malam pun tiba, mereka semua makan malam dan berbicara sekaligus bercanda.
Lusi yang melihat itu pun merasa senang, karna sebelum nya ia tidak bisa merasakan kasih sayang.
"apakah ini yang dimana kan kehangatan keluarga?." ujar Lusi di dalam hati.
adik bungsu nya pun menoleh ke arah Lin shi dan mengajak nya berbicara.
"kenapa diam saja?, ayo ikut bicara." ajakan Sang adik kepada Lin shi.
Lin shi pun menoleh ke belakang sambil mengusap air mata.
"maaf dik, kakak capek jadi mau istirahat dulu ya." ujar Lin shi dengan senyum.
"yaudah istirahat sana, nanti kalo lapar lagi bilang ke mama atau bibi ya." ujar ibu Lin shi sambil tersenyum.
Lin shi pun mengangguk kepala dan segera pergi ke dalam kamar.
karna merasa sedikit bosan, ia pun mengambil handphone nya dan bermain.
ia pun membuka beberapa aplikasi....
"walau dia seorang pria, kenapa dia memiliki banyak aplikasi foto." ujar Lusi sambil membuka handphone nya.
namun saat ingin membuka galeri, ternyata galeri nya di isi password jadi ia berpikir keras untuk menemukan nya.
"apa ya, mungkin hari ultah?." ujar Lin shi mencoba membuka password.
dia pun mencoba mengingat ultah orang lain, bahkan ultah Lin shi sendiri.
namun tidak ada yang benar, tiba-tiba ia iseng dan menggunakan tanggal ultah nya sendiri dan itu memang benar.
awal nya ia merasa aneh, namun lama-kelamaan dia tidak peduli lagi dengan itu.
pagi hari pun tiba, Lusi dengan cepat berdandan untuk berangkat ke sekolah. ia pun mencoba berkomunikasi dengan tubuh nya apa saja yang ia lakukan setiap di sekolah.
"hey kau sering melakukan apa saja saat di sekolah?." tanya Lusi kepada tubuh nya.
"dulu nya aku adalah pemain basket, lebih tepatnya aku adalah ketua jadi berusaha lah untuk bermain basket." ujar sang tubuh kepada Lusi.
Lusi merasa tertekan, karna ia hanya bisa bermain bisbol bukan nya basket. ia pun hanya bisa menelan air ludah nya karna merasa gugup.
dia pun segera turun ke ruang makan, ia menyapa semua keluarga nya.
"pagi semua." sapaan Lin shi kepada keluarga nya.
keluarga nya pun dengan senang langsung menjawab.....
"pagi juga Lin." ujar semua keluarga nya.
ia pun segera makan dan melihat jam, karna takut telat.
ia pun dengan cepat memakan semuanya.
setelah makan ia langsung berpamitan dan menggendong tas nya untuk berangkat ke sekolah.
Lusi dengan semangat langsung ke sekolah hanya untuk melihat kembali Revan.
"aku kembali sekolah." ujar Lin shi bergaya seperti Lusi.
saat Lin shi sedang menyebutkan kata-kata itu, semua nya terdengar oleh Revan.
Revan mulai merasa bahwa pria ini sedikit mirip dengan Lusi.
namun ia tetap berpikir positif, mungkin itu hanya imajinasi nya.
Revan pun mulai menghela nafas.....
"tidak mungkin..." ujar Revan di dalam hati.
Lin shi pun pergi ke kelas dan menaruh tas nya. tiba-tiba datang lah segerombolan wanita datang dan bertanya-tanya kepada Lin shi...
"kamu anak baru ya?." tanya Carol kepada Lin shi.
"nama kamu siapa?." tanya Xian Wen kepada Lin shi.
"sangat risih." ujar Lusi di dalam hati.
Lin shi mulai risih dengan mereka, namun datang lah Revan yang mengajak nya keluar.
"ayo keluar, kamu bisa bermain basket?." tanya Revan kepada Lin shi.
awal nya Lin shi hanya mengedipkan mata nya dan gugup.
"tentu bisa, di sekolah lama ku, aku adalah pemain basket sekaligus ketua nya." ujar Lin shi sambil tersenyum.
"waw...bagus lah kami kekurangan pemain jadi mau kah kamu ikut?, tenang saja aku adalah ketua nya kok jika kamu di apa-apa in mereka tinggal bilang aja sama aku." ujar Revan mengajak Lin shi bermain.
Lin shi pun menyetujui, karna ada Revan di dekat nya.
"owh iya sampe lupa nama kamu siapa?, kalo aku nama nya revan." tanya Revan sambil mengacungkan tangan nya untuk bersalaman.
"namaku Lu..ehhh salah namaku Lin shi, salam kenal rev." jawab Lin shi sambil membalas salaman Revan.
Revan pun membalas dengan senyuman. senyuman nya itu membuat Lusi bahagia kembali.
namun tidak lama kemudian, tiba-tiba Carol mengintip dari jendela melihat bahwa Revan tersenyum kembali.
"wey...lihat si Revan, dia tersenyum lagi. padahal dulu setau aku dia dingin." ujar Carol kepada geng-geng nya.
"mana...mana..." ujar para teman-temannya.
carol pun menunjuk nya....
mereka pun syok melihat Revan tiba-tiba tersenyum.
"yasudah aku ke kelas dulu, ada yang ingin aku urus." ujar Lin shi ber alasan untuk pergi.
saat di kelas, tiba-tiba Carol dan geng nya datang dan terkaget melihat Lin shi.
"bagaimana cara mu membuat nya tersenyum?." tanya Carol kepada Lin shi.
Lin shi pun terbingung, memang nya Revan tidak pernah senyum selama ini...
"memang nya ada apa dengan si Revan itu?." tanya balik Lin shi dengan tenang.
"heran saja, soalnya selama ini tidak ada yang bisa bikin dia tersenyum selain si Lusi itu. namun setelah kematian nya, Revan malah semakin dingin bahkan dia sangat jarang bertanya nama seseorang. namun dirimu dia malah bertanya itu lah yang membuat kami aneh." ujar Carol dengan panjang lebar.
Lin shi hanya tersenyum dan pergi.
dia berpikir mungkin kah Revan tau tentang nya sekarang.
"mungkin kah.....ahhh jangan berpikir aneh. tetap berada di jalan lurus aku hanya mengawasi dan merawat nya saja bukan untuk kembali kepada nya." ujar Lusi dengan terpaksa di dalam hati.
ia mulai merengek kesedihan......
saat di berjalan-jalan ditaman, ia melihat Revan.
tiba-tiba Revan datang dan mengajak nya ke lapangan basket.
"ayo bermain." ujar Revan memegang tangan Lin shi.
Lusi yang merasakan tangan nya pun kembali gembira, sesekali ia ingin melepaskan namun dia berpikir sangat jarang jika ia menyentuh kembali.
ia mulai merasa malu namun setelah di lapangan, Revan melepaskan genggaman nya dan melemparkan bola ke Lin shi.
awal nya Lusi takut, namun saat ia bisa menangkap, ia mulai merasa hebat dan mencoba bermain.
namun siapa sangka, karna kehebatan tubuh Lin shi banyak wanita datang dan melihat. Revan dan Lin shi pun bermain dengan senang.
para wanita mulai heran, melihat Revan tersenyum gembira.
"lihat Revan, ia tersenyum." ujar salah murid wanita.
"iya benar, wey wey lihat Revan. dia tersenyum kembali." ujar wanita lain yang sedang menonton.
namun karna Revan kurang fokus, dia tidak sengaja terjatuh dan terluka.
Lin shi yang melihat itu pun cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments