Seperti biasa Ola sibuk dari subuh walaupun hari ini masih libur, tapi dia membantu ibunya dan juga siap - siap karena mau balik lagi ke Jakarta.
Jam tujuh pagi Ola pamit kepada orang tuanya karena ojek yang di pesannya sudah nunggu di depan rumahnya.
"Ibu Ola pamit dulu"
Ola mencium tangan ibunya dan memeluknya bergantian dengan bapaknya, sebetulnya dia masih kangen dengan orang tuanya tapi besok dia harus sudah masuk kerja.
"Bapak Ola berangkat dulu"
"Iya nak hati-hati ya, dan jaga diri baik - baik"
"Iya bu, bapak, kalian juga jaga kesehatan jangan cape-cape ya"
Lalu Ola keluar rumah di antar orang tuanya sampai naik ojek menuju stasiun kereta, sampai di stasiun Jogja Ola naik kereta api menuju Jakarta.
Ola sampai di kamar kontrakannya yang kecil itu, setelah masuk lalu dia membersihkan kamar dan mengganti sepreinya karena tiga hari di tinggalkannya. Selesai bersih-bersih dan mengepelnya Ola mandi sambil membersihkan kamar mandinya.
Besok paginya dia sudah bersiap untuk pergi bekerja, Ola jalan kaki selama lima menit dan akhirnya sampai ke tempat kerjanya.
Ola bekerja borongan, untuk mencapai targetnya dia bekerja nonstop sampai istirahat. Setelah istirahat dan makan siang dia lanjut lagi sampai waktunya pulang.
"La ngebaso yuk" teman kerja Ola ngajak makan baso sebelum balik lagi ke kontrakan masing - masing.
"Terima kasih bang, maaf saya lagi diet"
"Diet apa sudah kurus juga?"
"Diet lemak tinggi bang, bukan masalah kurusnya"
"Bagus biar selalu langsing yaa, supaya abang tambah cinta yaa"
"Apaan sih bang, maaf saya duluan ya"
"Eh La jangan jangan jual mahal ya"
"Ih siapa yang jual mahal sih bang, Ola lagi buru - buru aja. Maaf ya bang permisi ola duluan"
Ola kesal jalannya di halangi malas aja akrab sama bang Jeki karena terkenal playboy, makanya dia slalu menghindar dan dia jalan ke samping bang Jeki.
"Aalahh perawan tua aja belagu kamu La untung cantik kalau jelek gue gak sudi"
"Ih apaan si bang siapa juga yang sudi dengan abang yang buaya darat gitu"
Ola kesal dan berlari menjauh dari Jeki, dia takut di apa- apain sama si Jeki.
"Awas ya Ola" Jeki semakin penasaran dengan Ola, dia tidak terima selalu di acuhkan Ola.
Ola buru - buru masuk kamar kontrakannya lalu dia mengunci pintunya, setelah itu dia mandi dan ganti baju.
Ponsel Roala berbunyi tandanya ada pesan masuk, dia meraih ponselnya yang tergeletak di kasur busanya yang tipis.
(Apa benar ini no Roala? Saya Aditia anaknya pak Hartono. Lusa kita ketemuan di kafe gaul jalan durian runtuh jam dua belas siang, jangan sampe telat karena jam satu siang itu saya mau ada urusan penting).
"Iya benar ka saya Roala, ya besok lusa saya ke kafe itu"
Setelah membalas pesan Ola rebahan sebentar, dia masih ragu dengan perjodohan ini
"Terima tidak ya perjodohan ini, kalau tidak di terima kasian ibu dan bapak di omongin tetangga terus dan gak enak sama tuan Hartono yang begitu baik sama kami. Tapi aku tidak kenal kak Aditia"
Ola berbicara sendiri dia berpikir dan memantapkan hatinya untuk menerima perjodohan ini walaupun tidak mengenalnya.
Ini hari minggu yang menegangkan bagi Ola, soalnya nanti siang dia janjian di kafe gaul untuk bertemu dengan Aditia.
Pagi-pagi Ola mencuci baju dan bersih bersih seperti biasa, setelah bersih - bersih lalu dia menyetrika baju untuk dia kenakan nanti bertemu Aditia dan untuk kerja esok hari.
