setelah omongan Lin shi itu, Carol semakin sakit hati dan membenci Lin shi.
dia pun mengalah dan kembali ke kelas. saat ia lewat tepat di samping Lin shi, ia malah mengancam Lin shi...
"berhati-hatilah, aku akan menggunakan cara agar kamu di permalukan." ancaman Carol kepada Lin shi.
Lin shi hanya menepuk pundak Carol dan kembali berbisik....
"mengancam ku dengan begitu?, apakah kamu menang hanya lewat ancaman seperti ini juga. sangat di sayangkan wanita seperti mu malah berpikir negatif." ujar Lin shi sambil memanas-manasi Carol.
Carol yang mendengar itu pun langsung marah, jadi ia pergi ke kelas bersama dengan teman-temannya.
Carol pun mengode kepada teman-temannya untuk ikut.
saat di perjalanan kelas, dia selalu mengomel-ngomel tak jelas.
Omelan nya itu membuat teman-temannya sedikit risih.
"Lin shi, siap-siap saja aku akan mengerjai mu." ujar Carol dengan wajah emosi.
disisi lain, semua murid pun berolahraga kecuali Carol dan teman-temannya.
saat itu juga beberapa murid wanita pun mendekati Lin shi dan bertanya-tanya....
"hey Lin shi, apa bener kata Carol kamu itu bohong?." tanya murid wanita itu.
baru saja Lin shi membuka mulut untuk menjawab, tiba-tiba teman nya langsung saja menjawab dengan singkat.
"kamu masih kurang percaya dengan Lin shi, ingat lah Revan saja mengakui nya berarti memang benar mereka itu teman." ujar murid wanita itu menjawab pertanyaan teman nya.
Lin shi pun dengan santai mengangguk kepala, sehingga murid-murid tadi segera pergi.
tiba-tiba Revan datang dan langsung menepuk pundah Lin shi...
"alasan mu lebih rinci, mendengar perkataan mu terkadang aku merasa bahwa diri mu adalah dia." ujar Revan kepada Lin shi.
Lin shi tau maksud Revan, Lin shi pun kembali membalas tepukan pundak.
mereka berdua pun dengan tenang tersenyum gembira.
"sabar bro, aku yakin dia bahagia kok. asal kalo kamu banyak tersenyum." ujar Lin shi kepada Revan.
Revan pun mendengarkan perkataan Lin shi, Revan pun pergi ke toilet dan mengaca sebentar.
"Rev, kenapa dengan jantung mu?, apakah dia berdetak dengan kuat?." tanya Revan terhadap kaca.
Revan terus membayangi saat ia bersama Lusi. saat belajar, saat makan, bahkan saat berjalan-jalan.
Revan pun menghela nafas dan langsung berniat untuk mengajak nya jalan-jalan.
"ayo Rev, aku yakin, aku bisa mengajak dia berjalan-jalan." ujar Revan mencoba ingin lebih dekat dengan Lin shi.
disisi lain, Lin shi tidak melihat Revan di barisan mana pun. pak guru pun mengabsen anak-anak untuk melihat siapa saja yang masuk.
pak guru pun sudah memanggil semua orang.
"Lin shi.." ujar pak guru memanggil Lin shi.
"hadir." jawab Lin shi sambil mengacungkan tangan.
tiba-tiba yang terakhir adalah Revan.
pak guru terus memanggil nya tapi tidak di jawab.
"Revan." ujar pak guru memanggil Revan dengan kuat.
namun tidak ada yang menjawab, hingga tiba-tiba Lin shi menjawab perkataan pak guru nya...
"sebentar lagi pak, Revan sedang di toilet tadi." ujar Lin shi kepada pak guru.
hingga pak guru memberi ia waktu satu menit.
saat itu juga pak guru langsung kembali memanggil nya...
"Revan.." kembali memanggil dengan suara kuat nya.
tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan yang mana itu adalah Revan sendiri..
"hadir pak." teriak Revan sambil berlari.
Lin shi yang melihat itu pun langsung tau dan berkata di dalam hati nya...
"pasti tadi dia gugup. biasa nya dia sangat cepat ketika ke toilet." ujar Lusi di dalam hati.
namun secara diam-diam, Lusi pun berpura-pura dan bertanya kepada Revan...
"ada apa Rev?." tanya Lin shi kepada Revan.
"tidak apa-apa, hanya saja tadi aku sempat berniat ingin mengajak mu bermain. bagaimana?." ujar Revan yang ingin mengajak Lin shi berjalan.
mendengar itu, Lin shi dengan santai langsung mengangguk kepala.
"mau, kapan kita pergi?." tanya Lin shi kepada Revan.
"hari ini, saat pulang sekolah, bagaimana?." ujar Revan sambil malu-malu.
Lin shi yang tau pun hanya mengangguk kepala dan tidak bertanya lagi.
bel pun telah berbunyi, itu tanda nya pelajaran olahraga telah usai. mereka pun ke loker dan mengambil pakaian mereka.
loker Lin shi dan Revan pun kebetulan sangat dekat, jadi saat mengambil sesuatu mereka berdua bisa saling berbicara satu sama lain.
"hey Lin, kamu pernah ke itu nggak?, apa ya nama nya tempat untuk bermain gitu." tanya Revan yang lupa namanya.
dengan santai Lin shi langsung menjawab....
"arcade." ujar Lin shi yang menjawab.
Revan langsung mengangguk kepala sambil tertawa.
"nah itu, aduh pake lupa tadi." ujar Revan sambil menepuk kepala nya.
mereka pun selesai mengganti baju, kini mereka berdua pun ke kantin untuk makan.
"biasa nya kalo ke kantin makan apa aja?." tanya Lin shi kepada Revan.
"biasa nya sih sayur sama ayam." ujar Revan yang masih menunjukkan makanan.
saat ingin membayar, Lin shi hanya punya uang tunai dan tidak membawa kartu seperti itu.
saat itu juga, duit nya di tolak mentah-mentah oleh orang-orang yang menjaga kantin.
"maaf, kami tidak bisa menerima nya. kami hanya menerima uang dalam bentuk kartu. jika belum punya maka coba konsultasi kepada pak kepala sekolah." ujar orang-orang yang di situ.
tiba-tiba Revan langsung mengeluarkan kartu nya dan langsung berkata....
"bayar juga untuk nya. jadi kami berdua." ujar Revan yang mentraktir Lin shi.
melihat itu Lin shi langsung malu....
"tidak perlu begitu juga Rev, lagipun kalo nggak ada kan bisa makan di tempat lain." ujar Lin shi yang sedikit
tak enak karna di traktir oleh Revan.
"makanan di tempat lain?, mana ada sekolah tidak mengizinkan siapa pun yang untuk berjualan di sini lagi, selain kantin ini." ujar Revan yang tersenyum melihat Lin shi.
karna masih tak enak ia terus menyebut kan kata terima kasih dan maaf...
"maaf sekaligus terima kasih." ujar Lin shi yang merasa malu.
"untuk apa ke dua itu?." tanya Revan kepada Lin shi.
"maaf jika itu sedikit menyinggung mu. sebenarnya selesai ini aku ingin ke kantor pak kepala sekolah untuk membuat kartu nya." ujar Lin shi dengan wajah sedikit malu.
Revan tau itu jadi ia langsung menepuk pundak Lin shi...
"aku akan menemanimu, dan terima kasih juga karna akhir nya aku merasa punya teman lagi." ujar Revan dengan wajah sedih.
"kan sudah ku bilang, jangan pernah bersedih." ujar Lin shi mencoba agar Revan tersenyum.
Revan yang melihat itu pun merasa sangat senang seakan-akan itu adalah Lusi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments