Samsul sedang santai malam ini, dia sedang menunggu sambal yang harusnya sudah di antar karena dia pesan dari kemarin pagi.
Ternyata benar, tak lama seorang pemuda datang membawa sambal yang di tunggu, "assalamualaikum... mau kirim sambal atas nama mas S.Huda,"
"Waalaikum salam, iya mas saya sendiri, ini semua varian ya sambalnya?" tanya Samsul tak sabar.
"Inggeh mas, karena sesuai pesanan, dan karena ada produk baru, kami memberikan tester untuk di rasakan, nanti kalau mau pesan bisa hubungi kami dan sudah ada list harganya juga di dalam," kata pemuda itu.
"Baiklah, jadi semuanya berapa mas?" tanya Samsul.
"Seratus lima puluh ribu,karena anda pesan lima," kata pemuda itu.
Samsul memberikan uang dan pemuda itu langsung pamit pergi.
Tapi Samsul baru tau jika pemuda itu mengantarkan bersama seorang wanita.
"Mbak janjinya mana, katanya mau membelikan sesuatu, mana," kata Reza adik Rita.
"Ya sudah ayo kita pergi ke supermarket atau kemana?" tanya gadis itu.
"Besok saja lah mbak, orang aku mau belikan boxer dan kaos baru," kata pemuda itu senang.
"Baiklah, besok tapi ingat gak boleh mahal-mahal, kamu kan tau jika mbak mengumpulkan uang untuk kuliah,"
"Iya mbak, tenang saja," jawab Reza.
Mereka akhirnya memutuskan pulang, ternyata saat sampai rumah ada kakak kedua dari Rita.
Terlihat wanita itu juga sedang marah karena Rudi di usir oleh pak Zainal.
"Wah ada apa ini kok tumben penyanyi terkenal kita ini bisa pulang, udah tak laku lagi ya," kata Rita yang menantang Rika.
"Dasar gadis tak tau aturan, kamu yang membuat mas Rudi di usir, kamu itu harusnya sadar dan ingat batasan mu," kata Rika ingin menampar pipi Rita.
"Jangan keterlaluan Rika, sudah ayah bilah, kamu sudah tak di anggap anak karena menikah dengan pemilik orkes keliling itu, jadi kamu tak berhak menyakiti Rita," bela pak Zainal.
"Apa... ayah aku ini putri kesayangan mu, kenapa demi wanita asing ini kamu mengusir kami anak-anak mu sendiri," kata Rika tak terima.
"Jangan keterlaluan Rika, ayah sudah memberikan apa yang menjadi hak kalian, notaris juga sudah mengesahkan, jadi sekarang kalian tak berhak sedikit pun, dan untuk Rudi, itu masalahnya sendiri,"kata pak Zainal tegas
Rika ingin memukul Bu Zainal, tapi Rita yang melihatnya langsung berdiri melindungi ibunya.
Tamparan itu melayang ke wajah cantik Rita, "mbak Rita, dasar wanita kasar, cukup kamu bertingkah kasar, aku tak bisa diam lagi," kata Reza yang membela kedua orang wanita itu.
"Kenapa kamu masih diam Untung, bawa istrimu ini pergi dan jangan berani menginjakkan kaki mu lagi ke rumah ini, mengerti!!" bentak pak Zainal.
"Ayah, aku ini anak mu," kata Rika menangis memohon.
"Aku tidak punya anak yang tak bisa di atur, dan aku tak mengakui mu karena kamu tak mau menuruti perintah ku," kata pak Zainal tegas.
Rika dan suaminya pun pergi, Rika masih mengusap pipinya, itu cuma luka ringan.
"Reza ajak mbak mu mengobati lukanya," perintah Bu Zainal.
🍀🍀🍀🍀
Keesokan harinya, Samsul sudah berangkat bersama Tejo dan Joko ke tempat pak Zainal
"Maaf mas Samsul saya telat datang, karena semalam ada sedikit masalah," kata pak Zainal.
"Tak masalah pak, semua sawah anda aku yang panen, padahal semua jagung ini nampak bagus,"
"Iya mas, tapi sebenarnya saya ingin mengamankan setidaknya tiga sawah Banon boto Sewu untuk ketiga anak saya, jadi setidaknya tiga sawah berjajar ini," kata pak Zainal.
"Berarti tiga ribu bata ya, tapi kenapa bilang itu pada saya?" tanya Samsul heran.
"Jika mas Samsul bisa bantu, karena aku bingung mau minta tolong siapa, terlebih kedua anak terbesar saya selalu menganggu adik-adiknya, sekarang saya masih ada, tapi saat kami mati nanti, siapa yang akan melindungi mereka," terang pak Zainal.
Mendengar itu, Samsul merasa kasihan karena pria itu nampak begitu frustasi.
"Baiklah saya akan mencoba membantu, tapi aku punya ide yang cukup ekstrim, tapi itu akan hanya jadi rahasia antar kita," terang Samsul.
"Apapun mas,apapun itu..."
Setelah perbincangan serius, terlihat Bu Zainal datang di bantu oleh seorang pemuda yang mungkin masih berusia tiga belas atau empat belas tahun.
"Monggo sarapan dulu," kata Bu Zainal.
"Aduh kok merepotkan Bu," kata Samsul tak enak.
"Monggo mas, biar tau bagaimana rasanya masakan putri ketiga saya yang sangat enak," kata pak Zainal dengan bangga.
"Baiklah, terima kasih atas makanannya," kata Samsul.
Mereka langsung membuka tantangan itu, dan kaget ternyata ada ayam goreng berserta lauk yang lainnya.
Dan tak lupa tumis sawi tahu putih, Samsul tak menyangka jika masakan itu sangat pas di lidahnya.
Dan sambel terasi mentah sangat cocok di lidahnya. "wah ini sih calon istri idaman pak, anak gadisnya pintar masak," puji Tejo.
"Alhamdulillah mas, tapi dia juga jago berantem, kadang saya sendiri sampai heran, bagaimana bisa gadis yang seharusnya lemah lembut malah grusak-grusuk," kata pak Zainal.
"Setiap anak gadis itu punya sikap dan sifatnya sendiri jadi bapak tak usah khawatir," terang Samsul yang memancing gelak tawa.
Sedang di pasar, Reza dan Rita seperti pasangan kekasih, karena mereka sedang sibuk memilih baju yang pantas untuk Reza, "mau kaos ini, cari yang lainnya katun combat gitu loh biar bagus dan tahan lama,"
"Ini kainnya mbak, tadi katanya gak boleh banyak-banyak," protes Reza.
Setelah dia juga dapat, mereka pun membayar, mereka dapat harga cukup bagus, seratus ribu dapat tiga, jadi dia membeli untuknya, Reza dan Riko adik terkecilnya.
Sedang untuk ibu dan ayahnya, dia memberikan alat sholat karena Rita melihat peralatan sholat kedua orang tuannya sudah buruk.
"Mbak kamu keluar uang banyak banget loh,"
"Tidak apa-apa, jarang-jarang ini, lagi pula tabungan mbak juga sudah banyak dan cukup," jawab Rita.
Setelah dapat semuanya, mereka pulang ke rumah dan sesampainya di rumah.
Rita dan Reza turun dan tak sabar ingin menunjukkan apa yang mereka beli untuk Keduanya.
"Ayah... ibu..." kata Rita memeluk ibunya dengan senang.
"Aduh ada apa nduk, kamu tak malu ada tamu tuh,"
Rita menoleh dan melihat sosok pria dingin itu, "woy.... om om kaku kayak kanebo kering disini,"
Kata Rita yang langsung di cubit oleh Bu Zainal. "gak boleh ngomong sembarangan, dia itu teman ayah,"
"Maaf ya om, sebenarnya aku ada hadiah untuk ayah dan ibu, karena om ini kenalan ayah, jadi tak masalah karena nanti aku bisa lupa," kata Rita mengeluarkan sarung putih dan baju Koko putih dan sorban putih.
"Ini untuk ayah, dan mukena baru untuk ibu, dan juga untuk om, aku kasih sajadah saja ya, tolong gunakan saat solat ya om, biar doanya bisa di ijabah Tuhan," kata Rita tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🎎 Lestari Handayani 🌹
jodoh berawal dr sajadah
2022-12-13
1
Titik Sofiah
lanjut Thor
2022-12-13
0