Jam sebelas siang Ola sudah siap berangkat, dia memakai kemeja tangan panjang dan celana jeans. Rambutnya yang hitam panjang dibiarkan tergerai begitu saja, dia memakai sepatu kets senada dengan tas selempangnya. Dandanan santai dan sederhana tapi terkesan manis dan menarik, karena pada dasarnya Ola memang cantik dan kulitnya putih seperti orang Korea.
Ola berjalan menyusuri gang kontrakannya menuju jalan raya, dia mau menemui Aditia di kafe jl durian runtuh sesuai yang di sebutkan Aditia.
Sampai di jalan raya Ola duduk di halteu bis menunggu bis yang datang.
"Hallo cewe mau kemana sudah cakep gini?"
Jeki datang bersama teman-teman genknya, Ola malas menjawab tapi kalau tidak di jawab biasanya suka langsung kasar karena tau kelakuan Jeki yang suka bikin onar kampung itu.
"Mau ketemu teman bang"
"teman cewek atau cowok?"
"cowok bang"
"Wuihhhh biasanya sok jual mahal, eeh mau cek in dengan cowok juga ternyata. Gak nyangka ya"
"apaan sih bang negatif aja terus pikirannya, lagian apa urusannya sama abang?"
'"ada lah kan kamu calon pacar abang"
"Ih apaan sih bang sana jangan dekat-dekat aku"
Ola males menanggapi cowok yang congkak, belagu dan sok iye. Dia berharap bisnya cepat datang.
"Sebelum kamu di miliki orang, aku akan mencoba dulu tubuhmu"
Jeki hendak meraih tangan Ola tapi untungnya bis sudah datang, Ola berlari naik masuk bis itu.
"Cepat jalan pak, takut dikejar pemuda berandalan itu"
Ola ngos-ngosan masuk bis itu, untung kondekturnya mengerti dia langsung menutup pintu bis dan bis melaju dengan kecepatan sedang.
Dua puluh menit kemudian Ola baru sampai di jalan durian runtuh karena tadi agak macet, kalau tidak macet biasanya sepuluh menit juga sampai ke jalan itu.
Ola turun dari bis dan berjalan perlahan sambil mencari nama kafe gaul itu dan akhirnya ketemu, dia masuk ke dalam kafe dan mencari tempat duduk.
Ola melihat meja yang masih kosong di pojokan, lalu dia berjalan kesana dan duduk di sana. Di lihat jam masih jam dua belas kurang sepuluh menit, dia bernapas lega karena masih ada waktu.
Seorang pelayan kafe menghampiri meja Ola, dan memberikan buku menu.
"Jus jeruk satu pake es sedikit dan roti goreng satu aja kak"
"Baik kak, tunggu sebentar ya"
Pelayan meninggalkan Ola untuk membuat pesanannya, lima menit kemudian pesanan Ola datang.
Ola minum jus jeruk hampir setengah gelas besar karena haus tengah hari di jalan udara panas macet pula, lalu dia makan roti goreng juga sampai habis.
Jam dua belas lebih lima belas menit tapi Aditia belum menemui Ola.
"Katanya tidak boleh telat, tapi dia sendiri yang telat" Ola bergumam sendiri.
Dia membuka ponsel yang baru saja ada pesan masuk.
"kamu sudah sampai belum? Saya sudah menunggu dari tadi nih" pesan dari Aditia.
"aku malah sudah dari dua puluh lima menit yang lalu sampe di cafe ini"
Ternyata Adititia sudah sampai di kafe itu, tapi karena tidak saling mengenal ya gitu deh. Harusnya sebelum janjian kirim dulu poto masing-masing ya hehe...
"Kamu duduk dimana? Coba video call"
Mereka video call yang ternyata meja mereka berdekatan hmmm emang dasar ya.
Aditia menghampiri Ola yang duduk di pojokan lalu dia duduk di kursi di samping Ola, dia menatap Ola dari atas sampai bawah. Ola menunduk malu di tatap dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Kenalkan saya Adiitia, panggil saja Adit"
"Saya Roala panggil aja Ola"
Mereka berdua berjabat tangan saling memperkenalkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments