"Hadew... mbak Keket, susah banget sih dibilangin nggak boleh makan tengah malam, masih aja nikus" ucap Nathan menggodanya dengan makan mie rebus punya Kate.
"Ih Nathan jelek, itu mie ku jangan dihabiskan" rengek Kate dengan wajah memerah, ia hanya bisa menelan ludahnya saja "Ya Tuhan, beginikah rasanya orang diet, aku benar-benar tersiksa" gerundelnya dalam hati
"Ahk... aku nggak kuat" desisnya tak kuat menahan rasa kelaparan, sungguh berat menjalani kehidupan yang berbanding terbalik dengan kebiasaannya sejak kecil.
"Aku mau makan mie, burger, sanwich, ayam goreng, kwetiau, nasi goreng, sup daging, iga bakar, ikan bakar, lasagna, macaroni schotel, sosis jumbo, semuanya aku ingin makan itu, aku kelaparan tanpa makanan itu" Kate dengan gamblang menyebutkan berbagai jenis makanan yang sering ia tampung ke dalam perutnya.
Nathan merasa iba pada Kate, lalu ia memberikan sedikit mie rebusnya.
"Hak" Nathan menyuapi Kate dengan dua sendok mienya
Rasanya Kate seperti setahun tak pernah makan, sungguh lezat sekali "Lagi dong, aku mau kuahnya" pinta Kate memohon, ia memejamkan mata sipitnya sembari membuka mulutnya
Nathan tersenyum meledek ekspresi lucu Kate, ia menyendok kuah dengan sebutir cabe rawit, kemudian ia menyuapinya ke dalam mulut Kate yang terbuka lebar.
"Emh" rasa kuahnya sungguh lezat, ia pikir Nathan baik padanya, mau memberikan sepotong sosis untuknya. Setelah mengunyah Kate merasakan sensasi terbakar di dalam rongga mulutnya "Hah... hu... hah... pedas, huh hah... pedas... aku mau air" hidungnya langsung mengeluarkan cairan bening, matanya berair dan mulutnya seperti terbakar.
Nathan dengan sigap langsung berlari mengambil gelas di meja lalu mengisinya dengan air putih, segera ia memberikannya pada Kate. Ia mengira Kate mempunyai selera pedas seperti dirinya, tetapi ternyata dugaannya salah. Kate bereaksi berlebihan saat mengunyah cabai yang sengaja ia berikan
"Huh hah... pedas, masih pedas, gula... aku mau gula" Kate mengibas-ngibaskan tangannya tepat di depan mulutnya yang kepedasan, sekarang wajahnya tampak memerah seperti tomat.
Nathan pun berlari ke dapur, ia membuatkan segelas susu yang ditambahkan dengan sesendok gula.
"Minum ini" ujar Nathan memberikan segelas kecil susu manis untuknya
"Nggak mau aku mau gula" elak Kate yang masih kepedasan
Dengan sigap Nathan mengarahkan ujung gelasnya pada bibir Kate yang sedikit terbuka, terpaksa wanita gendut itu menelan susunya,
Kate pun bisa bernafas lega, ternyata rasa pedasnya langsung pudar saat meminum susu manis itu.
"Kamu ya... aku nggak suka pedas tau, kamu harus tanggung jawab" ucap Kate dengan nada kesalnya
"Maksudnya tanggung jawab gimana mbak?"
"Itu... kembalikan mie kuah ku"
Kedua matanya langsung mengarah pada mangkuk besar di depan Nathan
Tanpa basa-basi lelaki muda itu menggeser mangkuknya ke depan, tepat di depan Kate.
Tentu saja Kate tak akan menyia-nyiakan makanan favoritnya. Kedua tangannya memegang sendok dan garpu, dengan semangat ia menyendok ke dalam kuah, memutar-mutar garpunya, lalu mengangkatnya, tetapi tak menemukan sehelai mie kenyalnya.
"Ah... sudah habis" Kate meletakkan kedua sendoknya dengan kasar.
Tetapi masih ada kuahnya, Kate mengangkat mangkuknya hendak meminum sisa kuahnya. Tetapi Nathan merebut mangkuk itu dari tangannya.
"Jijik lah mbak, ini banyak penyedap rasanya, ini nih yang bikin kamu gendut mbak" ujar Nathan segera membuang kuah itu ke dalam wastafel yang ada di dapur.
"Hah..." Kate membuang nafas kesal.
Ia menjulurkan setengah tubuh atasnya ke meja, menyembunyikan kepalanya di atas kedua tangan yang menangkup.
Nathan datang dengan menggenggam apel merah ditangannya "Makan ini mbak, setelah ini cepat tidur, besok pagi kita latihan seperti biasa" ucapnya sambil memberikan apel tersebut pada Kate
"Terimakasih" jawab Kate lirih
Wanita gendut itu makan apelnya dengan pelan, seperti anjuran dokter Dev. Apabila mengunyah makanan harus ada jedanya, tidak boleh terburu-buru, biar mulut capek dan tak berselera makan lagi.
Hahaha baginya itu hanya teori saja, kalau sudah menyangkut makanan pasti cepat habis dengan sendirinya, cuma butuh waktu 1 menit Kate sudah menghabiskan apel merahnya.
Setelah selesai, ia pun masuk ke dalam kamar tidurnya yang terletak di lantai bawah.
***
Pagi hari tanpa kopi bagaikan matahari tanpa sinar mentari, Kate tampak menikmati kopinya sambil memakan sandwich buatanya sendiri.
Pagi ini ia sudah memasak nasi goreng untuk Nathan dan juga Selin, tentunya Kate juga sudah menghabiskan sepiring nasi goreng, barulah ia duduk santai sambil menikmati sandwichnya
"Untung saja setiap pagi aku bisa makan besar, kalau tidak... bisa pingsan aku seharian disuruh diet" pekiknya dengan binar senyuman
Nathan dan Selin memang bangun agak siang, jadi mereka berdua tidak tahu kalau dirinya makan berbagai makanan dengan porsi besar di pagi hari.
Sudah Seminggu lebih Kate melakukan program dietnya, tetapi 1 kilogram pun berat badannya tak kunjung turun. Inilah yang membuat Nathan, Sam dan dokter Dev kebingungan.
"Gimana sih Sam, kok berat badan mbak Kate nggak turun-turun" tanya Nathan pada sahabatnya yang umurnya 3 tahun lebih tua darinya, mungkin Sam seumuran dengan Kate
"Ya mana ku tahu, kan kamu liat sendiri, olahraganya juga teratur, pola dietnya juga baik kan Dev ? Tapi aneh juga kalau turun hanya beberapa ons saja" jawab Sam juga bingung memecahkan teka-tekinya
"Apa mungkin Kate mengonsumsi makanan berat dan berlemak tanpa sepengetahuan kita?" Duga dokter Dev.
Mereka bertiga adalah sahabat baik, mereka tengah duduk berbincang di meja makan, berusaha memecahkan masalah terbesarnya. Bagi mereka hal ini adalah tantangan yang menarik, bahkan Nathan mengadakan taruhan besar.
"Kalau dalam satu bulan kalian berdua berhasil mengubah penampilan Kate seperti gambar wanita seksi ini, aku akan memberikan dua mobil sport pada kalian. Tetapi kalau kalian gagal, aku minta 20 persen saham dari rumah sakit milik Dev, dan mengambil alih tempat fitness milik mu Sam. gimana kalian setuju kan?"
Nathan menjelaskan sistem taruhannya sambil memperlihatkan gambar wanita seksi yang ada di layar gawainya.
"Oke deal... Siapa takut" Sam mengepalkan tangannya mendorong ke depan tepat di atas meja makan
"Oke deal" sahut Dev
Mereka bertiga pun menonjokan tangannya saling menempel dengan tonjokan yang lainya, inilah gaya salaman The Fist Bump terus pukul-pukulan ala mereka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments