Ingin Bertemu Mommy

Vivian baru saja mulai bekerja saat pergantian sif. Terkadang jam pulang kantor menjadi jam sibuk di cafe ini. Sejak tadi Vivian berusaha untuk tidak melewati sebuah meja dimana sepasang laki-laki dan perempuan sedang duduk berdua. Mereka adalah Rendi dan Tia, mantan suami Vivian dan kekasihnya. Vivian berjalan dengan menundukkan kepala agar pasangan yang menyebalkan itu tidak mengenalinya. Tapi sayangnya Vivian malah menabrak pengunjung lain yang sedang berjalan di depannya.

"Maaf, maaf nona. Aku tidak sengaja." kata Vivian gelagapan. Dia tahu ini kesalahannya dan Vivian takut jika wanita yang di tabraknya akan melaporkannya ke Nyonya Lisa. Vivian tidak ingin kehilangan pekerjaannya.

"Tidak apa-apa. Lain kali lebih berhati-hati." kata wanita itu yang ternyata tidak memarahinya. Membuat Vivian merasa lega.

"Terima kasih, nona. Sekali lagi saya minta maaf." Vivian kembali menunduk hormat.

Vivian memang tidak di marahi tapi kejadian itu mengundang para pengunjung melihat kearahnya. Tak terkecuali dua orang pria dan wanita yang begitu Vivian hindari. Rendi dan Tia yang mulanya tidak mengenali Vivian kini menjadi tahu jika wanita itu bekerja di cafe ini sebagai pelayan.

Tia mendekati Vivian untuk semakin mempermalukan Vivian.

"Sayang bukankah ini wanita mandul mantan istri mu ?" Tia bertanya kepada Rendi dengan sengaja mengeraskan suara agar pengunjung lain dapat mendengarnya.

Kini Vivian tidak bisa lagi mengelak. Tia akan mempermalukan dirinya habis-habisan dan akan membuat Vivian melawan karena merasa tidak tahan dengan penghinaan yang dikatakan oleh wanita pelakor itu. Akhirnya Vivian akan di berhentikan dari pekerjaannya karena telah membuat rusuh. Seperti itulah biasanya. Entah apa yang di inginkan oleh kekasih mantan suaminya itu yang selalu mencari gara-gara dengannya. Padahal Vivian sudah menyerah agar Rendi menjadi milik Tia.

Vivian berusaha untuk tetap diam dan menahan emosi tapi Tia terus memprovokasinya. Merasa musuhnya sudah sangat keterlaluan, Vivian akhirnya melayangkan tangannya untuk menampar pipi mulus Tia.

"Cukup !" Vivian membentak Tia setelah memberikan tamparan yang cukup keras kepala wanita pelakor itu.

"Apa lagi yang kau inginkan dari ku, hah ? kau sudah merebut suami ku. Apa kau belum puas !" kata Vivian lagi yang sudah sangat geram dengan Tia.

"Sayang kau lihat dia menampar ku." Tia terisak saat Rendi menghampirinya.

"Kau memang pantas mendapatkan itu." kata Vivian puas.

"Ada apa ini ?" tanya Nyonya Lisa tiba-tiba

"Apa anda pemilik cafe ini ?" tanya Tia sambil memasang wajah memelas.

"Iya. Saya pemiliknya." jawab Nyonya Lisa.

Tia tersenyum penuh kemenangan melihat ke arah Vivian. Meskipun pipinya terasa sakit tapi cukup sepadan karena Tia merasa yakin jika Vivian pasti akan di berhentikan dari pekerjaannya seperti sebelum-sebelumnya.

Ragu-ragu Vivian masuk ke dalam ruangan Nyonya Lisa. Dia akan meminta maaf dan siap jika harus di berhentikan dari pekerjaannya di cafe ini. Meskipun tadi Nyonya Lisa membela dirinya dan mengusir Tia tapi tetap saja dia sudah berbuat kerusuhan.

"Nyonya, saya minta maaf atas kejadian tadi." ucap Vivian sambil menunduk.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Kau tidak salah." rupanya Nyonya Lisa melihat semua kejadian tadi dari awal sehingga ia tahu jika Vivian tidak bersalah.

Vivian mengangkat kepalanya, melihat tidak percaya jika wanita paruh baya pemilik cafe ini membelanya dan mengatakan jika ia tidak bersalah. Padahal tadi Tia sudah mengadu kepada Nyonya Lisa jika dia telah menampar wanita itu.

"Terima kasih. Apa nyonya masih mengizinkan saya untuk bekerja di sini ?" tanya Vivian memastikan.

"Tentu saja. Selama kau bekerja dengan baik tidak ada alasan untuk memecat mu." Vivian begitu senang mendengar apa yang di katakan oleh Nyonya Lisa.

"Terima kasih, nyonya. Saya berjanji akan bekerja dengan baik."Vivian membungkuk hormat kepada bos wanita yang ternyata sangat baik.

Sementara itu di rumah, saat ini Niko sedang menangis ingin minta bertemu dengan mommynya. Reyhan sampai kewalahan untuk menenangkan putranya itu.

"Mommy mu sudah mati, Niko. Jangan meminta bertemu dengannya lagi." bentak Reyhan karena merasa benci saat mengingat wanita penghianat mantan istrinya. Namun anak laki-laki berusia tiga tahun lebih itu terus meronta.

Nyonya Lisa yang baru saja pulang dari cafe terkejut mendengar suara tangisan Niko yang menggelegar di setiap ruangan. Nyonya Lisa kemudian berjalan menaiki tangga untuk melihat apa yang terjadi. Mengapa sampai cucunya itu menangis kencang.

"Apa yang terjadi, Rey ?" tanya Nyonya Lisa saat melihat Reyhan memijit pangkal hidungnya seperti sedang frustasi.

"Dia ingin bertemu dengan mommynya." jawab Reyhan seraya menghela napasnya.

Nyonya Lisa langsung mengambil tubuh Niko dari gendongan pengasuhnya dan mulai untuk menenangkan sang cucu.

"Niko sayang. Ayo kita tidur ini sudah malam." Nyonya Lisa mencoba membujuk cucunya.

"No, Oma. Niko mau mommy." rengek bocah itu sambil menangis.

Nyonya Lisa hanya bisa menghela napasnya mendengar permintaan cucunya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!