Episode 4

Clara mah apa atuh, dia cuma bisa mengangguk saja mendengar mama nya mulai menasihatinya agar menjadi istri yang baik untuk suami nya itu.

Setelah obrolan panjang itu, Clara dan Kevin menuju ke kamar mereka.

Sedangkan, mama dan papa nya harus keluar untuk memantau proyek yang papa Clara kerjakan.

Lara sendiri juga sudah keluar bersama kekasih nya itu, katanya mereka akan kencan setelah beberapa bulan tidak bertemu.

Di dalam kamar, Clara mengikuti nasehat ibunda ratunya. Yaitu, meminta ijin terlebih dahulu dan juga Clara ingin minta jajan.

Tadi, sebelum papa dan mama nya keluar. Clara mengejar papa nya itu untuk meminta uang jajan tapi nggak di kasih dengan alasan Clara sudah memiliki suami.

Padahal, sebenarnya papa nya sudah memberikan uang jajan untuk anaknya itu. Tapi, uang nya di titipkan kepada Kevin. Walaupun, Kevin sudah mencoba untuk menolak itu dengan alasan dirinya yang akan menafkahi Clara mulai sekarang. Tapi, tetapi saja Papa Clara memiliki alasan yang tidak bisa Kevin tolak.

Dan saat ini, Clara sedang berpikir bagaimana cara mendapatkan ijin dari suami nya yang saat ini sedang sibuk dengan kerjaan nya.

Bahkan saat Clara berjalan ke arah nya sekalipun Kevin tak menoleh atau meliriknya sedikitpun.

"Kevin." Panggil Clara dengan nada pelan.

Kevin yang dipanggil pun menoleh, melihat Clara yang sedang berdiri di dekat sofa tempat dirinya duduk.

Tanpa bicara apapun Clara duduk di samping Kevin dan memeluk tangan nya.

"Ada apa?" tanya Kevin sambil mengangkat tangannya yang sudah kosong itu dan mengelus kepala Clara lembut.

Kevin selalu memperlakukan Clara seperti dirinya memperlakukan adik perempuannya yang seumuran dengan Clara.

"Itu, minggu depan mau ijin.." Ucap Clara tanpa melihat Kevin

"Emang mau kemana?" Lagi, Kevin bertanya

"Ke mall" kata Clara sekarang fia sedang menatap Kevin.

"Pergi sama siapa?" Kevin kembali bertanya kepada.

"Pergi bareng Mama sama Lara juga." kata Clara.

"Hem, yaudah pergi aja." Ucap Kevin.

"emm.. Itu," Gugup Clara

"Hm? Ada hal lain?" Tanya Kevin, dan hanya di angguki oleh Clara

"Kamu butuh apa?" tanya Kevin lagi.

"Uang jajan." Ucap Clara

Kevin mengernyitkan dahi nya. Tapi, tetap mengambil dombet nya dan mengeluarkan salah satu blackcard yang ada di dalam dompetnya dan memberikan nya kepada Clara.

Clara segera menerima kartu itu.

"emm, makasih." Ucapan Clara terdengar manis saat mengatakan itu.

Kevin hanya mengangguk saja saat mendengar ucapan terima kasih dari Clara.

Dan, lanjut membaca laporan yang di kirim oleh sekretaris nya melalui email.

Sedangkan Clara sudah senyum-senyum sendiri karena senang nggak perlu mengeluarkan uang pribadi nya.

Setelah itu Clara menyimpan blackcard milik Kevin ke dalam dompet nya.

Setelah menyimpan itu, Clara kembali berbaring dan lanjut membaca novel yang baru dia download.

Mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing hingga tak sadar hari sudah sore.

Sampai, tiba-tiba pintu di ketuk.

"Buka aja bik" Ucap Clara dengan suara yang agak keras.

"Non, Den. Dipanggil sama nyonya. Katanya di suruh turun." Ucap bibi art itu dan langsung pamit ke belakang untuk lanjut beres-beres.

Clara dan Kevin hanya mengangguk saja dan langsung turun menyusul art tadi. Tapi, mereka berpisah saat di ujung anak tangga. Karena arah dapur dan ruang keluarga beda arah.

Setelah sampai di ruangan yang biasa di gunakan untuk kumpul bersama keluarga nya, Clara dapat melihat kedua orang tuanya yang sedang duduk santai sambil nonton tv di depan mereka.

Clara dan Kevin segera duduk.

"Mama sama papa udah lama pulang nya?" tanya Clara.

"Udah lumayan lama, emang kenapa?" tanya mama nya.

"Ya gapapa, Clara cuma mau nanya aja kok." Ucap Clara.

Mama Clara sendiri sudah mendumel di dalam batin nya itu.

'Untung anak, untung sayang. Kalau nggak udah aku buang ke sungai amazon.' batin Sonia tapi wajahnya hanya menampilkan senyum.

"Mama, kok senyum nya seram gitu sih?" Celetukan Lara yang ada sudah ada di dekat mereka bersama Andrew di samping nya.

Mendengar itu, semua orang yang ada di ruangan itu menatap Sonia, wajah Sonia masih menampilkan senyum Antonio yang melihat itu bergidik ngeri. Seakan-akan paham maksud senyum itu.

Di sana yang tidak mengerti hanya Clara dan Andrew, entahlah mereka berdua sangat tidak peka terhadap orang-orang di sekitar mereka.

Tak seperti Kevin yang mempunyai kepekaan yang cukup tinggi, tapi kadang-kadang bisa nggak peka sama sekali.

"Apaan sih, Yang. Mama cuma senyum aja kok kamu bilang seram." Ucap Andrew

"Iya tuh, Mama mana ada seram-seram nya. Iya kan, Ma. Yang ada tuh mama cantik banget kalau lagi senyum." Ucap Clara.

Sonia yang mendengar itu antara ingin senang dan kesal sekali.

Satu anaknya cukup peka tapi kalau ngomong ucapan nya tak di perhatikan sama sekali. Sedangkan, satu nya lagi nggak peka nya itu udah nggak ketulungan tapi mulutnya malah manis banget.

Akhirnya, Sonia hanya bisa menghela nafas. Capek banget punya anak perempuan yang tidak pernah memikirkan perasaan orang lain itu.

"Hah, udah-udah Lara Andrew. Duduk. Jangan berdiri aja." Ucap Sonia.

Sebelum duduk, Lara meletakan makanan yang sempat di beli oleh Andrew ke meja yang ada di dekat mereka.

Clara yang melihat itu langsung bertanya.

"Kalian beli apa?" Tanya Clara sambil menatap meja.

"Makanan kesukaan aku." Kata Lara

Clara yang mendengar itu melebarkan senyum nya, gimana nggak. Makanan kesukaan nya dan Clara itu sama, sama Mama mereka.

"Mama sama Papa beli apa?" Clara kembali bertanya ke mama dan papa nya itu.

"Makanan kesukaan kalian." Ucap papa nya itu.

Clara dan Lara yang mendengar itu, sudah berseri-seri wajah mereka.

Gimana ngomongnya ya, sebenarnya mereka itu seperti pemakan semua makanan. Bahkan makanan kesukaan Papa, Mama, Clara dan Lara itu sama. Sebenarnya mereka juga bingung makanan apa yang bukan makanan kesukaan mereka, pare aja mereka mau makan loh.

Mereka juga selalu menghormati makanan yang ada dan selalu mensyukuri nya.

Dan untuk makanan yang di maksud Lara tadi adalah gorengan, ada tempe, bakwan, keladi, tahu, tar susu, dan masih banyak makanan lagi.

Dan yang dimaksud papa nya adalah martabak manis berbagai macam isian dan martabak asin.

Untuk sesaat, Clara dan Lara saling melirik.

Papa, Mama dan Andrew sudah apa yang akan terjadi selanjutnya berbeda dengan Kevin yang sebenarnya bingung tapi tetap diam.

Hingga tiba-tiba Clara dan Lara sudah turun dari sofa dan duduk lesehan di lantai dekat dengan meja yang sudah penuh dengan makanan, sebenarnya mereka membeli semua itu untuk di bagikan kepada para pegawai yang bekerja di rumah ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!