki laki di sekolahnya. Banyak sekali orang yang menembak Linda, namun, tidak ada satupun laki laki yang membuatnya tertarik.

Dan pada saat bersamaan...

Elang yang adalah seorang murid pindahan itu datang dan menjadi dambaan para wanita juga, bukan hanya karena tampan dan berprestasi, dia juga sangat ramah dan mudah berteman dengan siapa saja, candaannya berbeda dengan anak laki laki lainnya. Dan menurut Linda, Elang lah yang cocok untuk menjadi pacarnya. Namun, beberapa kali Linda menunjukkan bakat kecantikannya, ia sama sekali tidak menunjukkan tanda tanda ketertarikan pada Linda.

Dan untuk memastikan, Linda mencoba menembaknya duluan.

"Lang, gua suka sama loe," Ucap linda malu malu, dan ekspresi elang itu menunjukkan bahwa ia sangat terkejut.

"Eh? Kenapa?"

"Gak tau! Loe buat gue tertarik, dan gue, sama sekali belum pernah  tertarik sama cowok, cuma loe lang, cuma loe satu satunya cowok yang kiyowo, yang bisa bikin...

TEP!

"Hah?!"

Linda terkejut saat tangan Elang tiba tiba menyentuh kepalanya dan mengelus elusnya. Dengan senyuman yang hangat itu, sudah dipastikan bahwa linda ditolak.

"Hehehe, gitu ya? Hm... Tapi gimana ya? Yang gua liat, loe gak bakal suka kalo sama gua, dan hubungan kita bisa aja renggang, karna, loe itu gampang bosenan. Gimana kalo kita temenan aja? Eh! Lebih dari temen deh, gua bakal anggap kalo cuma LOE, cuma Linda satu satunya cewek yang paling deket sama gua, okay? Do you understand, girl?" Ucap elang dengan senyuman ala ala orang china gitoh, jadi matanya gak keliatan kalo dia senyum lebar.

Linda pun sedikit kecewa, pada awalnya. Dan dia pun kembali tertawa dan mencubit pipi lembut elang.

"Hahaha! Jadi gue ditolak nih... Ceritanya? Yaudah, tapi... Loe harus janji kalo loe gak akan ninggalin gue gimanapun keadaannya, oke?"

"O, ya pasti," Jawab elang sambil mengikat kelingking mereka sebagai tanda janji.

*Flash back, selesai...*

Dan Linda akan sangat malu kalau mengingat kejadian itu lagi.

Bulan pun pergi ke perpustakaan untuk menenangkan dirinya. Ia meremas botol minum sampai kerempeng saking kesalnya atas kekalahannya hari ini.

"Elang... Elang... Musuh paling sengit... Gue gak akan ngelupain kejadian yang bikin gua malu! Liat aja loe ya!" Gumam bulan sambil menggertak giginya.

SRING!

"Kenapa lang?" Tanya Kevin saat melihat elang yang tiba tiba kaget.

"Nggak... Tiba tiba aja gua ngerasa merinding..." Jawab elang sambil memegang leher belakangnya.

Bel usai pelajaran selesai pun berbunyi...

Elang pulang menggunakan motor scoopy hitam kesayangannya, bukannya elang tidak mau, jika dia memakai motor besar akan terlihat mencolok dan terlihat bahwa elang adalah anak seorang presdir China yang terkenal, (Walaupun orang orang sudah tahu kalau dia adalah putra kedua presdir Guang).

"Hehehe... Bulan... Kayaknya bulan bikin jantung gua rusak deh, tiap liat si bulan jantung gua berdebar dan napas gua jadi gak beraturan," Ucap elang.

"Jangan mainin dia ya," Jawab chiko yang ternyata di bonceng Elang.

"Lah? Emang gua kayak gitu? Nggak kali, gua kan cowok baik baik,"

'Yah... Gua harap loe jadi goodboy deh, walaupun loe udah sering nge-limain cewek cewek loe dulu,' Batin Chiko lagi.

Saat selesai mengantar chiko pulang, Elang tak pergi kemana mana dan langsung pulang ke rumah. Namun saat ia sampai di rumah, Elang mendapati tatapan maut dari sang mamah tercintanya.

Kira kira, ada apa ya? Apakah elang melakukan kesalahan besar?

Nb: Elang mempunyai serangan panik dimana ia akan terus terbata jika keadaan di sekitarnya menegangkan. Ia akan kesulitan bernapas, berkeringat dingin dan pucat.

-Elang mempunyai alergi Kucing yang lumayan parah, tapi ia memaksakan diri untuk terus merawati kucingnya walaupun mamanya sudah melarangnya.

