Roala masuk ke dalam mobil Aditia, mereka baru saja keluar dari kafe gaul itu.
Aditia menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Persiapkan diri kamu seminggu lagi kita menikah"
"Iya kak"
"Lusa kamu ke butik Sonia untuk mencoba baju pengantin nanti dia akan mengirimkan alamatnya"
"Iya kak"
"Dan untuk kebutuhan kamu nanti ada orang saya yang mengirimnya"
"Iya kak"
"Di rumah tidak ada art karena sudah saya berhentikan semuanya untuk menjaga privasi kita, jadi kamu harus mengerjakan rumah sendiri"
"Iya kak"
"Iya kak, iya kak teeus dari tadi. Apa kamu tidak punya jawaban dengan kata- kata yang lebih bagus gitu bikin kesal aja"
"Lah saya harus jawab apa lagi?, kalau jawab tidak takut kena denda atau konvensasi karena saya sudah menandatangani kontrak itu"
"Ya jawab apa gitu yang lebih kreatif, jangan iya iya terus"
"memangnya saya boleh bilang tidak? Bukannya di perjanjian saya harus menuruti pwrintah pihak dua?"
"Ya bukan gitu dodol, ya udah dieum aja brisik"
"Yeyyy kakak yang berbicara banyak dari tadi, siapa yang berisik coba"
Mereka berdua diam karena sama - sama kesal.
Tiga puluh menit dalam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah mewah, tidak terlalu besar tapi bangunannya sangat modern dan mewah.
Aditia mencet remot untuk membuka pintu gerbang, setelah gerbang terbuka mobilpun masuk perlahan.
"Turun"
Aditia menyuruh turun kepada Ola dan dia juga ikut turun dari mobil, lalu berjalan ke arah pintu utama dan membuka koncinya.
Ola berjalan perlahan karena takjub dengan rumah itu, dia melihat kanan kiri atas bawah sambil berdecak kagum.
"Cepat jalannya saya masih ada urusan"
"Iya kak"
Ola mengikuti Adit di belakangnya sampai di depan pintu kamar.
"Ini kamar kamu ya, dapur di sana"
Aditia berdiri di depan kamar dan menunjuk ke arah dapur memberi tahu Ola.
"Iya kak"
"Mulai deh iya iya lagi ya udah saya berangkat dulu ada urusan, nanti ada yang ngirim bahan makanan dan kebutuhan untuk kamu ke sini. Ingat jangan keluar rumah tanpa ijin"
"Siap kak"
Adit berbalik arah dan berjalan keluar rumah, lalu masuk ke dalam mobil dan membuka kaca mobil dia memberikan remot pagar dan kunci.
"Setelah aku keluar pagar kunci pagar dan pintu rumah rapat-rapat, jangan membuka pintu pagar dan rumah tanpa ijin"
"Iya kak"
Aditia berbicara sambil menghidupkan mesin mobilnya, lalu melaju perlahan keluar dari pintu gerbang.
Ola menutup pintu gerbang dan menguncinya dia berjalan menuju pintu utama, setelah masuk dia juga mengunvi pintu sesuai pesan Adit tadi.
Ola takjub dengan interior rumah itu, baru kali ini dia masuk rumah mewah dalam hidupnya. Villa punya Hartono yang di perkebunan lebih besar tapi tidak semewah ini bangunannya dan karena rumah orang tuanya di kampung hanya semi permanen dan sudah tua, dia tidak pernah bertamu walaupun ke rumah tetangga atau temannya yang kaya. Saudara bapak ibunya juga tidak ada yang mempunya rumah mewah karena mereka dari keluarga sangat sederhana.
Ola menyusuri ruangan demi ruangan dia menyukai interior rumah itu di lantai bawah dan lantai dua semua mewah dan mahal dan dia menyukai dapurnya juga.
Roala membuka kulkas, tidak ada apa apa di sana hanya telor, air dingin dan es batu, lalu dia membuka pintu kitchen set satu persatu di sana ada perabotan tersusun rapi.
Dia juga membuka pintu lemari makanan, terdapat beras, tepung terigu, dan mentega, ada gula juga di situ hanya itu tidak ada yang lain tidak ada bumbu-bumbu juga.
Kompor listrik tanam yang kinclong seperti tidak pernah digunakan, mikrowave seperti baru, ada oven listrik juga buat memanggang.
Ola berniat membuat bolu lalu dia mencari mixer dan timbangan, ternyata ada di pintu bawah kitchen set itu.
Ola mengumpulkan bawan untuk membuat bolu jadul, karena tidak ada bahan lain lagi yang bisa di campurkan. Hanya bolu jadul yang tersedia bahannya.
Ola mencari apron di laci karena belum ada baju ganti di sana takut bajunya kotor, dia menemukan apron dan memakainya lalu dia bikin adonan dan memasukannya ke dalam oven, setelah mengatur suhu dan waktu oven ola membereskan bahan- bahan tadi dan mencuci wadah yang kotor.
Roala meraih tasnya yang ada di meja makan, dia berjalan menuju kamar yang di tunjukan oleh Adit tadi. Ola membuka pintu kamar dan masuk kamar, lalu menaruh tasnya di atas nakas.
Dalam kamar yang lumayan luas terdiri dari tempat tidur besar, sofa dan mejanya, ada tv. Ola membuka pintu ternya ruang ganti baju terdapat lemari pakaian yang masih kosong, lalu berjalan lagi dan membuka pintu kamar mandi setelah itu dia keluar lagi menuju dapur karena haus.
tiga puluh menit berlalu oven berbunyi tandanya kue matang. kue belum di keluarkan tapi sudah terdengar ponsel berdering sangat nyaring karena sepi. Ola mematikan kompor listriknya dengan mencabut colokannya lalu dia mengangkat telpon.
"Hallo bu apa kabar?"
"Kabar baik nduk, gimana kabar kamu?"
"Baik buk, bagaimana kabar bapak sehat kan?"
"Bapakmu juga sehat ini bapakmu mau bicara" ibu
"La, barusan bapak dapat telpon dari pak Hartono. Katanya minggu depan kamu jadi menikah dengan nak Adit, dan hari jumat bapak dan ibu akan di bawa ke Jakarta oleh pak Hartono untuk menghadiri pernikahan kalian. Apa kamu benar -benar yakin menyetujui pernikahan yang di langsungkan minggu depan?" bapak
"Iya nduk apa tidak terlalu cepat menikah minggu depan nak?"
"Yakin bu, pak. Mudah - mudahan Ola tidak salah mengambil keputusan dan do'akan saja yang terbaik buat Ola"
"Iya nduk ibu dan bapakmu mendo"akan untuk kebaikan rumah tanggamu, kamu anak satu - satunya kami hik"
"Ibu jangan sedih, Ola senang mau menikah dengan kak Adit. Sekarang juga Ola tinggal di rumah ka Adit karena tadi kak Adit nyuruh pindah ke rumahnya"
"Sedih aja anak satu - satunya menikah di tempat orang tidak di rumah kita di kampung"
:Tidak apa-apa buk nanti kalau uang ola banyak kita pesta di kampung"
"Iya nduk hati - hati di rumah nak Adit, jaga kehormatanmu dan keluargamu"
"Iya buk, pak ibu dan bapak juga jangan sedih. Ola disini baik - baik aja"
"Ya udah nduk, ibu tutup ya telponnya"
Telpon terputus, Ola mengeluarkan kue bolu jadulnya dari oven lalu dia memotong kecil dan mencobanya.
"Lumayan"
Setelah mencoba kue sepotong kecil, Ola berjalan mau masuk kamar dia mau mandi tapi belum ada baju ganti.
Telponnya berbunyi lagi terlihat nama Adit di ponsel Ola.
"Hallo kak"
"La buka pintu ada orang yang mengantarkan pakaianmu dan barang-barangmu yang dari kontrakan, jangan di suruh masuk ke rumah. Barang- barangnya suruh di taroh di teras aja lalu suruh pergi"
"Iya kak"
Ola berlari ke arah pintu keluar dia membuka pintu dan berjalan lalu mmbuka pintu gerbang sedikit untuk membiarkan orang suruhan Adit menaruh barang di teras.
"Banyak sekali barang - barangnya, terima kasih pak"
"Sama-sama nyonya, saya permisi dulu"
Orang itu keluar dari gerbang terus di kunci sama Ola.
"Nyonya hmmmm" Ola bergumam sendiri.
Dia meletakan belanjaan bahan makana di dapur lalu menyusun sayuran dan buah- buahan di kulkas. Daging, ikan basah, ayam di taroh di prizer. Setelah semua rapi di dapur, ola membawa koper dan tas ke dalam kamar.
"Lho ini bukan baju - baju saya ini pasti harganya mahal mahal semua"
Setelah membuka koper lalu Ola membuka tasnya ternyata ada baju hanya yang masih baru tiga potong dan seragam kerjanya yang ada di tas itu dan ada ijazah Ola dan surat -surat penting lainnya juga ada di situ. Ola menyusun baju di lemari dengan rapi, dan menyimpan koper dan tasnya di tempatnya lalu dia meraihnponsel.
"Hallo La ada apa?"
"Ini kak baju siapa baru semua sekoper besar?"
"Itu baju kamu, buat sehari hari dan buat acara pertemuan"
"Lalu baju saya yang lain mana kak, ini hanya tiga potong"
"Saya sudah menyuruh orang memilih baju kamu yang paling bagus, tapi katanya hanya ada tiga potong. Yang lain jelek semua dan sudah dibuang oleh orang saya"
"Ko di buang kak kan sayang?"
"Buat apa baju jelek di pake lagi bukin malu saja nanti, itu kan sudah di ganti juga yang lebih banyak dan bermerk lagi"
"Ya udah kak terima kasih ya"
Telpon terputus mau tidak mau semuanya harus terima karena itu keputusannya, Ola berjalan ke kamar mandi dia tidak tahan sudah lengket.
Setelah mandi dia masuk ruang ganti, dia membuka lemari dan mengambil piyama yang bermerk dia kenakan piyama itu dengan ragu. Karena ola tidak terbiasa memakai pakaian yang bukan dia yang beli. Tapi apa boleh buat dia harus memakainya.
Jam tujuh malam dia nonton tv sambil tiduran di kasur besar dan empuk, karena nyaman akhirnya Ola tertidur dengan tv masih menyala
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Siti Naimah
ola lagi menikmati hidup enak
he..he.tetep semangat ola
2024-10-21
0
Yuyun Markayun
cemungut Ola ikutin permainan Adit🤭
2023-02-08
0