Baru kali ini ada gadis yang memberikan sajadah untuk Samsul, padahal biasanya para gadis memberikan kue, atau coklat, atau kadang makanan tak jelas.
Seakan hadiah itu seperti tamparan keras untuknya agar mengingatkan dirinya akan Tuhan.
"Terima kasih,"
"Sama-sama, Bu aku masuk dulu," pamit Rita yang langsung ke kamar adiknya.
Samsul dan pak Zainal sudah menandatangani perjanjian itu, dan sekarang perjanjian itu tak ada siapapun yang bisa membantahnya.
Rita ke kamar Riko untuk memberikan hadiah baju untuk adiknya itu.
"Terima kasih mbak,"
"Iya dek, kalau gitu mbak masuk dulu ya," pamit Rita.
Dia langsung menuju ke kamar miliknya dan membuka mukena yang sudah dia impikan, itu adalah mukena yang berukuran besar dan berbahan sangat adem.
Yang terpenting mukena itu bisa di bawa untuk berpergian, dia juga membeli kaos untuk acara wisata beberapa hari lagi.
Samsul membawa hadiah dari Rita, dan setelah sampai rumah dia menaruhnya di ranjang.
Dia terus melihat sajadah itu, "sudah berapa lama ya aku tak pernah sholat?" gumamnya.
Ya alasan kesibukan membuatnya melupakan Tuhan, bahkan untuk sekedar sholat Jum'at saja dia juga jarang.
Dia melihat ke ruangan khusus yang dekat kabar mandi, dia pun langsung menyingkirkan barang yang tak terpakai.
Dan membersihkan tempat itu, tak lupa dia mengepelnya dan memasang karpet yang terlipat lama.
Setelah itu dia membersihkan karpet dengan alat penyedot debu, setelah bersih baru dia memasang sajadah pemberian dari Rita.
Bahkan ada tasbih juga yang ada di dalam tas belanjaan itu, Samsul pun menaruh tasbih itu di sajadah.
Dia pun langsung mandi, dan tak lupa mengambil air wudhu, setelah itu dia menunaikan kewajiban bagi setiap umat beragama.
Setelah selesai sholat dia pun mencoba memegang tasbih dan mulai membaca bacaan tasbih dengan perlahan.
Entah kenapa dia merasa sangat tenang, bahkan tanpa sadar dia menangis saat membaca istighfar.
Dia seperti ingat jika dulu tak pernah mendidik istrinya untuk mengerti agama.
Bahkan dia hanya bisa mencari uang uang dan uang, hingga semuanya berantakan seperti ini.
Rita sedang menghela nafas, karena dia kebagian tugas membagi tempat duduk selama di elf.
Pasalnya mereka memesan elf long yang berisi sekitar dua puluh dua orang per elf.
Jadi dia di buat bingung karena dua puluh yang tersisa adalah percampuran antara laki-laki dan perempuan.
"Ini aku jamin tak ada yang mau naik di depan jejer pak supir," gumamnya.
Tapi sebuah pesan masuk, itu dari temannya Ega, "mbak bro bisa temani aku duduk di depan pak supir, aku kan tak bisa duduk di belakang karena mudah mabuk," isi pesan itu.
"Baiklah," balas dari Rita pasrah.
Akhirnya semua di putuskan, dan Zahra akan dekat dengan kekasihnya yang beda kelas, ya bagaimana pun mereka itu bucin.
Zahra dan Ega adalah teman terbaik Rita, dan mereka juga yang sering membantu Rita memasarkan semua barang yang di jual temannya itu.
Akhirnya selesai,dan Rita keluar dari kamar, karena dia belum makan malam.
"Wih... sudah habis nasi saja Bu, aku kan belum makan," protes Rita.
"Loh nasinya habis, ini pasti riko yang habiskan," kata Bu Zainal kaget
"Salah sendiri telat," kata Riko santai.
"Dasar nyebelin,lain kali tak kasih hadiah lagi kamu, awas saja," gumam Rita kesal
"Loh nduk mau kemana?" tanya Bu Zainal kaget melihat putrinya itu mengambil kunci motor dan jaket.
