“Apa kamu sudah mendapatkan kode aksesnya?”
Suara seorang wanita terdengar dari sebuah panggilan telepon.
“Sabar, kamu ini setelah menikah dan memiliki anak, kenapa semakin bawel dan tidak sabaran,” celetuk seorang pemuda memakai kacamata dan tengah fokus pada layar komputer yang ada di hadapannya, ponsel menyala di samping keyboard komputer dan tersambung dengan seseorang.
Pemuda itu duduk di sebuah ruangan dengan pencahayaan minim, tengah mengakses sesuatu dari komputer yang memiliki banyak angka dan huruf di layarnya.
“Hahaha. Bagaimana denganmu? Tambah umur, pekerjaanmu makin lemot melebihi siput,” ledek wanita dari seberang panggilan.
“Sialan!” Pemuda bernama Arion Hutama itu mengumpat tapi di akhiri gelak tawa. “Daripada kamu, sekarang cerewet melebihi wanita yang sedang menawar barang di pasar!” ledek balik Rion dengan jemari terus menari di atas Keyboard.
“Arion!” Wanita di seberang panggilan berteriak karena kesal Rion terus mengajak berdebat.
Arion atau kerap disapa Rion tertawa lepas mendengar teman sesama hackernya berteriak kesal.
“San, jangan berteriak keras. Kasihan anakmu nanti terkejut,” ledek Rion masih dengan tertawa.
“Sialan kamu! Jangan bercanda lagi! Cepat dapatkan kode aksesnya, klien sejak tadi juga sudah tidak sabar menunggu kabar.” Wanita bernama Susan itu meminta Rion untuk lebih fokus.
“Baik-baik, Nyonya. Jangan berteriak keras-keras, nanti kulit wajahmu keriput sebelum waktunya.” Meski sedang fokus dengan pekerjaan, tapi Rion masih saja bisa bercanda dengan temannya itu.
Rion semakin fokus mengerjakan tugas yang diberikan Susan, hingga angka-angka dan huruf di layar komputernya bisa dipecahkan serta membentuk sebuah kode khusus.
“Dapat!” Rion menekan enter untuk bisa masuk ke sistem yang sedang dibobolnya.
“Sudah dapat?” tanya Susan dari seberang panggilan.
“Tentu saja, bukankah sudah kubilang tak butuh waktu lama,” balas Rion menyombongkan diri.
“Baiklah, lakukan sesuai permintaan!” perintah Susan kemudian dari seberang panggilan.
Rion melakukan sesuai perintah, hingga kemudian tugasnya telah selesai dan mengirimkan bukti pada Susan agar bisa dikirim balik ke klien mereka.
“Akhirnya.” Suara helaan napas lega terdengar dari seberang panggilan.
Rion pun menghela napas lega, matanya terasa lelah karena seharian harus menjadi seorang kepala keamanan di perusahaan temannya, sedangkan malam langsung diminta membobol akses sebuah perusahaan. Tentu saja dengan bayaran tinggi melebihi gajinya menjadi kepala keamanan.
“San!” panggil Rion karena masih terhubung dengan Susan.
“Hm … apa? Sebentar!” Susan terdengar seperti sedang berkomunikasi dengan orang lain.
Rion memilih menunggu, duduk bersandar pada kursi seraya menggoyangkan ke kanan dan kiri. Tak lama kemudian, suara Susan kembali terdengar.
“Ada apa? Upahmu langsung transfer?” tanya Susan dari seberang panggilan.
Rion mendengar suara tangis anak Susan, sebelum kemudian terlihat tersenyum.
“Tidak,” jawab Rion. “Hanya ingin tanya sesuatu,” ujar Rion kemudian.
“Tanya apa?” Suara Susan terdengar sambil menenangkan putrinya yang menangis.
“Jika kamu masih suka menjadi seorang hacker dan menerima job, kenapa tidak kamu lakukan sendiri dan malah meminta tolong padaku?” tanya Rion. Pemuda itu sadar jika pekerjaan hacker tidak mudah dan tak aman, tapi kecintaannya pada profesi itu, membuat Rion mengabaikan segala resiko.
Susan terdengar menghela napas, kemudian bicara. “Kamu tahu aku sudah menikah, memiliki seorang putri yang butuh banyak perhatian. Lagipula kamu tahu suamiku, dia ingin aku berhenti jadi hacker.”
“Lalu, kenapa masih mengambil job jika ingin berhenti?” tanya Rion yang tak habis pikir karena Susan ingin berhenti, tapi tak bisa berhenti.
“Aku sebenarnya terlalu sayang untuk meninggalkan pekerjaan ini, Rion. Namun, aku juga masih memikirkan perasaan suamiku. Jadi, anggap saja aku berhenti dengan setengah hati,” jawab Susan dari seberang panggilan.
Rion terdiam, bagi mereka memang meninggalkan pekerjaan yang sudah sangat disukai sejak mereka masih berumur belia memanglah susah. Namun, ucapan Susan tentang memikirkan perasaan keluarga juga penting.
“Jadi, kamu diam-diam melakukan pekerjaan ini lagi? Suami tak tahu?” tanya Rion.
“Tentu saja, Rion. Kalau tahu, mungkin dia akan menyita ponsel dan semua alat komunikasi online ‘ku,” jawab Susan lalu terdengar tawa kecil.
“Ya sudah, selama kamu memang masih membutuhkan, aku akan tetap menolongmu,” ujar Rion kemudian.
“Terima kasih, Rion.” Susan berucap manja, bagaimanapun Rion sudah menjadi temannya sejak mereka masih duduk di bangku kuliah, meski tidak satu kampus. “Rion, aku sering menghubungimu, apa tidak ada yang marah? Terkadang aku takut jika pacarmu tahu dan mengamukku karena dikira aku genit kepadamu,” ujar Susan panjang lebar.
Rion tergelak, kemudian membalas ucapan Susan. “Pacarku ada di hadapanku. Dia selalu menemani setiap pekerjaanku, dia tahu kalau aku menghasilkan uang untuk bisa meng-upgrade dirinya agar menjadi lebih baik. Bagaimana bisa dia marah padaku?”
“Ck, bukan komputer, Rion! Astaga, tampaknya kamu memang masih pantas dijuluki jomblo abadi di umurmu sekarang!” ledek Susan setelah mengetahui jika pengartian pacar antara dirinya dan Rion berbeda.
Susan tahu jika Rion menganggap komputer yang selalu digunakan untuk bekerja adalah pacar. Namun, pacar yang dimaksud kali ini adalah gadis sungguhan.
“Hm … tidak perlu memperjelas, San! Aku masih terlalu cinta dengan komputerku, aku takut dia cemburu jika aku pacaran dengan gadis. Bagaimana jika dia ngambek lalu tidak mau bekerja?” Rion mengusap-usap komputernya saat bicara dengan Susan.
“Alah! Alasan kamu saja, Rion. Bilang saja jika memang belum laku!” ledek Susan, kemudian terdengar tertawa keras.
“Hm … suka sekali kamu meledekku. Kalau tahu aku tidak laku, kenapa dulu kamu tidak memilihku saja,” seloroh Rion diakhiri gelak tawa.
“Oh … tidak bisa!” sangkal Susan. “Suamiku sudah teristimewa, tidak ada duanya.”
“Hm … ya … ya … ya. Istimewa karena begitu setia menunggumu dewasa sejak kamu duduk di kelas satu SMA,” balas Rion, berbincang dan bercanda dengan Susan memang takkan ada bosannya bagi pemuda itu.
Susan terdengar tertawa, Rion memang teman yang paling mengerti dirinya.
“Sudah larut. Aku ingin istirahat, Freya juga tak mau tidur lagi jika aku tidak ikut tidur,” ucap Susan dari seberang panggilan.
“Baiklah, aku juga harus istirahat karena besok masih bekerja,” balas Rion, mematikan komputernya untuk bersiap istirahat saat masih bicara dengan Susan.
“Fee mu, aku kirim besok pagi, ya.”
“San, kapan putrimu ulang tahun?” tanya Rion sebelum mengakhiri panggilan.
“Bulan depan, ada apa?” tanya Susan dari seberang panggilan.
“Fee ‘ku, berikan setengahnya untuk Freya. Belikan sesuatu yang dia butuhkan,” jawab Rion. Rion sudah menganggap Susan saudara dan Freya keponakannya sendiri.
“Wah, serius!” Susan terdengar begitu bersemangat. “Freya, ucap terima kasih pada Paman Rion.” Freya terdengar bicara pada putrinya.
Rion tersenyum mendengar Susan mengajak bicara gadis kecil yang sebenarnya belum pernah dilihatnya langsung.
“Maaci Paman.” Suara anak Susan yang berumur hampir tiga tahun itu terdengar lucu.
“Sama-sama,” balas Rion, sebelum kemudian mendengar Susan berpamitan dan mengakhiri panggilan.
Rion menghela napas pelan, kemudian berjalan ke ranjang dan langsung merebahkan tubuh. Ia menatap langit-langit kamar, menghela napas berulang kali.
“Benar kata Susan, apakah aku akan terus menyandang jomblo abadi? Menyedihkan sekali.” Rion merasa miris sendiri.
Rion terlalu mencintai komputernya, setiap hari sepulang bekerja selalu menghabiskan waktu dengan mesin itu. Tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk mencari gadis yang bisa dijadikan pacar. Rion terlalu nyaman dengan pekerjaan dan hidupnya sekarang.
“Kalau memang sudah ada jodohnya, pasti juga bertemu,” gumam Rion kemudian memejamkan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
ya allah jangan biarkan aku oleng lagi, cukup aku oleng dari farzan ke zayn saja, jangan sama rion,,, kebanyakan nge halu cowok orang gak baik buat otak hahahah
2022-12-20
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
tidak apa², nanti kamu bisa ketemu jodohmu tuh 🙊🏃🏃
2022-12-11
2
Raisha
ketemu Susan ama Freya jd kangen ama abang Lele sekarang dia udah punya jodoh blm ya🤔🤔buka pendaftaran ga ya🤣🤣
2022-12-11
0