"Kay...!"
"Iya! Onni, ada apa?" jawabnya tanpa berbalik karena masih membayangkan begitu mersanya Dia dan Abizar yang sedang memadu kasih, apa lagi ia tak ingin menyia-nyiakan wajah tampan di depan nya itu.
"Kay...! apa kau tidak mendengar Mama...?" Teriak Bi, Nurul dan itu tepat di telinga Kayla.
"Iya Mama...ada apa?" Jawab nya berbalik menatap Mama nya yang kini sudah berkacak pinggang.
"Kamu bilang Ada apa? lihat Kakakmu kemana? bukankah Mama menyuruhmu untuk menemani Kakakmu itu untuk masuk ke Masjid lalu kemana dia sekarang?" kesal sang mama.
"Kak, Onni? tadi dia di sin__"
Kayla menjeda kalimatnya saat tersadar kalau tak ada siapapun bersamanya.
"Ma, Onni kemana? kenapa dia tak ada di sini?" Ucapnya binggung, sebab Abizar juga ikut menghilang.
"Kau, bertanya pada Mamamu yang baru tiba ini...? lalu kau kemana dari tadi? kenapa kau tak melihat kemana perginya?" cecar sang Mama.
"Sekarang Mama tidak mau tahu cari kakakmu itu sampai ketemu titik!" tegas sang mama.
"B-baik Ma,..." Kayla pun segera meninggalkan sang Mama yang masih setia menggerutu.
*
"Ada apa Kak, kenapa Kakak berhenti?" tanya Yumna saat Abizar berhenti ia menatap seseorang yang baru saja tiba dengan kursi roda yang di dorong oleh seorang pengawal yang berada di belakanya itu.
"Kau...! Kau...!" Tunjuk Abizar dan Vano secara bersamaan.
"Ada apa kau berada di sini?" tanya Vano sedang matanya seolah menatap tajam ke arah wanita yang di bencinya karena pernikahan nya malam ini akan terlaksana juga.
"Hai Bung, ini adalah tanah kelahiranku, dan kau sendiri ngapain di sini?" tanya Abizar sambil menelisik pakaian yang di pakai Vano begitu senada dengan apa yang di pakai Yumna saat ini.
"Aku ada_"
"Onni...Onni...Onni...!!!...uh..hah uh hah uh ah,"
tiba-tiba saja Kayla berteriak histeris menjeda kalimat Vano, dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Baguslah aku menemukanmu disini hampir saja aku akan di gantung, karena Kakak meninggalkan ku tanpa pamit" cicit nya.
"Aku sudah memanggilmu, tapi kau ke asikan dengan mimpimu itu," sindir Yumna.
"Aku tidak sedang bermimpi Kok, Kak, sebentar lagi Kak, Abi akan melamar dan menikahiku, iya kan Kak, Abi," timpal nya sambil memainkan alis matanya menggoda Abizar, sedang Abizar hanya bisa menunduk jengah dengan kelakuan sepupu Yumna tersebut.
"Cieee...lihatlah Kak, Abi malu-malu padaku, atau sekalian kalau Kak Abi mau malam ini kita akad aja langsung barengan dengan Onni Kak!" ceplosnya dengan sumringah.
"Kay...kau apa-apaan,? kenapa Kau_"
"Siapa yang akan Akad?" tanya Abizar dengan nada yang terkejut, membuat Yumna menggantung kalimatnya.
"Apa Kakak tidak tau sama sekali kalau yang akan menikah malam ini Kak Yumna, lalu Kakak datang kemari untuk apa? atau sekalian aku fikir Kakak cocok kalau kakak sekalian ikut saja jadi saksi dari mempelai laki-laki" tunjuk nya pada Vano.
Mendengar apa yang baru saja di sampaikan oleh Kayla membuat Abizar tercekat seolah tak percaya.
"Kau jangan bercanda Key...!" kejutnya.
"Untuk apa aku_"
"Kalian rupanya disini, ayo cepatlah! kau juga Yumna, Vano, kalian belum syah menjadi suami istri tapi kenapa kalian berada di tempat ini? sebentar lagi Acara akan segera di mulai Ayo masuk!" Ajak Bi, Nurul menjeda kalimat Kayla.
"Iya... Bi, tapi tunggu! aku ingin mengajak temanku ini, Ayolah kau ikutlah masuk bagaimana? Ayolah Kenapa kau diam saja?" tanya Vano kembali pada Abizar yang masih mematung pada tempatnya.
"E-eh lya! baiklah, aku ikut." Ucap Abizar pada akhirnya dengan terpaksa, walau dengan perasaan hancur, ia mengikuti semua langkah kaki orang-orang yang ada di depannya.
Dia merasa dunianya seakan runtuh, hatinya pun remuk redam, di mana malam ini ia berniat ingin meng khitbah wanita pujaan hatinya malah ia akan menyaksikan pernikahan wanita yang sangat di cintainya itu, bersama orang yang di kenalnya sangat dekat.
Sepanjang acara yang sangat sakral itu mata Abizar tak berhenti melirik ke arah Yumna la seolah membayangkan jika dirinyalah yang saat ini duduk di samping Yumna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bagaimana para saksi Sah...?" tanya seorang penghulu kepada para saksi dan juga para tamu yang hadir.
"Sah..." jawab para saksi dan semua orang yang menyaksikan di tempat itu.
"Yumna,, terima kasih karena telah mau menjadi istriku dan menjadi calon ibu untuk anak-anak kita kelak, aku berjanji tidak akan membuatmu kecewa, akan selalu ada senyum yang merekah di wajah cantikmu ini." Ucap Abizar lembut.
"Terima kasih Kak Abi, aku percaya kok Kak, terima kasih karena Kak Abi, juga mau mempersuntingku sebagai istrimu, aku sangat bahagia sekali." Balas Yumna dengan senyum yang membuat Abizar semakin jatuh cinta semakin dalam.
"Kak, Kak...!"
"lya Yumna ada apa," sahut Abizar dengan senyum yang masih merekah.
"Yumna,? Kak, aku Kayla acara sudah selesai apa Kakak akan menginap di sini biar Kay, temani ya Kak...!" ujar Kayla hendak duduk di samping lelaki itu.
Abizar sendiri segera bangkit begitu tersadar dengan ucapan Kayla yang mengatakan kalau acara sudah selesai, berarti Yumna sudah Sah menjadi istri orang lain.
"Kak, kau mau kemana? kenapa meninggal kan aku seperti ini,?" teriak Kayla yang melihat Abizar berlalu begitu saja meninggalkannya bahkan lelaki itu tak berbalik sedikitpun melihatnya.
"Kak, Abi aku ikut...!" cicitnya lagi saat Abizar melintas di depannya dengan motor sport miliknya, namun tetap saja Abizar tak mempedulikannya.
"Biar Neng pulangnya sama Abang aja ayo Neng," ujar seseorang dari belakang membuat Kayla tak berani menoleh, apa lagi saat mengingat kalau malam ini ternyata malam jum'at.
"Aaaaa....setaaaan....teriak Kayla yang berlari dengan semangat 45, membuat pemuda yang menyapanya tadi hanya bisa melongo.
"Dasar cewek yang aneh mukaku yang paling ganteng kayak begini Dia bilang setan, uh dasar sial, baru saja aku ingin menanyakan alamat, Dia udah kabur, apa sebaiknya aku ke penginapan saja dulu, sambil menunggu Alyssa yang lelet itu, seharusnya gadis itu sudah sampai, tapi kenapa dia belum tiba juga,?' gerutu pemuda yang bernama lengkap Fadil Prasetiya.
"Yumna tunggu...! ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu!" seru Abizar yang membuat Yumna terkejut, karena tak seperti biasanya Abizar bersikap seperti itu.
"Ada apa Kak Abi? Yumna masih sibuk Kak..." tolaknya karena tidak mungkin ia akan berbicara dengan lelaki yang bukan mahram nya, apa lagi saat ini ia sudah sah menjadi seorang istri dari seorang lelaki, dan lelaki itu juga ternyata teman dekat Abizar.
"Hanya lima menit Yumna!" pinta Abizar.
"Baiklah, ada apa?"
"Aku mencintaimu Yumna, sangat mencintaimu, kedatanganku malam ini sebenarnya untuk menghidbah mu aku datang bersama Ummi dan Abah." Mendengar apa yang di katakan Abizar membuat Yumna terdiam, tenggorokan nya seolah tercekat.
"Abizar sendiri sekarang merasa lega di saat ia memilih jujur mengatakan perasaan dan tujuannya untuk datang tak peduli jika Yumna menganggap nya lancang.
"Kenapa Kak,? kenapa baru sekarang kau mengatakan nya, setelah semuanya terjadi kenapa kau tak mengatakan di saat aku belum ijab kabul, apa kau tau aku juga mencintaimu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments