Rion baru saja pulang dari perusahaan, pekerjaannya sebagai kepala security, memang sering membuat pemuda itu pulang terlambat.
Seperti hari ini, Rion pulang pada pukul delapan malam. Ia langsung melempar jas ke sofa rumah kontrakan sederhananya, kemudian masuk kamar dan menyalakan komputer tercintanya.
Selama ini Rion memang tinggal sendiri, sejak kuliah tinggal di asrama, setelah lulus dan bekerja juga menyewa rumah. Baginya yang sudah bisa menghasilkan uang dari hasil menjadi hacker, tak susah untuknya menghidupi diri sendiri.
"Kita lihat, mau main apa kita malam ini?"
Rion bicara pada komputernya, lantas mulai mengotak-atik aplikasi yang ada di dalam mesin itu. Ia mengecek game online, tapi ternyata Susan tidak on untuk bermain, membuat pemuda itu malas jika tak ada Susan.
"Nggak ada dia, nggak asyik."
Rion menjauhkan jemari dari keyboard, lantas meraih ponsel yang berada di samping papan keyboard. Pemuda itu membuka sebuah akun sosmed, sampai melihat sebuah group untuk perjodohan.
Pemuda itu tertawa terpingkal, bagaimana bisa ada grup yang isinya orang-orang mencari jodoh.
"Apa mereka tak selaku itu, sampai-sampai ikut grup beginian?" Rion menggeleng kepala pelan.
Ia memang iseng membuka, tapi tidak ikut serta di grup tersebut. Rion hendak keluar dari grup itu karena merasa isinya tak penting, hingga bola mata coklatnya menangkap sebuah postingan dari salah satu member yang dianggapnya lucu dan menarik.
(Aku punya teman, dia sangat manis, tinggi lumayan, umur jangan tanya, masih muda. Ada yang mau coba buat kencan sama dia? Tapi kudu siap mental, kalau datang harus bawa mobil merk ternama, pakaian yang modis, kalau perlu siapkan sertifikat tanah yang banyak. Biar dapat izin dari orangtuanya, untuk mengajaknya kencan.) Postingan itu lantas diberi emoji tertawa.
Rion merasa lucu, sebenarnya akun dengan foto profil seorang gadis itu, ingin membuat temannya laku atau malah sebaliknya, mengingat persyaratan yang diberikan cukup berat bagi orang biasa.
"Apa keluarganya matre?" Rion bertanya-tanya dalam hati.
Ia menggeser postingan itu hingga ke dasar, kemudian mengamati foto yang juga terpajang di sana.
"Manis." Tanpa Rion sadari, mengagumi foto gadis yang sedang dicarikan jodoh itu. Bahkan kedua sudut bibir pemuda itu tertarik sedikit ke atas, hingga menciptakan lengkungan di wajah manis pemuda itu.
Hingga Rion melihat balasan komentar dari akun lain, meski wajah tak tampak tapi nama akun yang tertera milik seorang gadis.
(Hapus nggak! Enak saja daftarin orang sembarangan! Memangnya aku tak selaku itu? Kalau nggak dihapus, loe gue end!)
Rion menahan tawa, hingga kemudian berpikir mungkinkah ini akun gadis yang didaftarkan temannya untuk mendapatkan jodoh.
Pemuda itu merasa penasaran, hingga kemudian menekan foto profil akun yang membalas postingan tadi. Ia men-scroll postingan milik akun gadis itu karena ternyata tak di private, membuat Rion bisa melihat apa saja yang diposting gadis itu. Walau meski di private pun, Rion tetap bisa membuka jika ingin.
Rion tak melihat ada foto yang menunjukkan dengan jelas wajah si pemilik akun itu, benarkah semanis foto yang dipajang akun yang ada di group perjodohan tadi, hingga saat sampai di postingan agak bawah, Rion akhirnya melihat foto pemilik akun meski dari samping. Di sana tertulis sebuah caption, yang membuat dahi Rion berkerut dengan sejuta pertanyaan.
(Sampai kapan? Aku butuh sebuah perubahan, aku butuh sebuah dorongan, aku butuh sebuah dukungan. Saat ini hanya bisa menjalani yang ada, ditemani sang surya yang selalu menghangatkan tubuh tapi tidak dengan hati.)
"Apa pemilik akun ini sedang galau?" Rion bertanya sendiri, merasa tertarik dengan caption, serta sosok pemilik akun yang dianggapnya misterius.
Rion hanya heran, bukankah gadis zaman sekarang suka memajang foto mereka di sosial media, menunjukkan kecantikan atau kegiatan yang menarik perhatian. Namun, kenapa Rion merasa pemilik akun itu berbeda, kenapa gadis itu tak menampakkan wajah dengan jelas.
"Ah ... bodo amat! Kenapa aku jadi fokus ke postingan tak jelas!" Rion langsung keluar dari akun gadis tadi, kemudian keluar dari aplikasi sosial media.
"Bermain sosmed malah membuang waktu!"
Rion yang sebenarnya lebih suka bermain game online, merasa sosial media tak terlalu penting baginya. Ia lantas meletakkan ponsel ke meja, kemudian memilih berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum beristirahat.
**
Nisa berada di kamarnya seperti biasa. Dia baru saja selesai bersih-bersih rumah, kemudian memilih langsung masuk kamar. Nisa tidak ingin ada lagi pembahasan tentang perjodohan lagi, malas jika harus terus-terusan berdebat dengan ibunya.
Gadis itu berbaring dengan posisi menelungkup, kedua kaki ditekuk lantas diayunkan ke atas dan bawah. Nisa membuka aplikasi sosial medianya, kemudian tampak iseng menyapu beranda untuk melihat ada postingan apa saja hari itu.
Hingga bola mata Nisa membulat lebar, dirinya melihat Desi membuat postingan tentangnya.
“Desi sialan!” geram Nisa.
Sejak kemarin dirinya tidak membuka aplikasi sosial medianya, sehingga tidak tahu jika ternyata sejak kemarin dirinya ditandai dalam postingan Desi di sebuah grup perjodohan.
Nisa buru-buru mengetik balasan komentar, bagaimana bisa Desi membuat postingan seperti itu.
“Memalukan sekali!”
Nisa melempar ponsel di sampingnya, lantas menenggelamkan wajah ke bantal.
“Desi kurang ajar! Lihat saja apa yang akan aku lakukan!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
sa,,, gak usah misuh misuh,,, itu jodohmu sa hahahah
2022-12-20
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
ga usah sebal juga Nisa 🙊. Soalnya gara² postingan Desi itu, Rion jadi melirik dirimu 🙊 semoga saja komunikasi kalian lanjut 🏃🏃🏃😀
2022-12-11
2
Raisha
gpp Nisa jodohmu dah lihat postingan'y Desi dirimu hrs'y berterimakasih ama temanmu jd ga perlu cari lg😂😂
2022-12-11
0