"Mau beli nasi goreng, aku laper loh Bu,"
"Tidak usah, ayah baru selesai kenduri, mending makan saja tak usah berikan pada Riko," kata pak Zainal.
Akhirnya Rita mengurungkan niatnya dan duduk menikmati berkat yang di peroleh ayahnya.
Sedang di tempat lain, Samsul juga sedang makan dengan sambal yang di ordernya.
Dia hanya perlu tahu tempe dan nadi hangat untuk lahap makan, tak hanya itu dia juga masih sibuk dengan laptop miliknya.
"Haduh si mas Samsul ini, makan saja sambil kerja, masak ya bisa kenyang se," kata Tejo yang datang membawa kerupuk puli dua toples besar.
"Wah kerupuk enak nih, sini sini," kata Samsul.
Tejo pun geleng-geleng melihatnya, bagaimana bisa pria sederhana itu bisa mengalami hal buruk hingga tiga kali bercerai.
"Habis mau gimana, aku juga tak bisa terus santai terlebih ini akan akhir bulan, bisa-bisa kalian tak gajian mau?" kata Samsul.
"Baiklah aku mengerti mas, tapi mbok ya makan dulu baru nanti lanjut kerja lagi,"
"Oke," jawab Samsul.
Pria itu makan dan tak lama selesai, setelah itu Tejo membantunya untuk mengerjakan pembukuan itu.
Dan akhirnya gaji untuk keempat orang kepercayaan, dan tiga orang yang mengurus usahanya juga sudah nampak.
"Wah kok bulan ini banyak banget mas, ini masih tanggal dua puluh tapi sudah sama seperti bulan kemarin," kata Tejo yang senang.
"Ya itu gajinya, karena aku sudah memasukkan semua sesuai seperti yang seharusnya, jadi tak perlu takut gaji kalian itu tak sesuai lagi atau tertukar," kata Samsul.
Tejo benar-benar beruntung punya bos seperti Samsul, jika dulu dia bekerja di tempat lain.
Pekerjaan berat tapi gajinya tak sesuai, tapi sekarang semenjak ikut Samsul dia bersyukur karena pria itu sangat baik dan perlahan keluarganya juga makin membaik.
Tejo pun pamit pulang, tak lupa Samsul memberikan harga lebih untuk kerupuk-kerupuk puli itu.
Pasalnya tak ada lawan rasa gurih dari kerupuk puli itu, dan dia juga sudah siap jika harus berangkat untuk mengantar SMA Larasati untuk liburan.
Karena pekerjaannya juga sudah hampir selesai, dan tinggal input beberapa hasil panen terakhir di tanggal dua puluh lima.
Dia pun lupa belum sholat isya', dan bergegas melaksanakannya dan kemudian baru tidur karena sudah pukul sembilan malam.
Karena hari ini kegiatannya sangat banyak dan melelahkan, jadi untuknya pergi keluar pun malas.
Sedang Anto berkumpul dengan para supir yang akan mengantar para siswa Minggu depan.
"Bapak-bapak harus ingat jika ini nanti pak bos juga akan ikut mengantar mereka, jadi jangan ngawur saat pergi nantinya, tak perlu saling salip, ingat kita bawa itu anak orang bukan anak kambing," kata Anto.
"Iya mas,"
Anto bukan sok menggurui, tapi dia sudah sering dapat laporan tentang beberapa supir di tempatnya yang ugal-ugalan.
Beruntung kalo ini Samsul akan jadi supir juga, jadi setidaknya mereka bisa membawa mobil elf long dengan santai.
"Mas ini ada pesanan elf untuk pernikahan tapi yang bisa, mau di terima atau tidak, masalahnya jadwalnya bentrok dengan kegiatan SMA Larasati," kata adik Anto.
"Sebentar tak telpon Joko dan Tejo, jika mereka bisa biar mereka saja, Toh hari itu pak bos meliburkan semua kegiatan kerja di tempatnya kok," kata Anto.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments