Setibanya di rumah sakit, semua pihak rumah sakit yang menyadari akan kehadiran Tuan Hendrick langsung saja menundukkan kepala mereka di sertai senyum simpul yang mereka tunjukkan kepada Tuan Hendrick, sedangkan Tuan Hendrick masih mempertahankan sikap wibawa nya dengan terus menegakkan kepalanya melewati orang-orang yang ia lalui. Tuan Hendrick membawa langkahnya menuju ruang kepala pemilik rumah sakit. Aku terus mengikuti nya dari belakang, entahlah saat tiba di rumah sakit aku merasa sudah tidak percaya diri lagi berjalan di samping Tuan Hendrick. Saat turun dari mobil dan berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit, aku bisa melihat banyak pasang mata yang menatap dengan penuh ke kagum ke arah Tuan Hendrick. Wajar saja mereka merasa kagum, karena Tuan Hendrick merupakan pria yang tampan dengan bentuk tubuh dan tinggi tubuhnya yang begitu ideal. Aku pun merasa masih bermimpi atas tawaran nya yang meminta aku agar bersedia menjadi istri simpanan nya. Sebenarnya ada satu pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada Tuan Hendrick sedari aku masih berada di ruangannya tadi, pertanyaan yang terus mengganjal, tapi pertanyaannya itu masih aku simpan dan tak berani aku tanyakan. Yaitu, aku ingin menanyakan seberapa banyak wanita yang sudah menjadi istri simpanan Tuan Hendrick. Aku yakin tidak hanya aku yang ia tawarkan untuk menjadi istri simpanan nya, pasti banyak wanita lain yang lebih cantik dan menarik yang sudah ia jadikan wanita simpanan untuk menemani nya.
''Ayo masuk,'' ajak Tuan Hendrick saat kami sudah berada di depan pintu ruang kepala rumah sakit, aku tahu itu ruang kepala rumah sakit karena ada tulisan di dekat pintunya. Ia membuka pintu untukku lalu meminta agar aku masuk terlebih dahulu.
''Tuan duluan saja yang masuk,'' jawabku sungkan.
''Kamu duluan saja yang masuk. Bukankah kita ke rumah sakit ini untuk menyelesaikan masalah biaya dan pengobatan adik mu,'' ucapnya lagi dengan ekspresi wajah datar. Kedua tangan nya ia masukkan ke dalam saku celana, membuat ke tampannya semakin bertambah. Mendengar itu, akhirnya aku masuk terlebih dahulu dan Tuan Hendrick berjalan di belakang ku. Setibanya kami di ruangan, sang kepala rumah sakit langsung menyambut kedatangan kami dengan ramah. Pria yang ku taksir berusia sekitar empat puluh tahun itu langsung mempersilahkan kami untuk duduk, ia melihat kepada ku sekilas dengan wajah datar, lalu setelah itu ia menatap Tuan Hendrick dengan senyum merekah.
''Maaf sebelumnya Tuan kalau pelayanan nya kurang baik. Kami tidak menyangka kalau Tuan akan berkunjung ke rumah sakit ini pada hari dan saat ini,''
''Ya sudah, tidak perlu berbasa-basi Dokter. Saya datang ke sini tidak lama. Saya datang ke sini hanya untuk menyelesaikan biaya pengobatan pasien yang bernama Yumna.'' Tuan Hendrick menatap ke arahku, dan aku mengangguk kecil. Tuan Hendrick berkata to the points tanpa membuang-buang waktu, mungkin memang begini lah caranya orang kaya dan orang sibuk dalam berkomunikasi. ''Saya ingin kalian melakukan penanganan yang terbaik terhadap pasien, karena saya yang akan menjamin semua biaya pengobatan selama pasien berada di rumah sakit ini. Selain itu, saya minta pihak rumah sakit juga menyediakan suster khusus untuk menjaga Yumna selama dua puluh empat jam penuh, karena anggota keluarga nya yang lain sudah tidak ada lagi, ia hanya punya satu orang Kakaknya saja, sedangkan Kakak nya harus bekerja dengan saya,'' jelas Tuan Hendrick seraya menunjuk ke arah ku. Sang Dokter pun mengangguk-angguk kepala nya selama mendengar Tuan Hendrick berbicara. Menandakan kalau ia sudah mengerti sama apa yang di katakan Tuan Hendrick.
''Baiklah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien yang bernama Yumna.'' Jawab Sang Dokter mantap. Setelah itu Tuan Hendrick keluar dari ruang sang kepala rumah sakit tanpa berbasa-basi lagi. Tuan Hendrick dan sang dokter hanya berjabat tangan, dan akupun juga.
''Tuan, bolehkah aku menjenguk adikku sebentar?'' tanyaku hati-hati saat kami lagi berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit.
''Boleh. Biar saya temani, tapi jangan lama-lama. Karena nanti malam kita akan segera melangsungkan pernikahan kita.'' Jawab Tuan Hendrick tersenyum kecil, senyum yang berhasil membuat bulu kuduk ku merinding.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
garcep bener pak bos
2023-03-23
0