Nisa dan Mai duduk berhadapan dengan Rion dan Zayn. Kedua gadis itu terlihat senang karena bisa satu meja dengan pemuda kota.
Rion memperhatikan Nisa, hingga baru ingat jika itu adalah gadis yang dilihatnya di sebuah grup aplikasi sosial media.
“Kenapa bisa kebetulan?” Rion bergumam dalam hati, tatapannya tidak teralihkan dari wajah Nisa yang terus mengulas senyum.
“Kakak ini temannya Mbak Joya apa Mas Kenzo?” tanya Mai.
“Dua-duanya,” jawab Rion cepat.
“Oh ….” Dua gadis itu membentuk huruf ‘O’ dengan bibir bersamaan.
“Kakak boleh kenalan?” Nisa langsung mengulurkan tangan ke arah Rion. Entah kenapa gadis itu tertarik kepada Rion yang dianggap imut dan manis.
“Boleh.” Rion mengelap tangan, lantas membalas jabat tangan gadis itu. “Arion, bisa panggil Rion saja,” ucap pemuda itu.
Zayn ingin mencebik, ternyata Rion bisa tertarik dengan gadis desa, apalagi baru ditemui. Zayn sendiri memilih diam dan hanya mendengarkan serta melihat apa yang dilakukan Rion.
“Sasa,” balas Nisa malu-malu. Ingin menyebut nama Nisa, takut jika dikira kampungan.
Mai langsung melotot mendengar nama yang disebutkan kakak sepupunya itu.
“Sasa dari mana? Lha nama Mbak ‘kan Khaerunisa, kenapa jadi Sasa?” Protes gadis itu itu.
Nisa langsung menoleh dan tampak komat-kamit, kenapa adik sepupunya itu tidak mengiakan saja dan malah mengkritik.
Zayn menahan tawa melihat dua gadis itu yang ingin berdebat, sedangkan Rion lantas melepas tangan Nisa yang mengaku bernama Sasa.
“Mau Sasa atau Khaerunisa, tetap saja namanya cantik, secantik pemiliknya.” Rion mengeluarkan rayuan gombal yang sudah kadaluarsa.
Wajah Nisa langsung merona, merasa malu karena dipuji cantik.
“Kamu siapa?” tanya Rion pada gadis satunya.
Gadis yang masih duduk di kelas tiga SMA itu terlihat bersemangat saat Rion bertanya, hingga kemudian ia menjawab, “Mai, Kak.”
Kini Sasa yang melotot mendengar adik sepupunya itu menyebutkan nama.
“Kenapa jadi Mai?” tanya Sasa.
“Ya, Mbak Nisa saja bisa jadi Sasa, ya sudah aku jadi Mai,” jawab gadis itu dengan polosnya.
“Padahal namamu asli Maisaroh,” gumam Nisa yang kesal karena Mai ikut-ikutan mengubah panggilan, setelah memprotes dirinya.
Zayn dan Rion semakin menahan tawa, tak menyangka jika sepupu Joya akan selucu ini.
“Kakak ini namanya siapa? Apa Kakak keturunan orang Turki?” tanya Mai karena sejak tadi Zayn lebih banyak diam.
“Oh, ini Zayn. Kakeknya memang orang Turki, jadi tidak heran kalau dia tampak seperti blesteran.” Rion menjawab pertanyaan Mai.
Mereka pun makan bersama, sambil membahas hal-hal ringan.
**
Rion dan Zayn berada dalam satu mobil, mereka pun bersiap pergi begitu mobil orangtua temannya meninggalkan tempat itu setelah acara selesai.
“Kak Rion!” panggil Nisa yang kini ingin dipanggil dengan nama Sasa, seraya mendekat ke mobil Zayn.
Rion menurunkan jendela, tersenyum ke arah Sasa yang sedang berjalan mendekat.
“Kak, boleh minta nomor hp-nya? Siapa tahu nanti Sasa ke kota, jadi bisa hubungi Kak Rion kalau Sasa bingung,” ujar Sasa, menyodorkan ponsel ke Rion dan berharap pemuda itu memberikan nomornya.
“Boleh,” kata Rion. Ia mengambil ponsel Sasa, lantas mengetik nomor di ponsel gadis itu. “Sudah.” Rion mengembalikan ponsel Sasa, tak lupa sebuah senyum ditunjukkan untuk gadis itu.
Sasa terlihat senang menatap nomor ponsel Rion, sebelum kemudian mengangguk dengan seulas senyum dan melambaikan tangan dengan sedikit mundur dari mobil.
Zayn sejak tadi mengamati, hingga kemudian mulai mengemudi saat mobil Gilang mulai berjalan.
“Wah … ternyata kamu pandai memikat gadis desa. Aku pikir hanya tahu komputer dan kabel,” seloroh Zayn meledek Rion.
“Ck … menghina. Meski aku setiap hari berkencan dengan komputer, bukan berarti aku kehilangan pesonaku. Nyatanya, para gadis juga langsung terpikat dengan auraku,” balas Rion dengan sombongnya karena tidak mau diremehkan.
“Hm … itu karena mereka terlalu polos," ujar Zayn kemudian fokus pada jalanan.
Rion mencebik, bisa-bisanya Zayn terus menyindir dirinya. Namun, ia pun tidak marah, karena paham jika Zayn memang begitu.
Sasa memandang mobil yang membawa Rion pergi. Sambil menggenggam ponsel di depan dada, dia merasa jantungnya berdegup dengan cepat ketika bicara dan berhadapan dengan pemuda itu.
“Apa aku jatuh cinta? Kenapa baru kali ini perasaanku tidak karuan saat berhadapan dengan pemuda?” Bibir Sasa membentuk lengkungan kecil, jantungnya masih berdegup cepat karena pertemuannya dengan Rion.
“Mbak Nisa, Mbak suka sama itu cowok?” tanya Mai yang berdiri di sampingnya.
“Panggil Sasa, aku mau ganti panggilan jadi Sasa,” ujar Sasa sambil menatap sepupunya dengan senyum lebar.
Mai mengiakan saja, daripada nanti kena sembur.
“Jadi, Mbak Sasa suka sama Mas Rion?” tanya Mai penasaran.
Sasa terdiam, menggigit bibir bawahnya karena dia pun bimbang. Apa benar baru bertemu langsung jatuh cinta?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
si rion, oleng nih aku,, oleng lhooo hahah
2022-12-20
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
namanya lucu Maisaroh wkwkwk, eh tapi orangnya juga lucu 😂
2022-12-18
2
vieta_novie
akhirnya rion inget juga 😁😁
2022-12-14
0