Ketika suasana tengah tenang, tiba-tiba Jonathan datang.
"Ngapain lo disini!? Deketin Dara pula, apa mau lo? Lo suka sama Dara!" Bentak Jonathan dengan keras.
Aku tak bisa menahan apa yang ingin aku katakan, dan dengan begitu saja kata-kata yang selama ini ingin aku katakan keluar dengan mudahnya di hadapan Jonathan dan Dara.
"YA! Gue suka sama Dara! Gue cinta sama dia! Gue bakal rebut Dara dari Lo Jonathan." kataku di depan wajah Jonathan.
Semua murid yang ada di kelas berkumpul untuk melihat apa yang terjadi denganku dan Jonathan. Jonathan tiba-tiba memukul wajahku duluan begitu keras, tapi aku bukan Dallas yang dulu, aku pukul balik dia dengan pukulan yang lebih keras.
"DALLAS! JONATHAN! Hentikan! Ada apa dengan kalian? Teriak Dara yang mencoba memisahkanku dan Jonathan.
Namun tak lama setelah pertengkaran itu Jonathan dan aku pergi keruang BK. Ini adalah pertama kalinya untukku masuk ke ruang BK karena bikin onar disekolah.
Kita berdua sama-sama tutup mulut saat guru BK yang bernama Ibu kenang, bertanya apa yang membuat kami berdua bertengkar. Bahkan aku dan Jonathan tak menyebut nama Dara sama sekali.
"Ada apa dengan kalian? Apa yang membuat kalian bertengkar seperti ini?" tanya bu Kenanga.
"Jika kalian mau bertarung. Di atas ring tinju! bukan di dalam kelas." tegasnya.
Kami hanya meminta maaf dan sama-sama tak memberikan alasan kenapa kita berdua bertengkar, kami juga tak mendapat surat peringatan dan anehnya kami bahkan tak mendapat hukuman, hanya mendapat peringatan agar tidak melakukannya lagi.
Dengan wajah yang lebam, kita berdua keluar dari ruang BK. Dan tiba-tiba saja Jonathan menantangku untuk tarung di atas ring ketika berjalan menuju kelas.
"Benar kata bu Kenanga, kita sama-sama cowok, Lo berani lawan gue di atas ring? kalo lo menang gue bakalan putusin Dara. Tapi kalo lo kalah, lo harus jauhin Dara."Ajak Jonathan dengan wajahnya yang memberingas.
"Oke Gue... " Aku terima ajakan Jonathan itu, tapi sebelum aku menerima tantangan Jonathan dan mengatakannya, Dara tiba-tiba ada di belakang kita berdua dan dia mendengar apa yang di katakan oleh Jonathan.
"Jo. apa maksud kamu? Kamu menjadikanku bahan taruhan?!" pangkas Dara dengan air mata yang berlinang di pipinya.
Aku dan Jonathan benar-benar tak bisa berkata-kata lagi saat itu, lalu Dara pergi dengan kemarahan setelah mendengar ucapan Jonathan. Jonathan pun berlari mengejarnya.
Aku kembali ke kelas. Setibanya di kelas, Yasmin langsung khawatir setelah melihat wajahku yang lebam.
"Dallas. Apa yang terjadi dengan wajahmu? Siapa yang memukulmu?" tanya Yasmin khawatir.
"Yas jangan khwatir aku tadi bertengkar dengan Jonathan" Jawabku sembari memegang pundak Yasmin.
"Kenapa kamu bertengkar lagi dengan dia?"
"Yas, Dallas bertengkar dengan Jonathan gara-gara Dallas bilang dia suka sama Dara!" sambung Abiyan yang tahu kejadian itu.
"Apa?! kamu suka sama Dara Las?" tanya Yasmin dengan wajah bahagianya.
Semua orang dikelas akhirnya tahu bahwa aku menyukai Dara.
"Tapi lo yakin Las? Dara kan pacar Jonathan. Mereka berdua sama-sama orang populer di sekolah sedangkan lo... " gurau Abiyan.
Baru juga aku tiba di kelas. Tapi aku merasa perutku sakit karena aku lupa tidak sarapan. Aku pergi ke kantin bareng Abiyan tapi aku malah melihat Dara dengan Jonathan di dalam ruang Seni. Lalu aku menyuruh Abiyan untuk pergi duluan kekantin.
"Bi lo duluan ya, nanti gue susul!" kataku.
Abiyan hanya menganggukan kepalanya. di dekat ruang seni aku menguping apa yang di bicarakan Jonathan dan Dara, ketika aku mendengarnya ternyata mereka masih membicarakan masalah tadi, Soal taruhan.
"Dara, aku minta maaf. Aku ga akan lakuin hal seburuk itu lagi. Aku benar-benar minta maaf Dara."Ucap Jonathan dengan wajah yang penuh penyesalan.
"Baiklah, sekarang aku harus kembali ke kelas." Jawab Dara dengan wajah yang terihat kecewa.
"Oh ya aku tidak menyukai MMA Jo, dan kamu mengatakan padaku kamu sudah berhentikan dari MMA itu?"
"Iya Dara. Aku sudah berhenti, aku mendengar perkataanmu, karena aku menyukaimu!"
Setelah mendengar pembicaraan itu aku mulai tahu bahwa Dara tak menyukai olahraga MMA.
"Apa itu sebabnya Jonathan keluar dari pelatihan MMA, demi Dara. Karena Dara tak menyukai MMA?" tanya batinku.
Setelah mendengar perkataan mereka berdua, isi pikiranku sekarang hanyalah tentang Dara yang membenci olahraga MMA, sedangkan aku, aku sangat jatuh cinta dengan olahraga MMA. Bagaimana aku bisa bersama Dara jika Dara membenci olahraga MMA?
"Las katanya laper buruan pesen sarapan, lo mikirin apa sih?"Tanya Abi padaku yang terus terdiam duduk dikursi kantin.
"Gue mikirin Dara Bi, Dia kayak-nya jatuh cinta banget sama Jonathan, tapi setiap gue liat dia sama Jonathan dia selalu nangis. Gue selalu ngerasa, dia gak bahagia sama Jonathan. Apa gue harus lupain dia dan belajar mencintai orang lain?" Ucapku pada Abiyan dan meminta saran padanya.
Namun Abiyan tak mau melihatku menyerah. Dia terus memberiku semangat agar aku bisa mendapatkan cinta Dara.
"Lo jangan nyerah Las, dan gue yakin lo bisa dapetin Dara." Seru Abiyan dengan penuh semangat.
Ketika pulang sekolah tiba aku bertemu dengan Jonathan di tepi jalan. Jonathan berdiri di dekat mobilnya bersama Bintang dan tiba-tiba Bintang memberi kode kepadaku dengan cara melambaikan tangannya, agar aku berhenti, lalu aku berhenti dan keluar dari mobilku dan berjalan ke arah mereka untuk bertanya pada mereka apa yang mereka inginkan.
"Dallas, gimana jawaban lo? Lo terima taruhan itu atau engga?" tanya Jonathan dengan senyum smirknya.
Tapi aku bingung saat itu kenapa dia bertanya soal taruhan lagi. Padahal tadi aku mendengar dia berbicara pada Dara bahwa dia meminta maaf dan tak akan melakukannya.
"Sorry, Gue ga mau Jo, Lo udah liat kan tadi. Kalo Dara marah." Jawabku.
Namun Jonathan merasa tak peduli soal perasaan Dara, Jonathan terus membuatku kesal dengan perkataannya yang meremehkanku agar aku mau menerima taruhan itu.
"Gue ga peduli soal perasaan Dara. Gue cuman mau lakuin apa yang gue mau. Apa lo ga berani lawan gue, lo pecundang, penakut dan culun. Oh apa lo takut kalah. Tapi ga masalah kalo lo ga mau, karena Dara akan tetap milik gue."
Pertama aku merasa tak peduli tapi setelah Jonathan mengatakan nama Dara aku benar-benar merasa ingin menerima taruhannya. Karena sejak pertama aku melihat Jonathan dekat dengan Dara, aku merasa Jonathan seperti tak tulus mencintainya.
"Oh ya dan satu lagi. Sebenarnya silahkan aja lo mau ambil Dara dari gue, karena Dara bukan Level gue, gue jadian sama dia cuman buat balas dendam, gue cuman pengen sakitin dia. Lo ga tau aja kalo setiap kita kencan gue selalu melakulan hal buruk padanya."
Seketika aku yang mendengar ucapan Jonathan itu, tak bisa menahan amarahku. Aku memukulnya habis-habisan, tapi bukan Jonathan kalo dia ga lawan balik.
Kami bertengkar di pinggir jalan habis-habisan
walaupun ada Bintang disana dia tak berani menghentikan kami berdua.
BLAM! BRUK!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments