CHAPTER 2

Pagi itu aku terbangun seperti biasa, tanpa ayah dan ibuku. Mereka berdua tinggal di Kanada, aku hanya tinggal bersama Bi Munah, dia ART yang sudah lama bekerja di rumahku sejak aku masih SD.

Namun dia tidak tinggal di rumahku dia di rumahku hanya dari  pagi hingga petang saja. Sebenarnya ayah dan ibuku menyuruhku tinggal di Kanada tapi aku tidak mau, aku lebih suka tinggal disini bersama Bi Munah.

"Selamat pagi Bi sarapan apa hari ini?" tanyaku yang sudah rapih berpakaian seragam sekolah. Dan duduk di meja makan.

"Hari ini Dallas hanya akan sarapan sereal." jawab Bi Munah sembari menyiapkan sereal yang di tuangkan ke dalam mangkuk berisi susu.

"Kenapa Bibi tidak memasakan telur untuk-ku?" ucapku dengan raut wajah sedih.

"Loh. kan Dallas tidak makan telur." Bi Munah terkejut dengan kedua mata yang terbelalak.

"Haha. Aku hanya bercanda Bi maafkan aku. Dan terima kasih untuk serealnya."

"Sama-sama."

Sejak aku kecil, aku memang selalu sarapan sereal dan susu saja. Aku tidak suka sarapan yang lain apalagi jika telur dan nasi goreng. Aku tak makan telur ayam karena aku mempunyai alergi terhadapnya.

Ini adalah minggu kedua aku bersekolah. Di sekolah elit yang isinya di penuhi murid-murid dengan bakat mereka yang luar biasa, dan juga uang saku mereka yang tebal.

Ketika aku tengah menuju sekolah aku melihat sebuah iklan yang terpampang jelas di papan besar pinggir jalan. Iklan itu sedikit menarik perhatianku, aku menepikan mobilku untuk melihatnya.

"MMA," kataku.

"Sepertinya aku harus ikut pelatihan ini."

Aku menyimpan alamat tempat pelatihan MMA itu di handphoneku. Sebelumnya aku tak terlalu menyukai MMA, tapi setelah kejadian perampokan di rumahku, aku rasa aku harus bisa dan tahu cara menjaga diri dari orang-orang yang jahat.

Setelah itu aku pergi ke sekolah, saat disekolah ada kejadian yang tak enak yang menimpa diriku. Ketika aku memarkirkan mobil, aku tak sengaja menabrak bagian belakang mobilnya Jonathan. Seketika mobil Jonathan berbunyi, Jonathan tak ada disana tapi ada satu temannya bernama Izar Bintang. Yang Melihat kejadian itu.

"Ahhh mati aku." ucapku pasrah. Bintang mendekatiku Dan berkata.

"Ya ampun! Lo tau, mobil Jo benar-benar mahal. Gue ga tau lo bakalan mampu ganti apa engga!" Kata Bintang sembari memegang kepalanya dengan kedua tengannya.

Izar Bintang, dia teman satu kelas Jonathan. Bintang benar-benar dekat dengan Jonathan, Bintang memiliki tubuh jangkung dan dia juga lumayan tampan menurutku. Tapi dia sedikit ngeselin dan mulutnya yang lemes.

"Gue ganti ko, gue bakalan ganti rugi."Jawabku.

"Ya lo harus ganti rugi. Tapi kalo soal mobil ini gue ga tau dia bakalan semarah apa. Lo tahu. Ini mobil kesayangan Jo. Good luck! Gue pergi dulu." Seru Bintang yang langsung pergi meninggalkanku. Namun aku tak memperdulikan dengan apa yang di ucapkan Bintang.

Ini masih pagi dan belum banyak murid yang datang, aku berjalan menuju arah kelas Jonathan untuk mengatakan padanya bahwa aku akan mengganti rugi body mobilnya yang rusak.

Ketika aku masuk ke kelasnya, di dalam kelas terlihat Jonathan tengah bersama Dara. Dengan mata yang terbelalak aku melihat mereka berdua. Jonathan duduk berdua bersama Dara dalam satu meja yang sama, sambil berhadapan.

Aku juga melihat mata Dara mengeluarkan air mata. Dan ini adalah kali kedua aku melihat Dara menangis di hadapan Jonathan. Lalu mereka berdua tersadar jika aku tengah melihat mereka di dekat pintu kelas, Sontak mereka pun terkejut ketika melihatku.

"Dallas... " Seru Dara.

"kenapa lo liat-liat!?" Sambung Jonathan dengan tatapanya yang tajam.

Lalu aku berjalan mendekati mereka.

"Gue kesini mau bilang sama lo, kalo body mobil lo rusak gara-gara gue, gue minta maaf. Tapi gue bakal ganti."

Tapi Jonathan malah memukulku di bagian hidung, hingga hidungku berdarah.

"Blam!"

"Bruk!"

Jonathan memukulku dengan keras beberapa kali. Namun Dara menghentikannya.

"CUKUP! HENTIKAN! JO! kumohon hentikan."

Jonathan pun berhenti memukulku. Hidungku terus mengeluarkan darah. Aku benar-benar marah saat itu, aku mencoba memukul balik Jonathan tapi Dara mendekatiku.

"Dalas!"

Lalu Dara mengeluarkan sapu tangan dari tasnya, dan mencoba menghentikan pendarahan yang keluar dari hidungku. Ketika aku melihat tangan Dara yang begitu dekat, aku melihat Pergelangan tangannya membiru seperti telah di pegang oleh seseorang dengan sangat kuat.

"Dara! apa kamu mengenalnya?!" Tanya Jonathan marah.

"I-iya, aku mengenalnya dia teman sekelasku." Jawab Dara.

Saat itu aku benar-benar tak bisa berkata apapun lagi, karena hidungku benar-benar sakit, aku juga merasa, aku benar-benar seperti seorang pecundang, karena tak melawannya.

Jonathan tiba-tiba pergi namun Dara menghentikannya.

"Jo tunggu!" panggil Dara. Jonathan pun menghentikan langkahnya, lalu Dara mendekatinya.

"Jo, Dallas sudah berbicara padamu baik-baik. Kenapa kamu memukulnya?" Kata Dara dengan nada suara yang lembut.

"Lalu kenapa? Apa kamu sekarang membela dia. Kamu tahu Dara, itu mobil yang kakakku berikan untukku. Mobil kesayanganku! pantaslah jika aku marah. Dia merusaknya!" Jawab Jonathan dengan mata yang terbelalak.

Jonathan langsung pergi, sedangkan Dara menghampiriku lagi, dan mencoba membawaku keruang UKS.

"Dallas aku akan membawamu ke UKS." Ajak Dara sembari memegang tanganku.

Ketika di UKS Dara memberikan beberapa obat agar pendarahanya berhenti. Dara juga memberikan plaster di hidungku yang terkena kuku Jonathan yang tajam.

"Dallas maafkan Jonathan yah, dia memang begitu orangnya, dia orang yang keras dan sangat pemarah." Seru Dara sembari menempelkan plaster di hidungku.

Wajah Dara begitu dekat denganku, entah kenapa aku terus menatap matanya. Mata Dara benar-benar indah,hingga aku merasa mati rasa saat itu.

"Dallas!" panggil Dara. Sehingga membuatku terkejut.

"I-iya Dara ada apa?" Jawabku gugup.

Dara pun mengulangi pertanyaan pertamanya. Lalu aku hanya menjawab, Ya.

Dan aku malah bertanya pada Dara soal hubungannya dengan Jonathan.

"Dara, apa kamu berpacaran dengan Jonathan?"

"Iya Dallas. Aku berpacaran dengan dia." Jawab Dara namun dengan raut wajah yang tak bahagia.

Tapi entah kenapa Seketika hatiku terasa hancur setelah mendengarnya. Tapi itu pantas. Karena mereka berdua sama-sama primadona sekolah ini, sedangkan aku hanya Extraordinary.

Lalu aku pergi sembari membuka hoodie-ku. Tanpa berterima kasih pada Dara. Dengan hoodie di tangan kananku, plester di hidungku dan dengan tatapan yang dingin aku berjalan menuju kelas.

"Dallas lo kenapa?" tanya Abi yang melihatku masuk kedalam kelas dengan hidung yang berplaster.

"Gue dipukul Jonathan."

"Jonathan! Jonathan pacarnya Dara?"

"Iya, gara-gara gue ga sengaja tabrak mobilnya tadi di parkiran."

"Ah gila tuh orang, tapi lo ganti rugikan?"

"Iyalah Bi, gue ganti rugi nanti."

Tak lama Dara pun masuk kelas setelah menolongku tadi. Dara masuk kelas bersama Barbara, kami berdua sama-sama saling menatap namun tak lama aku langsung mengalihkan pandanganku.

"Dallas Lo lagi Pilek ya? Aduh pake masker dong, biar gue ga ketularan." Ucap Barbara.

dengan wajah yang terlihat jijik ketika melihatku.

"Hey Biribiri! Lo O'on apa gimana hah? Ini tuh Plaster bukan koyo!" Seru Abi.

Sekolah hari ini sudah selesai, saat aku akan pulang! aku bertemu dengan Yasmin di area parkiran sekolah. Lalu Yasmin bertanya padaku soal plaster yang ada di hidungku.

"Dallas, kenapa dengan hidungmu?" tanya Yasmin khawatir, namun aku tak mau dirinya khawatir,jadi aku hanya menjawab. "Aku baik-baik saja Yas."

"Iya Yasmin, tenang saja Dallas baik-baik aja ko." sambung Abiyan. Abiyan juga ikut merahasiakan apa yang terjadi dengan diriku dari Yasmin.

Sore itu aku mengajak Abiyan pergi bersama menuju tempat pelatihan MMA. Tapi aku berhenti sebentar di dekat ATM untuk mengganti rugi body mobil Jonathan yang tak sengaja aku tabrak tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!