Empat Genius Ceo

Empat Genius Ceo

Bab 1

Venus Hotel, Kota B.

1023, nomor kamar hotel yang di kunjungi Bobi malam ini.

"Aku tidak percaya apa yang dikatakan Stella! aku harus melihatnya sendiri! Tapi, kenapa aku sangat gelisah? Huhfff, tenanglah Rosella, tenang!!”, serunya menenangkan diri lantaran gelisah membayangkan apa yang dikatakan oleh adik angkatnya Stella Ran, adalah kebenaran.

Gadis polos ini, dengan rasa tidak percaya pada kenyataan dan juga kecurigaan yang mendalam pada sang kekasih, dengan perasaan gelisah mendatangi sebuah hotel yang menjadi tempat perselingkuhan sang kekasih.

Ia melangkahkan kakinya dengan mengebu-gebu untuk membuktikan kata-kata yang tak bisa dipercayai itu, Rosella merasa dunianya akan hancur bila itu semua benar terjadi.

Namun pikirnya, bagaimana mungkin orang yang telah menjalin kisah asmara selama empat tahun itu akan menghianatinya. Pasti semua yang disampaikan oleh sang adik angkat itu adalah kebohongan semata, lantaran ia tidak pernah disukai disetiap kehadirannya dirumah mereka.

“Santai lah Rosella, ini pasti bohong!”, lagi-lagi ucapnya yang berusaha menyangkal pikiran negatif yang telah melekat dalam benaknya itu.

Rosella yang mendapat kabar dari adik angkatnya, Stella, bahwa Bobi (pacarnya) sering ke hotel bersama selingkuhannya. Namun, Rosella yang polos tidak mempercayai hal itu, hingga ia pergi sendiri untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh Stella itu semuanya salah.

“Ini kan kamarnya, haruskah aku masuk sekarang? Ah, jika aku langsung masuk itu tidak sopan, apa yang harus aku lakukan?”, ucap Rosella yang pilu sambil berusaha mengembalikan diri dari khayalan yang menyakitkan.

Ia yang ragu-ragu untuk masuk ke dalam kamar, hanya berdiri mematung didepan pintu. Setelah berpikir panjang, ia akhirnya mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi. Kemudian, ia mendorong dedaun pintu untuk segera masuk ke dalam kamar yang menyesakkan dadanya.

Brakkkk...

“Fyuhhh, sesuai dugaanku, Bobi tidak mungkin selingkuh. Dia bukan orang yang seperti itu!”, ucap Rosella yang polos sambil melempar senyum melegakan, setelah melihat isi kamar yang tak berpenghuni.

Rosella yang sangat mencintai Bobi hingga membuat dia buta dan tidak bisa melihat kenyataan bahwa, betapa buruknya sikap Bobi yang terus-terusan memanfaatkan dirinya.

Ia selalu membela Bobi mati-matian bahkan, ia tidak peduli meskipun ia tahu Bobi sering menipunya. Untuknya, Bobi adalah segalanya karena di dunia ini, hanya Bobi satu-satunya orang yang mau memandangnya, menyayanginya dan memperdulikan dirinya, disaat dunia mengabaikannya.

“Hmm, kenapa aku harus percaya pada Stella? Membuang waktu ku saja datang kemari, seharusnya aku tidak boleh ragu pada Bobi. Kalau saja dia tau, hahhh. Dia pasti sangat kecewa padaku. Ya sudahlah, sebaiknya aku pulang saja!”, gumamnya sendirian.

Rosella yang merasa bersalah pada Bobi meninggalkan hotel dengan perasaan gembira dan puas, lantaran semua prasangkanya salah besar. Ia pun kembali ke rumahnya untuk istirahat.

...----------------...

Galeri Seni Bunga.

Keesokkan malamnya, Rosella pergi ke acara pameran lukisan yang telah ia janjikan bersama Bobi. Namun, karena ada beberapa pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan, ia malah datang terlambat.

“Eh, bukankah itu si cupu?"

"Kenapa ia malah disini, bukankah ia seharusnya pergi bersama pacarnya?", celetuk para tamu yang ada disana melihat Rosella yang datang sendirian.

Pikir mereka, 'Apa gerangan? Apakah telah terjadi sesuatu antara Bobi dan dirinya?'. Namun nyatanya, Rosella tidak mengerti akan apa yang tengah di gumankan oleh orang-orang saat ini.

Lantaran ia dan Bobi sudah berjanji untuk bertemu di pameran saja. Namun, orang-orang terus mencibirnya lantaran ia tidak didampingi oleh Bobi yang di pujanya secara berlebihan itu. Malah, kini dirinya yang disalahkan.