-Elang adalah penggemar berat martabak, dimana ada toko martabak, disitu ada Elang.

-Elang juga sempat lemah jantung saat masih kecil, makannya... Jangan sampai membuat Elang kaget ya?

-Elang adalah seorang ketua geng Eagle of peace. Tetapi geng nya tidak terlalu aktif.

-Elang mempunyai 4 sahabat terbaik, dimana salah satu sahabatnya sangat menghormati Elang dan akan menjadi sangat penurut jika itu perintah elang.

Chapter 3

...Kamu itu bagaikan pohon.jika pohon bisa menyerap CO² Dan menukar nya dengan O² untuk manusia hirup.maka kamu bisa menyerap kesedihan ku Dan menukar nya dengan kebahagiaan"...

...-Erlangga-...

"Assalamualaikum... Eh?!"

Elang terkejut ketika mamahnya menatap tajam seperti hendak menerkamnya. Kenapa? Apa yang dilakukan Elang?

"Wa-alaikumussalam..." Jawab mamah dengan nada dingin.

"Kenapa mah? Serius amat, jangan gitu ah... Elang deg deg-an nih," Kata elang yang hendak mencairkan suasana.

"Erlangga... Duduk," Titah sang mamah dengan nada yang sama, dan Elang si penurut pun langsung duduk dengan wajah polosnya itu.

"Elang... Pistol bapak dikemanain...?" Tanya mamah memojokkan Elang. Masih dengan tatapan yang sama, Tiba tiba Elang terkena serangan panik, dimana ia tidak bisa berbicara ketika di pelototi begitu.

"P,pistol... Bapak...? Y,yang mana ya...? E,elang gak... Paham..." Jawab Elang kaku, ia mulai berkeringat dingin.

'Gawat! Gua panik! Gua gak bisa ngomong kalo kayak gini...' Batin Elang sambil memegang dadanya.

Mamah yang menyadari bahwa Elang kena serangan panik itu menjadi iba dan kembali memasang raut wajah yang khawatir. Dengan nada lembut, mamah memegang bahu elang yang bergetaran. Dan Zhao yang julid itu hanya menyaksikan drama itu dari jauh sambil makan Qtella rasa tempe.

"Huuh... Tadi ada maling, 2 orang, sedangkan mamah sendiri di rumah, dan pistol bapak yang sengaja di tinggalin di rumah malah gak ada pas di saat genting kayak gitu, untung zhao dateng dan rumahnya alhamdulillah gak ada yang kecolongan," Ucap mamah dengan nada lembut dan tersenyum hangat.

"Gitu ya...? Pistol bapak... Elang bawa ke sekolah, soalnya Elang takut di tembak gegara pacar elang banyak, maapin elang deh... Elang kembaliin pistolnya, Elang juga minta maap kalo misalnya bikin mamah khawatir, " Jawab Elang sambil mengeluarkan pistol dari tasnya. Ia menyukai kehangatan dan kelembutan. Makannya wanita yang paling ia sukai adalah mamahnya.

"Iya, maapin mamah juga karna udah bikin kamu panik, kamu pasti jadi keinget trauma yang waktu itu kan? Udah... Sekarang udah gak papa kok, lagian, kamu udah gede juga, harusnya udah bisa lupain dong? Iya gak?" Ujar mamah sambil memeluk elang, memang, anak kedua ini sangat manja pada mamanya.

"Hehehehe, iya sih..." Jawab elang cengengesan.

"Eits! Tapi jangan ngerasa bebas dulu, jangan kira kalo kamu bebas dari hukuman ya, hukuman tetap ada walau mamah maapin kamu, gak susah kok. Malam ini, gak boleh kemana mana! Belajar! Jangan niat kabur lho, mamah udah bilang ke kevin buat gak bukain pintu rumahnya kalo kamu dateng ke  rumahnya," Ucap sang mamah sambil tersenyum smirk.

"Hah?! TYDAAACCKKK!!!" Teriak Elang dengan suara lantangnya itu.

Zhao pun tertawa puas setelah melihat mamah yang licik itu. Memang, Elang adalah hiburan untuknya, kalo Elang tidak ada, seisi rumah bagaikan kosong. Elang pun berjalan lunglai menuju kamarnya dan segera menjatuhkan diri ke kasur empuknya yang lega sambil membuang napas kasar.

"Huuh! Gak... Gak bisa... Gak bisa gini... Gua gak tahan kalo kayak gini... Malah jiwa nackal gua ini meronta ronta ingin kabuur! Sekarang, pikirin caranya gua kabur selain ke rumah kevin..." Gumam Elang sambil menggigit jempolnya.

TRING!

Otak yang encer itu langsung tertuju ke rumah Chiko, ya, rumah chiko adalah rumah yang paling aman untuknya. Alasan Elang tidak mau ke rumah Theo, karena theo dingin dan pasti akane gomel tentang kelakuannya, dan ia tidak mau kerumah vino karena rumahnya dijaga ketat oleh tentara, jika salah bergerak, Elang bisa aja kena tembak:v begitu pikirnya. Dan rumah chiko hanya berjarak sekitar 1,5 km dari rumahnya. Ia bisa menikmati pemandangan kota indah itu dengan berjalan jalan sendiri di malam hari.

Malam pun tiba...

Ia pun hanya menyiapkan dompet dan jaket hoodie hitam miliknya. Jendela sudah siap dan terbuka. Dengan mental baja itu, ia lompat dari kamarnya, ets! Nggak lah, Ia pergi melewati zhao yang sedang menonton tv itu dan... Tidak berhasil karena ada Adit, adik yang sangat merepotkan baginya.

"Mau kemana? Mau kabur?" Tanya adit, ia adalah anak paling tengil di keluarganya.

"Lah itu tau... Make nanya," Jawab Elang santai.

"Gak bi-sa! Gua lapor mamah lho... Ha-ha-ha-ha," Ancam adit dengan wajah julidnya itu.

"Utututu... Lucu banget sih... Ancaman kayak gitu gak akan ngaruh ke gua mah, ba-ka," Jawab Elang dengan wajah dinginnya.

"Kalo loe lapor, gua juga bakal laporin elo perihal nongki bareng ciwi ciwi di warteg bu Suti... Xi-xi-xi..." Elang yang memang si raja julid itu menunjukkan bukti.

"Bego! Itu kerja kelompok bukan nongkrong!!! Balikkin hapenya woey!!!" Teriak Adit sambil berusaha meraih ponsel Elang.

Dan ditengah kelengahan adit, Elang pun berhasil kabur dan lari secepat mungkin. Dan teriakan Adit itu terdengar jelas di telinga sang mamah.

"ERLANGGA! Anak laknat kamu!!!" Teriak mamah kesal.

"Aduh mah... Si aa tuh nackal banget, susah banget mengelabui dia, tenang mah, adit bakal ngejar si aa biar mamah gak sakit kepala, kalo mamah sakit kepala, siapa yang repot coba?" Ucap adit menyeleneh, si mamah malah makin kesal dengan perkataan si bungsu.

"Bahkan kamu lebih nakal dari aa kamu ya adiittt?!!!" Kata mamah sambil menjewer telinga adit.

"A, Ampuuunnn suuhuuuu!!!" Rintih adit kesakitan.

Akhirnya elang bisa bebas menikmati pemandangan bandoeng di malam hari. Daripada hanya membawa jiwa dan raga, Elang juga membeli sesuatu untuk diberikan pada Chiko nanti.

Tok, tok, tok.

Tidak cukup hanya dengan tiga kali ketukan, Elang mengetuk pintu rumahnya dengan sedikit tenaga dalam karena ia tahu anak itu pasti sedang bermain game kesukaannya.

TOK, TOK, TOK, TOK, TOK, TOK, TOK!!!

"ASSALAMUALAIKUM!!! WOEY! Chio! Ini gua nih! Dateng!" Teriak Elang dari luar, dam chiko yang risih itu segera membukakan pintu dengan wajah yang masam dan kesal.

"Loe gak liat apa? Itu ada bel! Tinggal teken aja!"

"Dih... Tamu itu disambut dengan kehangatan dan kehormatan, ini malah dimaki, sakit hati tau... Padahal gua udah beli mie ayam spesial buat elu... Kecewa ah, mending gua kasiin aja mie ayam nya ke ayam," Ucap Elang manyun.

"Wait! Mie ayam?! No, no, no, Its bad El, Jangan marah dong... Welcome to my home Aileen^^" Ucap chiko menahan Elang pergi. Wajahnya langsung cerah dan ramah.

"Hehe... Mie ayam memang manjur," Gumam Elang senang.

Elang pun masuk ke kamar chiko dan mulai menceritakan apa yang ia alami di rumahnya sambil memperagakan mamanya ketika marah. Ketika sedang happy seperti itu, seseorang menendang pintu kamar Chiko dengan penuh emosi.

Siapakah dia...? Kenapa emosi ya?

Mau tau gak apa yang bikin Elang trauma?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!