Episode 5

Para art yang bekerja di rumah ini juga sudah mengetahui bagaimana tingkah Clara dan Lara yang kalau sudah di pertemukan dengan makanan yang mereka suka.

Tingkah mereka sudah seperti itu sedari kecil bahkan ada sekitar tiga atau empat art yang sudah bekerja sebelum Lara dan Clara lahir jadi mereka selalu di perlakukan seperti keluarga sendiri oleh para majikan mereka.

Kembali ke Clara dan Lara yang tangan mereka sudah mulai mengambil makanan yang ada di meja.

Seperti sebelum-sebelumnya, Antonio kembali memperingati kedua putri nya itu untuk berdoa dulu.

Hal seperti ini pun sudah seperti kebiasaan tersendiri bagi Antonio.

Clara dan Lara langsung menyimpan kembali tempe yang tadi mereka ambil (ngomong² keduanya mengambil gorengan yang sama) dan mulai berdoa.

Mereka semua yang melihat itu juga ikut mulai berdoa.

Setelah selesai Clara dan Lara kembali mengambil gorengan incaran mereka.

Dan mereka pun langsung makan.

Diikuti papa, mama, Andrew dan Kevin.

"Kev, hari ini kamu nginap?" tanya Antonio.

Kevin yang di tanya pun menoleh ke arah Clara yang wajah nya sudah terlihat seperti ingin menangis.

Kevin sendiri sebenarnya belum memikirkan masalah itu, jadi setelah melihat wajah Clara Kevin hanya bisa mengiyakan nya saja.

"Iya, Pa. Lagipula Clara sepertinya masih betah juga disini dan terlihat tidak ingin pulang." Ucap Kevin sambil menoleh ke arah Clara dan yang terlihat adalah Clara yang langsung memeluk Lara setelah mendengar jawaban Kevin.

Walaupun Lara dan Clara selalu bertengkar hanya karena masalah sepele, mereka juga tetap saling menyayangi satu sama lain.

Papa dan mama hanya bisa menggeleng melihat kelakuan putri mereka.

"Yaudah, Kevin kamu tidur bareng Clara di kamarnya Clara ya." Ucap papa Antonio

"Tapi pa, Clara kan mau tidur sama mama sama Lara juga. Gimana sih?" Gerutu Clara.

Papa yang mendengar itu langsung menolak permintaan Clara.

"Enak aja, mama tidur sama papa." Ucap Antonio tak ingin kalah dari putri nya itu.

"Clara." Tegur mama.

"Kamu tidur bareng suami kamu aja. Nggak malu apa ada suami kamu di sini tapi kamu masih aja kekanak-kanakan seperti ini?" Ucap Sonia

"Ish, nggak lah ma. Lagipula Kevin nggak bakal marah kok." Ucap Clara.

Sebenarnya ini salah mama nya Clara, udah tau Clara memiliki wajah yang tebal. Ditanya begitu sudah pasti dia jawab nggak malu lah haduh.

'Tuhan tabahkan lah hamba mu ini dan berikan hamba kesabaran yang lebih-lebih lagi untuk menghadapi manusia satu ini.' batin Sonia nelangsa.

"Mama kenapa tanya kaya' gitu udah tau Clara nggak tau malu." Ucap Lara.

Clara dan mama nya menatap Lara.

"Kamu benar, salah mama ngomong kayak gitu. Tapi, sifat kamu juga nggak beda jau dari kakak kamu. Katanya sebentar lagi mau nikah tapi sifat kamu masih sama aja." Ucap Sonia

"Benar itu, sadarlah sebelum berucap." Kata Clara sambil cekikikan.

Lara yang mendengar itu hanya menggerutu saja, padahal kan dia membela mama nya. Tapi, mama nya malah menyudutkan diri nya juga.

"Mama gimana sih, aku kan bela mama. Kenapa mama malah nyudutin aku gitu." Sebal Lara.

Mendengar apa yang Lara ucapkan mereka hanya menertawai dirinya.

"Makanya, jangan main nyeletuk aja. Kena sendiri kan lu." Tawa Clara menggelegar di ruangan itu.

Mereka hanya bisa menggeleng mendengar tawa Clara yang sangat keras itu.

Setelah itu mereka hanya mengobrol satu sama lain di selingi candaan dan perkelahian ringan yang akhirnya Clara di bawa ke dalam kamar, karna kalau mereka terus bersama adu mulut yang terkadang di ikuti tangan dan kaki mereka itu tak akan berhenti sampai besok mungkin.

Jadi, mereka menyuruh Kevin ke kamar mereka. Dan Lara di bawa oleh Andrew.

Ngomong-ngomong Andrew juga akan menginap tapi dia akan tidur di kamar di sebelah kiri Lara. Sedangkan, kamar Clara sendiri ada di sebelah kanan kamar Clara.

Di dalam kamar Clara, Clara masih mendumel karena sebal di pisah kan dari Lara. Padahal kan dia masih ingin memukuli Clara, tapi karena di pisahkan seperti itu membuat Clara sangat kesal.

"Clara, diamlah dan tidur ini sudah malam." suruh Kevin.

"Ish, ini itu masih awal belum waktunya tidur." Gerutu Clara.

"Jangan melawan kalau di bilangin suami, walaupun kita tidak saling mencintai. Kita tetap saja sepasangan suami istri di hadapan Tuhan saat kita mengucapkan janji suci di gereja di hadapan Tuhan Allah Bapa yang Ada di Surga dan juga para tamu undangan." Datar Kevin.

Mendengar itu Clara terdiam, padahal dia hanya belum ingin tidur kenapa sekarang dia malah di ceramahi seperti ini.

"Iya deh, iya. Ini aku mau tidur." Ucap Clara sambil berjalan ke arah kasur nya sambil menghentak-hentakan kaki nya.

Sedangkan Kevin yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepala, kemuadian mematikan lampu yang terang dan membuka lampu tidur yang ada di atas nakas.

Setelah membuka lampu tidur, Kevin mengambil handphone Clara yang ada di nakas.

Clara yang melihat itu langsung bangun dari tidurannya.

"Itu hp aku." Ucap Clara.

"Iya, tahu." Balas Kevin

"Lalu, kenapa di ambil?" Tanya Clara

"Biar kamu nggak main hp pas tengah malam, kamu pikir aku nggak tau kamu selalu terbangun dan bukannya langsung tidur lagi kamu malah main hp?" Jawab Kevin.

Mendengar itu Clara kembali menggerutu.

"Udah, jangan menggerutu terus dan tidur lah." Kata Kevin sambil membaringkan tubuh Clara dan menepukkan tangannya di antara dahi dahi, mata dan hidung Clara membuat mata Clara berkedip-kedip saat di tepuk.

"Tutup mata kamu." Kata Kevin dan Clara hanya mendengarkan dan langsung menutup matanya memilih tidur.

Kevin yang merasa Clara sudah tidur mulai menjauhkan tangannya dan duduk di sofa sambil melihat-lihat pekerjaan nya lagi hingga waktu munujukkan pukul 11 malam barulah Kevin mulai beranjak dari sofa dan menuju ranjang yang ada Clara di atas nya dengan posisi yang tak karuan.

Melihat itu, Kevin membetulkan posisi berbaring Clara. Setelah itu ikut berbaring di samping Clara sambil membawa tubuh Clara untuk dia peluk menggantikan guling.

...****************...

Keesokan harinya mereka sarapan seperti kemarin dengan Clara dan Lara yang terkadang saling berebut makanan.

Saat jam sudah menujukkan pukul 10 pagi, Kevin dan Clara izin pulang ke Sonia karena Antonio sudah pergi ke perusahaan.

"Ma, kami izin pulang dulu ya." Ucap Kevin.

"Loh, kok cepet banget? Nginap lagi aja." Ucap Sonia.

"Lain kali aja, Ma." Ucap Kevin sambil tersenyum.

"Yaudah deh, nanti di jalan jangan ngebut ya." Nasihat mama mertuanya itu.

"Iya, ma. Jaga kesehatan ya, kami pulang dulu." Pamit Kevin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!