"Panggil saja aku Kate. Aku yakin berita kecelakaan ku pasti diliput di stasiun televisi lokal" tutur Kate sambil menyalakan televisi di ruangannya
Benar sekali apa yang difikirkan Kate, berita kecelakaan itu sudah disiarkan oleh beberapa stasiun televisi lokal. Ia tak menyangka kalau Jason dan keluarganya sangat licik. Mereka bilang kalau dirinya telah bunuh diri, dan pihak kepolisian juga tidak menemukan jasadnya, bahkan beberapa orang menyimpulkan kalau jasadnya telah jadi santapan lezat binatang laut.
"Aaaaaakh.... !
mereka semua benar-benar kejam." teriak Kate tak percaya dengan apa yang telah ia tonton. Ia tampak geram tetapi tak bisa berbuat apa-apa, kedua tangannya mencengkram seprainya lagi
"Lalu apa rencanamu, apa mbak Kate berniat untuk membalas dendam." tanya Nathan merasa perduli pada wanita berwajah bulat itu, ia seperti tahu bagaimana rasanya berada di posisi Kate saat ini, dia pasti hancur dan butuh seseorang untuk bersandar.
Nasib Kate tak beda jauh dengannya, Nathan juga baru saja merasakan kehancuran, dimana disaat ia menambatkan hatinya kepada sang kekasih, tetapi kekasihnya malah dengan tega berselingkuh dengan sahabatnya. Pedihnya lagi, hari ini adalah hari pernikahan mantan kekasihnya bersama mantan sahabatnya.
Setelah mengetahui cerita Kate yang hampir sama dengannya, ia pun merasa terketuk hatinya untuk membantu membalas dendam. Baginya pengkhianat harus dimusnahkan dari muka bumi ini, agar tak meresahkan hati seseorang yang tengah memegang teguh prinsip kesetiaan.
"Bagaimana ak bisa membalas dendam, aku tak punya kekuatan untuk membalas mereka semua" Kate memancarkan keputus asaan, ia menundukkan kepalanya, seakan tengah memikirkan sesuatu.
"Aku bisa membantumu, aku punya teman lelaki yang ahli dalam hal kecantikan. Perlahan kita akan merubah penampilan mu dan juga wajahmu menjadi cantik. Setelah rencana pertama kita berhasil, kita buat Jason dan keluarganya terkejut, biar nanti akan jadi shock therapist untuk mereka. Apa kamu setuju dengan rencana ku?" ujar Nathan menjelaskan rencana cantiknya.
Kate tersenyum dengan sendirinya, ia seperti mendapatkan percikan api untuk mengobarkan kebencian di hatinya. Balas dendam dengan cara yang cantik adalah langkah yang tepat yang harus ia ambil. Ia akan membuktikan pada mereka kalau dia bukanlah Kate yang lemah dan mudah ditindas
"Ya aku setuju, aku tahu maksud rencana mu. Setelah penampilan ku berubah, aku akan lebih mudah untuk membalas dendam pada mereka." kata Kate lebih bersmangat
***
Kate merasa gelisah, ia ingin sekali melihat keadaan rumahnya, apakah tak ada seorang pun yang bersedih atas kepergiannya.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Nathan dan petugas rumah sakit, ia pun memutuskan untuk menyelinap masuk ke halaman rumahnya. Ia masuk dengan berpakaian panjang berwarna hitam, serta memakai kerudung selutut yang menutupi kepalanya sampai bawah, tak lupa ia juga memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya.
Perlahan ia melangkahkan kakinya memasuki rumah, di dalam tampak ramai dipenuhi oleh beberapa tetangga yang berbela sungkawa, mereka mengira dirinya telah meninggal dunia.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, tak sengaja ia mendengar perbincangan mertuanya dengan kedua putrinya
"Syukurlah Miss Piggy itu sudah mati, jadi kita bebas menguasai rumah ini."
"Ternyata mereka semua menginginkan kematian ku." gumam Kate tampak menahan gejolak di dadanya
Kemudian ia kembali melangkah masuk, ia melihat sosok Jason bersama Jenny dari balik dinding kaca. Ia mengendap-endap menguntit pembicaraan mereka
"Akhirnya penghalang hubungan kita telah lenyap. Aku akan segera menikahi mu sayang" suara Jason terdengar samar-samar dari daun telinganya. Ingin sekali di mencabik-cabik mulut mereka berdua, menjambak rambut pelakor itu. Gejolak di dadanya semakin tak terkendali, dengan ancang-ancang ia hendak memaki mereka habis-habisan. Tetapi ia mengurungkan niatnya, kalau dia muncul sekarang tentunya mereka akan semakin menyiksa hidupnya. Apalagi sekarang dia tak memiliki siapa pun, satu-satunya orang yang paling berarti dalam hidupnya kini telah mendekam di rumah sakit jiwa. Dan ia pun tak mengetahui di rumah sakit mana Jason mengirim ibunya.
Kobar api di dalam hati Kate semakin menganga, layaknya gundukan gunung berapi yang akan meletuk kapanpun dia mau.
Kini ia telah mendapatkan jawaban dari keraguannya, ternyata tak ada seorang pun dari mereka yang bersedih atas kabar duka itu, ia semakin yakin untuk membalas dendam. Mereka semua harus mendapatkan balasan yang setimpal, tak terkecuali dengan Jason sang suami kejamnya.
Dengan langkah panjang ia pun meninggalkan kediamannya. Ia kembali ke rumah sakit dengan mengendarai taksi, setibanya di depan ruangan ia dikagetkan dengan Nathan. Ketika membuka gagang pintu, Nathan tengah berdiri tepat di depan pintu, tak sengaja kepalanya menabrak bidang dada lelaki itu
"Aduh..." pekik Nathan mengkerutkan keningnya, rasanya seperti diseruduk banteng betina, ada sensasi nano-nanonya.
"Maaf aku tidak sengaja" ucap Kate dengan wajah polosnya
Nathan masih memegangi dadanya, "Kamu dari mana Mbak, kok berpakaian seperti itu" tanyanya penasaran
"Aku habis pulang dari rumah ku, melihat keadaan di sana" jawab Kate singkat
"A..pa...!
Kok pulang sih mbak, jadi mereka semua sudah tahu kalau Mbak Kate masih hidup" tanya Nathan terkejut, ia merasa Kate adalah wanita yang bodoh, belum juga sehari ia menyetujui rencananya tetapi dia sudah menyerah begitu saja
"Ya nggak lah, aku menyelinap masuk ke dalam rumah dengan penyamaran, jadi mereka pikir aku adalah orang lain yang ikut berbela sungkawa atas kematian ku" jelas Kate melangkah masuk menuju sofa di dalam ruangan tempatnya dirawat
"Syukurlah, ku kira mbak Kate menyerah begitu saja" jawab Nathan lega
"Ya nggak lah Nathan, kan kamu mau membantu ku membalas dendam. Jadi harus segera terealisasikan dong rencana kita" kata Kate dengan nada semangat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments