Menolak perjodohan.

Dan disinilah mereka berdua saling berhadapan namun dari tadi tidak ada yang ingin lebih dahulu mengeluarkan kata-katanya, membuat jiwa kepo kayla ingin memberontak, ia penasaran kenapa kedua orang di depannya itu berdiam diri tanpa ada yang ingin berbicara.

"Maaf seperti nya aku bukanlah sebuah Obat nyamuk, atau sebuah pajangan disini, aku masih hidup, sebaiknya aku pergi," ujar Kayla pada akhirnya karena malas menunggu orang yang katanya mau membicarakan hal penting tapi berubah menjadi Gagu.

"Jangan...! pergi saja...!" Ucap Yumna dan El, bersamaan membuat Kayla menatap binggung keduanya secara bergiliran, ia pun bingung antara pergi atau tinggal di antara mereka.

"Apa maksudmu melarangnya pergi,? aku hanya ingin berbicara empat mata denganmu, aku tak ingin orang lain mendengarnya," Ucap El, pada akhirnya membuat ketegangan di antara mereka semakin terasa apa lagi saat El, berucap dengan nada dingin dan Datarnya.

Membuat Kayla ciut ia tiba-tiba saja merasa mules dan ingin segera ke toilet.

"Yum, aku pergi dulu ya!" ucapnya beranjak dari tempat tersebut.

"Hei... tunggu! kau tidak boleh pergi sebelum aku selesai bicara!" tunjuknya, berusaha mencegah sepupunya itu namun yang di cegah tak ingin berhenti malah memilih untuk berlalu.

"Jangan takut, aku hanya ke toilet saja, jika terjadi sesuatu yang tak di inginkan segera hubungi paman ya! by..." ucap Kayla terus berlalu sambil melambaikan tangannya tanpa ingin berbalik lagi.

"Kau kenapa? heh... apa kau takut padaku? jika kau takut padaku, maka sebaiknya kau membatalkan perjodohan ini, karena jika kau memilih menerima perjodohan ini bukan sepupumu itu saja yang akan pergi tapi kau pun akan pergi selamanya," ucapnya penuh ejekan dan penuh penekanan.

"Maaf apa maksud Anda? apa Anda baru saja mengancam saya, dan Asal Anda tau Anda tidak akan bisa membuat orang pergi selamanya jika Allah tidak menghendaki?" balas Yumna dengan penuh percaya diri padahal ia begitu tegang.

"Aku tidak sedang mengancam, tapi hanya memberimu jalan keluar yang terbaik sebelum kau menyesalinya," lanjut Vano tak ingin kalah.

"Kenapa bukan Anda sendiri yang menolak nya kalau begitu,?" serang Yumna kembali.

"Kalau aku bisa aku akan melakukannya, tapi kedua orang tuaku itu tidak akan pernah ingin mendengar ku," jelas Vano, ia berharap jika gadis kampung di depan nya itu mendengar keinginannya.

"Baiklah, aku akan menolaknya jika memang Anda tak menginginkan perjodohan ini, karena saya juga tak menginginkannya, bukan berarti saya takut dengan apa yang Anda katakan, karena saya hanya takut pada Tuhan yang yang dimana jiwaku berada dalam genggamannya, Asalamualaikum." Ucap Yumna lalu berdiri meninggalkan Emmeril Elvano yang menatap kepergian nya dengan tatapan yang tak terbaca.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Ibu... Ibu kok pulang? tidak menelpon Yumna, terus ibu pulang pake apa,?" tanya Yumna begitu melihat ibunya yang berada di samping rumah karena baru saja tiba.

"Yumna, tadi Ibu pulang naik ojek, karena telponmu tak bisa di hubungi, ibu akhirnya menelpon Bibimu, dan sesampainya di sini ibu baru tahu semuanya setelah diberi tahu oleh Bibimu tadi," tutur sang ibu, sambil melangkah masuk lalu menyimpan barang bawaan nya.

"Ibu tidak akan memaksamu nak untuk menerima perjodohan ini, karena bagi ibu kebahagianmu itu yang penting," Ucap Rani to the poin, yang melihat raut wajah sang Putri nampak murung.

"Bu... maafkan Yumna ya Bu... Yumna baru ingat telpon Yumna mati, dan barang belanjaan Yumna saja Yumna lupa di motor padahal Yumna ingin membuat sesuatu untuk di bawa ke masjid untuk para jamaah yang sedang membetulkan masjid" terang Yumna, merasa bersalah, berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kau tak perlu khawatir Yumna Bibi sudah bikin makanannya, dan tadi calon ibu mertuamu itu ikut membantu, bahkan Dia juga memberikan sumbangan yang banyak untuk masjid dan memberikan hadiah pada bapak-bapak yang bekerja di sana," sela bi Nurul yang baru saja muncul menjeda perbincangan ibu dan anak itu.

"Benarkah Bi? syukurlah kalau begitu, tapi Bapak kemana Bi,?" tanya Yumna bingung karena sejak tadi tak melihat sang bapak.

"Bukankah tadi bapakmu pamit ke kamar hendak sholat, apa Dia belum keluar,?" ujar sang Bibi, lalu kembali bertanya, membuat Yumna dan Rani sang ibu saling menatap, lalu sesaat kemudian mereka bertiga segera berlari menuju kamar pak Ahmad.

"Pak.., Bapak.., Bapak...! bangun pak...!" teriak Yumna dan Rani saat mendapati Pak Ahmad yang tergeletak di atas sajadah nya.

"Bapak... Bapak... ini Yumna pak, Bapak bangun...!" pekiknya dan sang ibu, kini isakan tangis Yumna mulai terdengar membuat, bu Hesti dan Pak Adiaksa terkejut ketika mereka masuk langsung mendengar suara tangis seseorang, lalu mereka pun buru-buru mendekati, dan betapa terkejut nya mereka melihat calon besannya itu terkapar.

"Ya Allah, Ahmad apa yang Terjadi padanya ayo kita bawa kerumah sakit cepat!" seru Pak Adiaksa, la pun harus membopong tubuh Pak Ahmad dan di bantu oleh beberapa pengawal pribadi nya, lalu mereka pun membawa Pak Ahmad ke rumah sakit terdekat di kampung itu.

"Bagaimana dengan suami saya Dokter,?" tanya ibu Rani pada dokter yang baru saja keluar memeriksa suaminya di UGD.

"Bu, sebaiknya suami Ibu segera di bawa kerumah sakit besar, dan saya sarankan apa yang menjadi ke inginan nya sebaiknya kalian penuhi saja, karena dengan kalian mengikuti keinginannya maka pasien akan merasa bahagia, itu akan membantunya untuk pulih juga, buat pasien selalu bahagia dan berikan semangat padanya, Jangan membuatnya merasa tertekan."

Mendengar semua penjelasan yang di sampaikan oleh Dokter Kamarudin membuat hati Yumna, dan Rani sang ibu merasa sangat sedih, karena jika untuk membahagiakan sang suami mungkin ia masih bisa, tapi untuk membawa sang suami kerumah sakit besar pasti mereka akan sangat butuh biaya yang tak sedikit, mereka akan butuh biaya yang pastinya cukup besar juga,

Lalu darimana itu semua akan la dapatkan, sedang untuk makan sehari-hari saja sangat pas-pasan, bahkan selama Pak Ahmad sakit Yumna dan ibunya lah yang harus banting tulang untuk biaya berobat Pak Ahmad, bahkan la sudah menggadai tanah peninggalan orang tuanya hanya untuk membiayai suaminya itu, la juga kini mempunyai tunggakan di bank, hanya untuk membiayai suaminya itu, dan sudah beberapa bulan ini ia belum bisa melunasi bahkan menyicil nya.

Bu, Hesti yang melihat kegelisahan calon menantu dan besannya itu kini mendekat.

