2 hari telah berlalu.
Baik Clara maupun Kevin benar-benar tidak keluar dari rumah.
Saat lapar mereka akan memesan sesuatu untuk perut mereka.
Awalnya Kevin menyuruh Clara untuk memasak, tapi apalah daya Clara hanya bisa menumis kangkung dan masak nasi, air dan makanan instan lainnya.
Berbeda dengan kembarannya Clara memang tak begitu suka memasak, Clara selalu memilih menonton drakor dan membaca komik ataupun novel.
Jadi, Kevin tak mempunyai pilihan lain selain memesan makanan.
Kevin berpikir, mungkin Clara memang tak mempunyai pemikiran untuk menikah ataupun memiliki rencana untuk menikah dengan nya dari awal melihat betapa santai nya Clara menjalani hidupnya selama dua hari terakhir seakan-akan Clara sedang menjalani hidup bersama temannya.
Jadi, Kevin membiarkan Clara melakukan apapun yang dia mau selama Clara tetap menghormatinya sebagai suami.
Dan, saat ini Clara sedang mononton drakor melalui laptop Kevin.
Itu karena laptop Clara masih ada di rumah mama dan papa nya.
"Kevin" Panggil Clara.
"Ada apa?" Tanya Kevin.
"kamu kaya kan?" Tanya Clara.
Kevin, yang mendengar itu mengernyitkan dahi nya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanya Kevin.
'Kevin itu kalau ditanya bukannya di jawab, malah balik nanya.' gerutu Clara dalam pikirannya.
Tapi berbeda dengan pikirannya yang sedang menggerutu, wajah Clara tampak tenang dengan senyum manis yang terpatri indah di wajahnya.
"Mau minta uang." Ucap Clara tanpa malu-malu.
Kevin yang mendengar itu hanya menggeleng pelan, lalu mengambil kartu kredit didompetnya.
"Ini." Kata Kevin dengan tangan yang menyodor.
Clara yang melihat itu segera menggeleng. Dan Kevin yang melihat gelengan kepala Clara kembali mengernyit.
"Kenapa nggak di ambil?" tanya Kevin
"Langsung beli premium aja ya." Ucap Clara menyodorkan laptop milik Kevin dengan sambil menyengir
Kevin yang mendengar itu, akhirnya mengerti. Akhirnya Kevin mengangguk dan mengambil laptop yang di sodorkan oleh Clara dan langsung membeli premium di aplikasi yang Clara minta isi.
"Ini, udah di isi semua. Masih ada atau nggak?" Tanya Kevin sambil mengelus kepala Clara lembut.
"Emm, udah." Ucap Clara sambil mengangguk.
Ngomong-ngomong mereka sudah mendiskusikan nama panggilan mereka dan keputusan terakhir nya adalah memanggil nama masing-masing.
Setelah aplikasi untuk menonton drakor nya sudah premium dan tidak ada iklan yang mengganggu lagi Clara kembali berjalan ke arah kasur dan melanjutkan maraton drakornya itu.
Kevin hanya diam memperhatikan untuk beberapa saat. Lalu, kembali fokus kepada kertas.
Waktu terus berlalu sampai keesokan harinya dimana hari keempat alias mereka sudah bisa beraktivitas di luar lagi, Kevin dan Clara memutuskan untuk mengunjungi kedua orang tua Clara.
Di balik semua itu, Clara sudah memiliki banyak rencana untuk menyiksa adiknya itu yang sudah membuatnya terjebak dalam pernikahan yang bahkan tak pernah Clara pikirkan sama sekali.
Memikirkan itu saja sudah membuat Clara bersemangat.
"Udah siap belum?" tanya Kevin yang baru saja selesai memakai pakaiannya.
"Belum, sebentar lagi selesai kok." ucap Clara yang masih memoles bibirnya.
Kevin yang mendengar itu hanya mengangguk dan memilih menuju ke halaman untuk menyiapkan mobil yang akan mereka gunakan setelah memberitahu Clara.
Sedangkan Clara hanya mengangguk dan lanjut memoles wajahnya.
Setelah selesai make up Clara keluar untuk menyusul Kevin yang sudah ada di dalam mobil, mereka berdua tak banyak bicara karena Kevin yang fokus memperhatikan jalan dan Clara bermain hp.
Sekitar 30 menitan mereka lewati, akhirnya mereka sampai juga di rumah kedua orang tua Clara.
Setelah Kevin memarkirkan mobilnya, Clara langsung berlari ke arah rumah nya itu.
Tanpa mengetuk pintu Clara langsung masuk sambil berteriak memanggil Lara kembaran sekaligus adiknya itu.
"LARA!! Sini kamu, mau ku pites juga kepala kamu yang seenaknya aja!" Teriak Clara, Kevin yang mendengar dan berjalan di belakang Clara hanya bisa menggeleng melihat kelakuan istri nya itu.
"Clara, jangan berteriak." Ucap Kevin dingin tak habis pikir melihat kelakuan Clara.
Tapi, bukan Clara namanya kalau hanya menurut saja.
Clara tetap berteriak memanggil nama Lara.
Sampai suara lain terdengar.
"CLARA, JANGAN TERIAK-TERIAK INI BUKAN HUTAN YA!!" Marah Sonia, mama Clara.
"MAMA JUGA TERIAK KOK." Balas Clara tak ingin kalah setelah melihat mama nya.
"Udahlah ma, kalau dibalas lagi Clara nya nggak akan bisa diam." Ucapan dari Antonio membuat Sonia hanya bisa menghela nafas.
'benar kata Antonio kalau aku membalas ucapan Clara lagi dia pasti tak akan diam nantinya, dan itu akan menyebabkan keriput di wajah ku.' Pikir Sonia.
Akhirnya Sonia membiarkan Clara berteriak memanggil adiknya itu sambi terus berlari ke kamar Lara.
Setelah sampai Clara langsung membuka kamar itu dan berjalan ke arah Lara yang masih saja tertidur.
Clara melemparkan tubuhnya ke arah Lara, membuat Lara terbangun karena kaget.
Tak memberi kesempatan untuk Lara sadar apa yang sedang terjadi, Clara langsung memiting kepala Lara, membuat Lara mengaduh kesakitan.
Setelah puas memiting kepala Lara, Clara langsung melepaskan Lara yang sedang ngos-ngosan itu.
Tapi, setelah di lepas dari pitingannya, Clara kembali memukul Lara beberapa kali sambil marah-marah setelah puas.
Clara berbaring di atas kasur kembaran nya itu.
"Capek banget." Keluh Clara, dia lelah karena Lara terus bergerak dari tadi.
Berbeda dengan Clara yang mengeluh lelah dengan wajah yang bersinar bahagia setelah puas memukul kembaran nya itu.
Dengan kesal Lara memukul Clara menggunakan bantal nya itu sekali.
"Kakak kenapa sih? Datang-datang udah mirip orang gila aja." Kesal Lara karena baru terbangun dari tidurnya, tapi kakaknya tercinta ini sudah menggila dikamarnya.
"Ini salah kamu yang seenaknya aja, kalau aja kamu nggak ngebatalin pernikahan di hari-h. Aku pasti nggak akan nikah sama si Kevin itu dan masih bisa hidup dengan sesuka hati dan nggak ada yang akan mengatur aku, kecuali mama sama papa." Kesal Clara.
"Oh. Jadi, cuma gara-gara itu kakak datang sambil marah-marah gitu?" Tanya Lara
Clara yang mendengar itu langsung melemparkan bantal yang ada di dekat nya ke kepala Lara.
"Cuma? Cuma, kamu bilang?" Kata Clara
"Ini tuh masalah penting. Kalau aku ketemu Jungkook aku harus bilang apa ke dia? Hah? Bilang apa?" Kesal Clara, dengan haluan yang sangat sempurna.
Lara yang mendengar itu memutar bola matanya malas. Sudah biasa kalau Clara selalu menyebut Jungkook atau idol kpop lainnya.
"Mimpi aja terus." Sinis Lara.
"Apaan sih kamu? Ini kan terserah kakak" Ucap Clara
"Ingat kakak itu udah nikah, masih aja mikirin jungkook. Jungkook aja mungkin nggak tau kalau kakak itu hidup di planet yang sama, sama dia." Ucap Lara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments