Telah hampir dua tahun Lani menjadi pelayan napsu Jefri. Saat ini Jefri bahkan terkadang menginap di rumah Lani. Jefri membelikan sebuah apartemen untuk keluarganya.
Lani tidak peduli dengan apa yang dipikirkan istrinya Jefri saat suaminya tidak pulang dan berada dalam pelukannya. Lani hanya ingin mengikat Jefri agar uangnya tetap keluar buat biaya hidup dirinya dan keluarga.
Tiga bulan lamanya Lani telah menduduki bangku kuliah. Banyak teman cowok yang ingin mendekati wanita itu, termasuk teman sekelasnya bernama Yudha. Bagaimana tidak menarik perhatian, Lani adalah wanita yang cantik dengan kulit putih bersih.
Visual Melani
Sejak mereka sekelas, Yudha sering memperhatikan wanita itu dan berusaha mendekati. Namun, Lani memang sedikit sulit bergaul. Lani sengaja menjauh dari pergaulan karena merasa minder dengan kehidupan yang dia jalani.
Lani sering ketakutan orang tahu apa yang dilakukan dirinya dengan Jefri. Wanita itu takut setelah tahu dia menjadi simpanan seorang pria beristri maka semua teman merass jijik dan menghinanya. Pasti tidak akan ada yang sudi mendekatinya.
Sebelum teman-temannya tahu, Lani yang sedikit menjaga jarak. Jika tidak ada tugas yang mengharuskan mereka belajar kelompok, Lani akan pulang setelah kegiatan belajar. Tidak ada yang namanya berkumpul dan bermain dengan seusianya.
Terkadang ada rasa rindu bermain dan bercanda dengan teman seusianya seperti dulu lagi namun ketakutan orang tahu apa pekerjaan dan siapa dirinya membuat Lani urungkan niat bermain.
Saat ini Lani duduk di bangku taman depan kampus, menunggu jemputan Jefri. Pria itu tidak mengizinkan Lani pulang dengan angkot atau bawa motor sendiri. Jika dia ada rapat, supir suruhannya yang akan menjemput.
Yudha yang melihat Lani duduk sendirian merasa ada kesempatan mendekati wanita itu. Pemuda itu berjalan mendekati Lani.
"Menunggu siapa, Mel? Kenapa sendirian aja. Nggak menunggu di sana dengan teman lainnya?" tanya Yudha.
Lani tersenyum dengan pemuda itu. Dia cukup mengenalnya karena pernah mendapat tugas satu kelompok.
"Aku menunggu jemputan," ucap Lani masih dengan senyuman yang terkembang di bibir mungilnya.
"Anak mami juga. Masih di jemput!"
"Aku nggak pernah naik angkot. Bukannya anak mami, tapi takut nyasar. Ntar anak kampus ini akan kehilangan jika aku nggak masuk kuliah lagi," ucap Lani bercanda.
Yudha tertawa, dan mengangguk. "Aku orang pertama yang kehilangan kamu jika tidak ke kampus!"
Lani memandangi Yudha dengan dahi berkerut mendengar ucapan pemuda itu. Apa itu juga candaan ataukah serius? Lani menatap wajah Yudha lama. Baru disadari pria itu sangat tampan dan manis. Selama ini Lani terlalu menutup diri.
Visual Yudha
"Aku merasa tersanjung, orang setampan kamu merasa kehilangan aku," ucap Lani.
"Tapi aku rasa, sekampus juga akan merasa kehilangan jika kamu tidak hadir. Kamu cantik, siapa saja pasti ingin memandangi wajahmu. Seperti ada sesuatu yang hilang jika kamu absen!"
"Kamu dari tadi memuji aku. Sayangnya aku nggak ada uang receh untukmu," canda Lani lagi.
Yudha tersenyum semringah. Selama ini Yudha kira Lani anak yang sombong dan irit bicara ternyata saat diajak mengobrol anaknya sangat ramah dan tidak pendiam seperti yang selama ini dia kira.
"Mau aku antar pulang?" tanya Yudha setelah cukup lama mereka bicara dan berbincang.
"Terima kasih atas tawarannya. Namun, jemputan aku lagi dijalan. Lain kali apa tawarannya masih berlaku?" tanya Lani lagi.
"Sampai kapan pun tawaranku tetap berlaku. Kamu bisa memintaku mengantar kemanapun kamu pergi," ucap Yudha.
"Terima kasih sekali lagi."
"Aku pamit."
"Hati-hati, jika jatuh berdiri sendiri," ucap Lani kembali bercanda.
Yudha tersenyum menanggapi candaan Lani. Dia mengambil mobil dan mengendarai meninggalkan kampus.
Lima belas menit Lani menunggu. Rasa jenuh mulai menghinggapi. Saat dia akan berjalan, tampak dari kejauhan mobil Jefri menjemput. Dengan cemberut wanita berjalan mendekati mobil.
"Maaf, Sayang. Tadi di kantor aku rapat," ucap Jefri begitu Lani duduk di jok depan. Jefri menggenggam tangan Lani dan mengecupnya.
Jefri tahu, pasti saat ini Lani sedang kesal dengannya. Jefri tahu pembujuk bagi wanita kecilnya ini. "Kita mampir butik dulu sebelum pulang?" tanya Jefri.
Biasanya Lani akan langsung luluh jika diajak ke butik. Ternyata dugaan Jefri tidak meleset. Senyuman langsung terkembag di bibir mungil wanita itu.
Visual Jefri
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Crystal
Kok kurang hot gini ya
2023-09-16
1
❤️Rizka Aulia ❤️
jgn2 yudha anak jefri 🤭
2023-02-15
1
Feyza Adzkiya Putri
buat yudha kukasih penghargaan dgn tulisan MENYAKITI SEORANG WANITA terutama istri
2023-01-07
0