"Duduklah dulu,! kalian pasti lapar, aku sudah pesan makanan di depan ayo makanlah kalian juga harus bertenaga, karena untuk menjaga orang yang sedang sakit kalian juga akan membutuhkan tenaga, kalian jangan memikirkan berapapun biayanya karena semuanya sudah lunas,"

"Apa lunas,?" kejut Rani dan Yumna seakan tak percaya dengan apa yang di katakan sang calon besannya itu.

"Iya sudah, ayo sebaiknya kita makan dulu nanti saja kita bahas itu, aku tidak mau melihat mentuku ini nanti juga ikut sakit," ajak Bu Hesti, dan mau tidak mau Rani dan putrinya itu menurut saja.

Setelah selesai makan semuanya kini berada di ruangan dimana Pak Ahmad dirawat, karena tadi seorang perawat mengabarkan kalau pak Ahmad sudah sadar.

"Bapak... bagaimana keadaan Bapak?" Cicit Yumna dan sang ibu, begitu masuk, ia pun segera menghampiri Bangkar di mana Pak Ahmad sedang berbaring dengan jarum infus yang berada di tangan dan sebuah selang oksigen yang menempel pada hidungnya.

"Yumna Kemarilah, ada hal penting yang ingin bapak sampaikan padamu Nak!" seru Pak Ahmad kepada Putri nya itu dengan nafas yang berat.

"lya pak... apa yang ingin Bapak sampaikan pada Yumna,?" tanya Yumna begitu mendekat.

"Menikah lah...!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Yuk jangan lupa untuk kepoin juga karya Author di bawah ini...dan jangan lupa Budayakan like komen vote dan hadiahnya agar para Author bisa terus tetap berkarya. selamat membaca semoga terhibur.

NOmor 34

Cyra menikah dengan Ryan, seorang pemuda yang menderita sakit leukimia sejak kecil, karena keluarga Ryan sangat kaya membuatnya bisa bertahan sampai usianya mencapai dua puluh delapan tahun, namun naas sebelum Ryan berulang tahun ke dua puluh sembilan tahun, ia harus menghembuskan nafas terakhirnya dan membuat Cyra menyandang status janda.

Cyra memohon kepada kedua mertuanya untuk membiarkannya hidup seorang diri,

dan pergi meninggalkan rumah mertuanya, namun sayang permintaan itu ditolak mentah-mentah karena sebuah tradisi keluarga.

tradisi apa yang mengikat Cyra sampai ia harus tetap tinggal dan menjadi menantu dikeluarga itu?

Episodes
1 Prolog
2 Perjodohan
3 Menolak perjodohan.
4 Bersiap-siap.
5 Ungkapan perasaan Abizhar
6 Hampir Kecelakaan.
7 Di Antar Abizar.
8 Kakak lpar.
9 Mengajak Pulang ke Makassar
10 Tiba di Makassar.
11 Di larang mendekat
12 Terserah Kamu saja
13 Kedatangan Abizar.
14 Boleh Aku Membantu?
15 Maafkan Saya Mas.
16 Yumna Sakit
17 Kedatangan Dion
18 Aku Tidak Peduli
19 Pulang
20 Teguran untuk Vano
21 Membatalkan surat perjanjian.
22 Bersandiwara.
23 Berangkat Honey Moon
24 Meninggalkan Lombok.
25 Kembali Drop
26 Pulang
27 Vano Pingsan
28 Jangan ikut campur
29 Saling mengungkapkan
30 Kejutan di ulang Tahun Dion.
31 Kemarahan Mami
32 Merasa senang
33 Siapa Dia.
34 Memulai dari Awal.
35 Masih mencintai.
36 Posesif
37 Keluar Kota.
38 Dimana letak salahku.
39 Aku bukan Pembunuh.
40 Aku salah
41 Yumna Masuk Rumah Sakit.
42 Antara kau dan Vano
43 Hamil
44 lngin bekerja.
45 Dia masih Hidup.
46 Apa Kau Masih Mencintaiku
47 Ungkapan Cinta.
48 Sandiwara.
49 Kedatangan Kayla.
50 Jadwal periksa kandungan.
51 Keputusan Final.
52 Menahan Sesak
53 Terjebak.
54 Kembali Rujuk.
55 Mengajak pulang.
56 Hanya Merasa Cemburu
57 Sepasang Kekasih.
58 Sesurga bersamamu.
59 Merusak hubungan.
60 Hutang nyawa.
61 Romantis.
62 Prasangka.
63 Pernikahan Jimmy&Clarissa
64 Kecelakaan.
65 Gagal menyelamatkannya.
66 Kau Jahat Kak.
67 Bukan di Antara kita.
68 Beri aku kesempatan.
69 Sebuah pesan.
70 Apa kau baik-baik saja.
71 Ending.
72 Surat perpisahan
73 Maafkan Aku.
74 Alyssa masih hidup
75 Tak bisa melupakan.
76 Aku bukan Alyssamu.
77 Jangan menolak ku.
78 Pertemuan yang tak terduga.
79 Kau harus tetap Mencintaiku.
80 Apa ini hanya mimpi?
81 Jatuh Cinta.
82 Pusing dan Mual.
83 Akad Nikah.
84 7 Bulanan.
85 Adam&Hawwa
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Prolog
2
Perjodohan
3
Menolak perjodohan.
4
Bersiap-siap.
5
Ungkapan perasaan Abizhar
6
Hampir Kecelakaan.
7
Di Antar Abizar.
8
Kakak lpar.
9
Mengajak Pulang ke Makassar
10
Tiba di Makassar.
11
Di larang mendekat
12
Terserah Kamu saja
13
Kedatangan Abizar.
14
Boleh Aku Membantu?
15
Maafkan Saya Mas.
16
Yumna Sakit
17
Kedatangan Dion
18
Aku Tidak Peduli
19
Pulang
20
Teguran untuk Vano
21
Membatalkan surat perjanjian.
22
Bersandiwara.
23
Berangkat Honey Moon
24
Meninggalkan Lombok.
25
Kembali Drop
26
Pulang
27
Vano Pingsan
28
Jangan ikut campur
29
Saling mengungkapkan
30
Kejutan di ulang Tahun Dion.
31
Kemarahan Mami
32
Merasa senang
33
Siapa Dia.
34
Memulai dari Awal.
35
Masih mencintai.
36
Posesif
37
Keluar Kota.
38
Dimana letak salahku.
39
Aku bukan Pembunuh.
40
Aku salah
41
Yumna Masuk Rumah Sakit.
42
Antara kau dan Vano
43
Hamil
44
lngin bekerja.
45
Dia masih Hidup.
46
Apa Kau Masih Mencintaiku
47
Ungkapan Cinta.
48
Sandiwara.
49
Kedatangan Kayla.
50
Jadwal periksa kandungan.
51
Keputusan Final.
52
Menahan Sesak
53
Terjebak.
54
Kembali Rujuk.
55
Mengajak pulang.
56
Hanya Merasa Cemburu
57
Sepasang Kekasih.
58
Sesurga bersamamu.
59
Merusak hubungan.
60
Hutang nyawa.
61
Romantis.
62
Prasangka.
63
Pernikahan Jimmy&Clarissa
64
Kecelakaan.
65
Gagal menyelamatkannya.
66
Kau Jahat Kak.
67
Bukan di Antara kita.
68
Beri aku kesempatan.
69
Sebuah pesan.
70
Apa kau baik-baik saja.
71
Ending.
72
Surat perpisahan
73
Maafkan Aku.
74
Alyssa masih hidup
75
Tak bisa melupakan.
76
Aku bukan Alyssamu.
77
Jangan menolak ku.
78
Pertemuan yang tak terduga.
79
Kau harus tetap Mencintaiku.
80
Apa ini hanya mimpi?
81
Jatuh Cinta.
82
Pusing dan Mual.
83
Akad Nikah.
84
7 Bulanan.
85
Adam&Hawwa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!