Rise 2 - Perusahaan impian

Anak itu mendorong pintu ruang kerja ayahnya perlahan. Niatnya yang hendak menemui kedua orangtuanya seketika ia urungkan begitu secara tak sengaja melihat kedua orangtuanya terduduk di sofa sambil berbincang dengan suara pelan.

"Maaf karena sudah membawamu sejauh ini. Coba saja kalau dulu aku mendengarkan ucapan kedua orangtuamu ketika aku jatuh bangkrut. Mungkin kau dan Hendry tidak akan mengalami kesulitan ini kalau kita bercerai." Lucas menatap sendu Trixie dihadapannya.

"Jangan bicara seperti itu! Aku tidak menyukainya. Bagaimanapun, aku yang sudah membuat keputusan untuk ikut denganmu. Lagipula, aku menyukaimu bukan karena harta yang kau miliki. Tapi karena aku mencintaimu apa adanya. Jadi mau kau kaya atau miskin, itu tak masalah bagiku selama kau selalu ada disisiku dan Hendry."

"Terima kasih karena kau sudah mau menerimaku yang serba kekurangan ini dengan apa adanya."

"Aku justru yang seharusnya berterima kasih padamu karena kau selalu berjuang untuk keluarga kecil kita." Trixie memeluk suaminya.

"Aku sudah berjuang keras. Tapi sampai saat ini, aku tidak berhasil untuk mengembalikan kondisi keuangan kita. Harapan kita satu-satunya sekarang hanyalah Hendry. Kalau dia bisa terus mendapatkan prestasi di sekolahnya, maka dia akan bisa membantu keadaan kita, dan mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi aku tidak ingin terlalu memaksanya. Sekarang mungkin sudah saatnya kita untuk lebih fokus pada hal lain dan berhenti mengejar apa yang mungkin tidak akan pernah kita dapatkan lagi. Maafkan aku sayang…"

"Kau tidak perlu meminta maaf. Bagiku selama kita tetap bersama, tak peduli bagaimanapun situasinya sudah lebih dari cukup."

Hendry diam tanpa kata. Ia barusan mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh ayahnya.

Akan sulit untuk memulihkan keadaan kita seperti dulu? Dan satu-satunya harapan mereka adalah aku?

Anak laki-laki itu terdiam. Pandangannya tertuju pada kertas berisi laporan nilai belajarnya selama setahun terakhir.

Jika dengan prestasi aku bisa mengembalikan keluargaku seperti semula, maka aku akan terus berusaha untuk menjadi nomor satu.

...*...

Enam tahun kemudian.

2015

Pria itu berlari dengan wajah girang dengan secarik kertas ditangannya berisi hasil laporan dari tes yang diikutinya untuk masuk universitas.

Ia segera berlari masuk ke dalam ruang kerja ayahnya dimana Lucas dan Trixie berada.

"Pa! Ma! Lihat ini!" serunya sambil membuka pintu. Membuat keduanya terkejut dan spontan menoleh ke arah datangnya suara.

"Kau membuat kami kaget saja! Ada apa?"

Hendry berlari menghampiri ibunya dan duduk di samping wanita itu. "Aku di terima di Future University!" katanya dengan wajah girang.

"Apa?"

"Benarkah?"

Trixie meraih kertas tersebut. Lucas pun bergegas beranjak dari kursinya guna melihat kertas itu.

"Hebat! Kau mendapatkan nilai yang sempurna."

"Tentu saja, ini adalah hasil dari kerja kerasku selama ini. Tidak sia-sia aku belajar sampai larut malam setiap hari haha…"

"Papa bangga padamu."

"Mama juga bangga padamu. Sulit dipercaya rasanya kau bisa mendapatkan nilai sempurna seperti ini."

"Kalau aku di terima di Future University, itu artinya kita akan pindah lagi ke ibukota 'kan? Aku sudah tidak sabar untuk tinggal di ibukota lagi." Hendry tersenyum senang.

"Hm, mengenai itu…" Lucas bergumam pelan membuat mimik wajah Hendry seketika berubah.

"Ada apa dengan itu?"

"Sepertinya mama dan papa tidak bisa ikut denganmu," kata Trixie.

"Apa? Kenapa?"

"Pekerjaan mama dan papa di sini sekarang mulai berjalan lebih maju lagi, dan kalau kami pergi denganmu, itu artinya usaha kami selama ini sia-sia. Maka dari itu, mama dan papa harus tinggal di sini untuk mengelola itu semua."

"Benar apa yang mama bilang. Maka dari itu, kau bisa tinggal sendiri 'kan?"

"Tapi… aku tidak mungkin pergi tanpa kalian. Aku ingin tinggal dengan kalian," katanya dengan wajah murung. Rasanya sulit dipercaya karena kedua orangtuanya tiba-tiba saja menolak untuk kembali bersamanya tinggal di ibukota.

"Mama dan papa minta maaf mengenai hal ini. Tapi mama pikir, mungkin sudah saatnya kau berusaha untuk hidup mandiri. Dengan kau tinggal terpisah dengan kami, kau akan bisa belajar lebih dewasa lagi."

"Kalau kalian tidak ikut, aku juga tidak akan pergi saja." Hendry menjatuhkan dirinya di sofa yang ada. Duduk terhenyak dengan wajah cemberut. Ia benar-benar kecewa

"Jangan seperti itu. Kau sudah berusaha keras agar bisa mendapatkan nilai tinggi di setiap mata pelajaran guna memenuhi kriteria masuk ke universitas yang kau inginkan. Jangan membuat semuanya sia-sia hanya karena kami," ucap Lucas.

"Tapi tanpa kalian…"

"Begini saja, biarkan papa dan mama tinggal di sini sedikit lebih lama lagi. Setidaknya sampai keuangan keluarga kita benar-benar stabil. Setelah itu, kami akan menyusul mu ke ibukota. Bagaimana?" potongnya cepat, memberikan solusi sebelum putranya semakin menolak untuk mengambil beasiswa yang dia dapatkan.

"Ide bagus. Mama setuju dengan ide papa. Bagaimana menurutmu?" Trixie menimpali. Putra semata wayangnya itu tampak diam sejenak, menimbang-nimbang ucapan ayahnya sebelum akhirnya berkata, "baiklah." Disertai helaan napas pelan.

...*...

Waktu terus berlalu. Semenjak di terima di Future University, Hendry lantas pergi ke ibukota dan tinggal di sana guna menuntut ilmu. Beberapa tahun berikutnya, Lucas dan Trixie ikut menyusul putra mereka dengan menyandang gelar sebagai pengusaha baru yang bergerak dalam pangan. Mereka mendistribusikan gandum dan sayur sebagai usaha baru mereka.

Namun kepindahan mereka ke ibukota tentunya bukanlah hal yang baik. Karena setelah itu, usaha mereka tidak terlalu banyak mengalami perubahan akibat persaingan di ibukota yang terlampau ketat.

Cukup sulit bagi mereka untuk bersaing di tengah banyaknya perusahaan besar yang menjadi pesaing mereka. Berulangkali usaha mereka nyaris bangkrut, tapi Lucas yang sudah memiliki pengalaman lebih, berhasil mengatasi itu semua.

Setelah melewati berbagai musim, dan kisah panjang serta lika-liku kehidupan kampus, Hendry akhirnya lulus sebagai salah satu sarjana dengan nilai terbaik di universitas nya.

Begitu lulus dari Future University, Hendry memutuskan untuk langsung turun ke dunia kerja. Ia memasukkan beberapa lamaran ke beberapa perusahaan ternama yang di kenal dengan reputasi baiknya.

Tapi dari semua lamaran yang dia kirimkan, ia paling berharap pada satu perusahaan yang selama ini digadang-gadang menjadi tempat kerja impian di seluruh dunia.

Demi Corp. Perusahaan besar yang bergerak dalam berbagai bidang mulai dari pangan, pakaian, elektronik, properti, hiburan, dan beberapa usaha lain yang bahkan setiap bidangnya telah memiliki lebih dari belasan anak cabang yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Hal yang tak pernah ia duga sebelumnya, Hendry benar-benar di terima di perusahaan yang ia impikan itu.

"Sulit dipercaya!"

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!