Menjadi Target

Bu Mira sudah menjelaskan pada semua perwakilan divisi keuangan yang namanya masuk ke dalam list peserta. Naya menyampaikan keberatan untuk ikut karena dia masih tergolong karyawan baru.

“Tidak masalah, kamu ikuti saja. Justru nanti kamu akan semakin paham dengan tugas kamu,” jelas Bu Mira ketika Naya mengutarakan keberatan mengikuti kegiatan.

“Baik, Bu.”

Naya kembali ke kubikelnya, menghela nafasnya. Bukan hanya karena masih ragu karena dia masih baru tapi dia tidak yakin Ibu dan Kakaknya akan mengizinkan Naya harus mengikuti kegiatan menginap. Selama ini dia tidak pernah terlibat kegiatan atau pergi dalam waktu lama.

Daru selalu menjaga dengan alasan Naya adalah anak perempuan dan lingkungan Jakarta sungguh tidak aman. Khawatir kalau ada laki-laki yang memanfaatkan atau berbuat jahat pada Naya.

“Kenapa sih melamun aja?” tanya Adi.

“Aku takut nggak dapat ijin dari keluarga.”

Adi terkekeh. “Loh udah dewasa kali, iya kali anak TK."

“Ishh, bukan gitu.”

“Kalau perlu surat ijin, minta aja. Untuk memperkuat permohonan kamu ke orangtua.”

“Hm, iya ya. Oke deh, aku minta surat ijinnya dulu.”

...***...

“Kamu yakin harus ikut, tidak bisa digantikan oleh yang lain?” tanya Ibu saat Naya menyampaikan kegiatan yang harus diikuti.

“Nggak bisa bu, kebetulan aku salah satu staf yang mewakili divisi keuangan.”

“Ibu hanya takut Nay, ini tiga hari loh dan …..”

“Ada apa? Kenapa dengan tiga hari?” tanya Daru yang baru saja datang.

Naya dan Ibu saling tatap, takut kalau Daru akan marah dan semakin tidak mengizinkan.

“Ada kegiatan Raker, izinkan aku ikut ya Kak. Aku nggak bisa menolak, karena masih baru bekerja di sana. Masa sudah mau berulah,” keluh Naya.

“Kegiatannya dimana?”

“Cisarua, Bogor.”

Daru menghela nafasnya lalu diam, terlihat berpikir dan keraguan tampak dari wajahnya.

“Kalau kamu menolak ikut apa sanksinya?”

“Kak, please. Boleh ya?” rengek Naya.

Daru memandang wajah Naya yang memelas, merayu agar diizinkan ikut kegiatan kantornya. Padahal dia tidak ingin Naya ikut. Sangat khawatir dengan keselamatan Naya apalagi kegiatan tersebut diadakan di daerah yang cuacanya cukup dingin, sangat mendukung untuk orang berbuat yang aneh-aneh.

Apalagi dia pernah melakukan hal buruk pada seorang gadis dan saat ini gadis itu telah tiada, khawatir jika Naya mengalami hal yang sama.

“Tidak usah ikut.” Daru beranjak meninggalkan ruangan.

“Kenapa sih Kak, aku bisa jaga diri. Aku tidak pernah minta macam-macam hanya ingin dukungan saja. Lagi pula ini urusan kerja bukan main tidak jelas,” tutur Naya.

“Daru,” panggil Ibu. “Izinkanlah Naya, Ibu sebenenarnya ragu tapi Ibu yakin dia bisa menjaga diri.”

Daru mengusap kasar wajahnya. “Oke, aku izinkan kamu ikut kegiatan itu. Hati-hati dan jangan melawan arus. Jangan ikuti kegiatan yang tidak  ada dalam schedule.” Daru mengizinkan tapi dengan serangkaian nasihat.

“Terima kasih Kak. Kak Daru memang kakak ter-The Best, deh,” puji Naya sambil memeluk lengan Daru.

“Giliran ada maunya aja, muji aku,” sahut Daru sambil mengacak rambut Naya.

Akhirnya hari dimana keberangkatan kegiatan raker pun tiba. Naya membawa koper sedang berisi pakaian ganti. Menunggu di lobby perusahaan bersama rekan lainnya, menunggu mobil bus yang akan membawa mereka ke lokasi.

“Oke, busnya datang. Kita berangkat,” ujar ketua panitia.

Satu persatu peserta raker menaiki bus, termasuk Naya. Tristan berdiri menatap dari kejauhan dengan senyum sinisnya.

Perjalanan yang cukup lama ditambah kemacetan di beberapa titik, membuat jenuh Naya dan rekannya. Ada yang mengisi waktu dengan bernyanyi dan bercanda bahkan ada yang tertidur. Naya menggunakan airpods untuk mendengarkan lagu selama perjalanan.

Akhirnya bus tiba di lokasi. Suasana villa tempat terselenggaranya kegiatan cukup nyaman dengan pemandangan pegunungan dan udara yang cukup sejuk. Panitia memberikan kunci kamar, termasuk Naya.

Seharusnya setiap kamar untuk dua orang, tapi rekan sekamar Naya mendadak sakit jadi dia hanya sendiri.

“Acara pembukaan jam dua siang, susunan acara sudah di share di grup chat. Jangan telat, sekarang boleh rehat dulu,” ujar salah satu panitia.

Naya masih berada taman menghubungi Ibunya, menyampaikan kalau dia sudah sampai di lokasi.

“Naya,” panggil Bu Mira. Naya pun menoleh dan segera mengakhiri panggilan telepon.

“Iya Bu.”

“Tolong bantu ya, yang sekamar dengan kamu ‘kan panitia. Gantikan dengan kamu ya,” pinta Bu Mira.

“Hm, baik Bu. Tapi tolong arahkan apa yang harus saya kerjakan.”

Rapat kerja berjalan sesuai dengan rencana, di hari kedua ini Naya terlihat semakin sibuk. Karena bertanggung jawab terhadap dokumen yang harus disampaikan kepada Tristan dan peserta raker. Tubuhnya cukup lelah, berharap acara segera berakhir.

“Oke untuk hari ini kita akhiri dulu. Karena besok kita akan kembali ke Jakarta, maka malam ini acara tidak dipadatkan. Silahkan bagi yang ingin sekedar membeli oleh-oleh atau jalan-jalan.”

Para peserta raker menikmati coffe break yang sudah disediakan sebelum mereka bubar. Sebagian sedang merencanakan akan keluar dari villa. Sedangkan Tristan sudah meninggalkan ruangan setelah acara ditutup sementara.

“Nay,” panggil Bu Mira.

“Ini tolong di ceklis mana yang sudah dibahas, terus nanti antarkan ini ke Pak Tristan ya.” Bu Mira menyerahkan tumpukan dokumen pada Naya. “Saya mau ikut yang lain keluar, kamu katanya nggak ikutan. Jadi, tolong ya,” pinta Bu Mira

“Oke, Bu.”

Pukul tujuh malam, hampir seluruh peserta raker meninggalkan kamarnya. Ada yang keluar dari Villa ada juga yang berada di sekitaran Villa.

“Oke, sudah selesai tinggal diantar,” ujar Naya. Dia dan salah satu panitia raker lainnya merapikan dokumen yang tercecer.

“Mbak Nay nggak keluar?”

“Nggak, Mas. Habis ini saya mau langsung istirahat.” Naya mengambil gelas berisi wedang jahe yang ada di mejanya. Agak heran karena isinya masih penuh padahal tadi sudah sempat dia minum. Menyesap pelan menghabiskan hampir seluruh isi gelas.

“Hm, jadi anget,” ucap Naya. “Mas, saya duluan ya. Mau antar ini,” pamit Naya.

“Oke, Mbak.”

Tanpa Naya ketahui ada sepasang mata mengawasi gerak-gerik Naya, orang itu menghubungi seseorang. “Target sudah menuju lokasi, obatnya akan berpengaruh tidak lama lagi.”

\=\=\=\=\=

 

Terpopuler

Comments

Sri Darmayanti

Sri Darmayanti

obatnya

2024-01-14

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kasian Naya...perawannya di ambil secara paksa

2023-11-17

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KASIAN NAYA...

2023-06-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!