“Sepertinya ia telah di campakkan oleh pacarnya itu!”

“Cih. Kalau aku jadi pacarnya, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Dia itu aib keluarganya!”, umpat mereka yang merasa jijik akan keberadaan Rosella ini.

Namun, Rosella yang sudah terbiasa akan sikap tak adil dari orang-orang ini, ia tidak terlalu mempedulikan apa yang sedang di ributkan oleh mereka. Yang bahkan, mereka tidak akan memberikan izin bagi dirinya utuk bernafas dalam satu ruangan dengan mereka.

Seperti itulah sikap semua orang yang selalu mendiskriminasi dirinya. Bukannya Rosella tidak peduli, mungkin saja, dia telah lelah untuk peduli akan sikap tak bersahabat itu.

“Rosella, kenapa kamu disini? Bukankah kamu seharusnya pergi dengan Bobi?”, tanya Vivian yang merasa heran kenapa Rosella masih berdiri sendirian dengan posisi pelonga-pelongo, layaknya mencari sesuatu.

Vivian sendiri adalah salah satu kenalan Rosella. Rosella yang mendengar pertanyaan itu, malah kebingunan dibuatnya.

“Haa, pergi? Pergi kemana? Orang aku juga baru sampai kok!”

“Tadi Mika dan Bobi pergi bersama, bukankah kau juga harusnya ikut?”

“Apa?? Kenapa mereka malah pergi bersama?”, tanya Rosella dengan wajah yang tak karuan.

Rosella menjadi linglung setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Vivian, ia pun bergegas mencari Bobi dan Mika. Namun entah kenapa, ia merasa ada sesuatu yang salah disini, feelingnya meresakan sesuatu yang buruk.

Ia yang belum siap untuk menerima apa yang akan terjadi, terlebih dahulu pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri sejenak.

Setelah beberapa saat, ia pun keluar dari kamar mandi untuk mencari keberadaan Bobi dan Mika, ia pergi sambil terus menghubungi nomor Bobi, hingga..

Sya.. La.. La.. La..

“Bukankah itu nada ponselnya Bobi? Kenapa terdengar dari ruangan ini?”, serunya keheranan mendengar suara hp sang kekasih dalam sebuah ruangan yang tidak seharusnya didatangi oleh pihak luar.

Ia yang ingin memastikan apa yang baru saja ia dengar adalah benar nada hp sang kekasih. Dirinya pun melangkahkan kakinya mendekati ruangan itu. Namun, hal yang tak pernah ia bayangkan malah terjadi.

Dari luar ruangan, ia malah mendengar suara Mika yang lemas nan lirih. Pikirnya, apa yang sedang terjadi di dalam, dan kenapa dengan suara Mika?. Ia pun mendekatkan telinganya di pintu untuk mendengar lebih jelas lagi, dan siapa sangka? Sebuah kejutan pun didapatkan Rosella malam itu.

“Bo-bobi hentikan, apa yang kamu lakukan?! Ahh, Bobi, bagaimana jika ada yang masuk?!”, lirih Mika yang tiba-tiba menyerukan nama Bobi.

Tentunya, hati Rosella telah hancur berkeping-keping membayangkan adengan apa yang tengah dimainkan oleh dua orang yang cukup berarti dalam hidupnya diruangan itu.

Tidak hanya suara Mika yang terdengar, kini suara sang kekasih juga mulai terdengar di telinganya. Bagaimana mungkin, perasaannya tidak kian hancur?.

“Hah, tenanglah Mika! Tidak akan ada yang masuk di ruangan ini, percayalah padaku!"

“Ahhh, Bobi kumohon hentikan, kumohon!"

“Ayolah Mika, Ahhhh!!! Bukankah ini yang kau suka dari ku?! Tahanlah sedikit lagi, ini hampir selesai! Ughhh!!”, pekik Bobi yang serasa menggila akan permainan yang tengah mereka lakukan saat ini.

Namun, Rosella yang mendengar perbincangan hangat di dalam merasa telah hancur tak bersisa. Kini, air matanya mengalir bak anak sungai.

Terpopuler

Comments

Angraini Devina Devina

Angraini Devina Devina

klu saya ada di sana huuuu tak bejak"rambut nya

2024-03-28

1

Angraini Devina Devina

Angraini Devina Devina

mohon ijin baca

2024-03-28

0

Nur Lizza

Nur Lizza

aku mmpir thor.
kok tega y sahabat sendiri di hianati.smg mereka dpt karmany

2023-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!