Venus Hotel, Kota B.
1023, nomor kamar hotel yang di kunjungi Bobi malam ini.
"Aku tidak percaya apa yang dikatakan Stella! aku harus melihatnya sendiri! Tapi, kenapa aku sangat gelisah? Huhfff, tenanglah Rosella, tenang!” Serunya menenangkan diri lantaran gelisah membayangkan apa yang dikatakan oleh adik angkatnya Stella Ran, adalah kebenaran.
Gadis polos ini, dengan rasa tidak percaya pada kenyataan dan juga kecurigaan yang mendalam pada sang kekasih, dengan perasaan gelisah mendatangi sebuah hotel yang menjadi tempat perselingkuhan sang kekasih.
Ia melangkahkan kakinya dengan mengebu-gebu untuk membuktikan kata-kata yang tak bisa dipercayainya itu, Rosella merasa dunianya akan hancur bila itu semua benar terjadi.
Namun pikirnya, bagaimana mungkin orang yang telah menjalin kisah asmara selama empat tahun itu akan menghianatinya. Pasti semua yang disampaikan oleh sang adik angkat itu adalah kebohongan semata, lantaran ia tidak pernah disukai disetiap kehadirannya dirumah mereka.
“Santai lah Rosella, ini pasti bohong!” Ucapnya yang berusaha menyangkal pikiran negatif yang telah melekat dalam benaknya itu.
Rosella yang mendapat kabar dari adik angkatnya, Stella, bahwa Bobi (pacarnya) sering ke hotel bersama selingkuhannya. Namun, Rosella yang polos tidak mempercayai hal itu, hingga ia pergi sendiri untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh Stella itu semuanya salah.
“Inikan kamarnya, haruskah aku masuk sekarang? Ah, jika aku langsung masuk itu tidak sopan, apa yang harus aku lakukan?” Ucap Rosella yang pilu sambil berusaha mengembalikan diri dari khayalan yang menyakitkan.
Ia yang ragu-ragu untuk masuk ke dalam kamar, hanya berdiri mematung didepan pintu. Setelah berpikir panjang, ia akhirnya mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi. Kemudian, ia mendorong dedaun pintu untuk segera masuk ke dalam kamar yang menyesakkan dadanya.
Brakkkk...
“Fyuhhh, sesuai dugaanku, Bobi tidak mungkin selingkuh. Dia bukan orang yang seperti itu!” Ucap Rosella yang polos sambil melempar senyum melegakan, setelah melihat isi kamar yang tak berpenghuni.
Rosella yang sangat mencintai Bobi hingga membuat dia buta dan tidak bisa melihat kenyataan bahwa, betapa buruknya sikap Bobi yang terus-terusan memanfaatkan dirinya. Ia selalu membela Bobi mati-matian bahkan, ia tidak peduli meskipun ia tahu Bobi sering menipunya.
Untuknya, Bobi adalah segalanya karena di dunia ini, hanya Bobi satu-satunya orang yang mau memandangnya, menyayanginya dan memperdulikan dirinya, disaat dunia mengabaikannya.
“Hmm, kenapa aku harus percaya pada Stella? Membuang waktuku saja datang kemari, seharusnya aku tidak boleh ragu pada Bobi. Kalau saja dia tau, hahhh. Dia pasti sangat kecewa padaku. Ya sudahlah, sebaiknya aku pulang saja!” Gumamnya sendirian.
Rosella yang merasa bersalah pada Bobi meninggalkan hotel dengan perasaan gembira dan puas, lantaran semua prasangkanya salah besar. Ia pun kembali ke rumahnya untuk istirahat.
...----------------...
Galeri Seni Bunga.
Keesokkan malamnya, Rosella pergi ke acara pameran lukisan yang telah ia janjikan bersama Bobi. Namun, karena ada beberapa pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan, ia malah datang terlambat.
“Eh, bukankah itu si cupu?"
"Kenapa dia malah disini, bukankah dia seharusnya pergi bersama pacarnya?" Celetuk para tamu yang ada disana melihat Rosella yang datang sendirian.
Pikir mereka, 'Apa gerangan? Apakah telah terjadi sesuatu antara Bobi dan dirinya?'. Namun nyatanya, Rosella tidak mengerti akan apa yang tengah di gumankan oleh orang-orang saat ini, lantaran ia dan Bobi sudah berjanji untuk bertemu di pameran saja.
Namun, orang-orang terus mencibirnya lantaran ia tidak didampingi oleh Bobi yang di pujanya secara berlebihan itu. Malah, kini dirinya yang disalahkan.
“Sepertinya dia telah di campakkan oleh pacarnya itu!”
“Cih. Kalau aku jadi pacarnya, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Dia itu aib keluarganya!”, Umpat mereka yang merasa jijik akan keberadaan Rosella ini.
Namun, Rosella yang sudah terbiasa akan sikap tak adil dari orang-orang ini, ia tidak terlalu mempedulikan apa yang sedang di ributkan oleh mereka. Yang bahkan, mereka tidak akan memberikan izin bagi dirinya utuk bernafas dalam ruanganan yang sama dengan mereka.
Seperti itulah sikap semua orang yang selalu mendiskriminasi dirinya. Bukannya Rosella tidak peduli, mungkin saja, dia telah lelah untuk peduli akan sikap tak bersahabat itu.
“Rosella, kenapa kamu disini? Bukankah kamu seharusnya pergi dengan Bobi?” Tanya Vivian yang merasa heran kenapa Rosella masih berdiri sendirian dengan posisi pelonga-pelongo, layaknya mencari sesuatu.
Vivian sendiri adalah salah satu kenalan Rosella. Rosella yang mendengar pertanyaan itu, malah kebingunan dibuatnya.
“Haa, pergi? Pergi kemana? Orang aku juga baru sampai kok!”
“Tadi Mika dan Bobi pergi bersama, bukankah kau juga harusnya ikut?”
“Apa?? Kenapa mereka malah pergi bersama?” Tanya Rosella dengan wajah yang tak karuan.
Rosella menjadi linglung setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Vivian, ia pun bergegas mencari Bobi dan Mika. Namun entah kenapa, ia merasa ada sesuatu yang salah disini, feelingnya meresakan sesuatu yang buruk.
Ia yang belum siap untuk menerima apa yang akan terjadi, terlebih dahulu pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri sejenak.
Setelah beberapa saat, ia pun keluar dari kamar mandi untuk mencari keberadaan Bobi dan Mika, ia pergi sembari terus menghubungi nomor Bobi, hingga..
Sya.. La.. La.. La..
“Bukankah itu nada ponselnya Bobi? Kenapa terdengar dari ruangan ini?” Serunya keheranan mendengar suara hp sang kekasih dalam sebuah ruangan yang tidak seharusnya didatangi oleh pihak luar.
Ia yang ingin memastikan apa yang baru saja ia dengar adalah benar nada hp sang kekasih. Dirinya pun melangkahkan kakinya mendekati ruangan itu. Namun, hal yang tak pernah ia bayangkan malah terjadi.
Dari luar ruangan, ia malah mendengar suara Mika yang lemas nan lirih. Pikirnya, apa yang sedang terjadi di dalam dan ada apa dengan suara Mika?.
Rosella pun pun mendekatkan telinganya di pintu untuk mendengar lebih jelas lagi, dan siapa sangka? Sebuah kejutan pun didapatkan Rosella malam itu.
“Bo-bobi hentikan, apa yang kamu lakukan?! Ahh, Bobi, bagaimana jika ada yang masuk?!” Lirih Mika yang tiba-tiba menyerukan nama Bobi.
Tentunya, hati Rosella telah hancur berkeping-keping membayangkan adengan apa yang tengah dimainkan oleh dua orang yang cukup berarti dalam hidupnya itu.
Tidak hanya suara Mika yang terdengar, kini suara sang kekasih juga mulai terdengar di telinganya. Bagaimana mungkin, perasaannya tidak hancur?.
“Hah, tenanglah Mika! Tidak akan ada yang masuk di ruangan ini, percayalah padaku!"
“Ahhh, Bobi kumohon hentikan, kumohon!"
“Ayolah Mika, Ahhhh! Bukankah ini yang kau suka dariku?! Tahanlah sedikit lagi, ini hampir selesai! Ughhh!” Seru Bobi yang serasa menggila akan permainan yang tengah mereka lakukan saat ini.
Namun, Rosella yang mendengar perbincangan hangat di dalam merasa telah hancur tak bersisa. Kini, air matanya mengalir bak anak sungai.
“Rosella kamu tidak pantas untuk ku cintai atau dicintai oleh siapapun di dunia ini, kamu itu hanya sampah dan aib keluargamu”, uangkap Bobi dengan perasaan jijiknya.
Hal itu menguncang alam kesadaran Rosella, ia tidak pernah menyangka laki-laki yang dulunya sangat peduli dan bersikap lembut padanya ternyata memikirkan hal itu, tak jauh beda dengan orang -orang yang selama ini mengucilkannya.
“Bersamamu tidak akan menjamin masa depanku tapi tidak dengan Mika, dia seribu kali lebih baik darimu jadi pergilah dari hidupku, aku sangat jijik melihatmu”
“Sudahlah Bobi, tidak perlu pedulikan dia, lebih baik kita pergi dari sini”, ucap Mika yang muak dan kesal akan kehadiran Rosella di tengah perbuatan hangat penuh kenakalannya bersama Bobi beberapa waktu lalu.
Hiks.. hiks..
Rosella kehilangan kata-katanya, ia hanya bisa menangis melihat apa yang di lakukan oleh dua orang yang sangat berarti dalam hidupnya ini.
“Baiklah, ayo kita pergi”
“Benar-benar merusak suasana saja”
Bobi dan Mika pergi meninggalkan Rosella begitu saja, Rosella yang sedih hanya bisa meratapi nasib buruknya, ia terus terbayang akan masa lalu yang indah bersama Bobi dan Mika. Tak pernah terpikirkan olehnya dua orang itu akan menggigitnya suatu hari nanti.
“Hidup ini benar benar kejam, kenapa takdir ku seperti ini hiks.. Kenapa di permainkan seperti ini? Bagaimana bisa dua orang yang paling ku sayangi justru menghianati ku, kenapa!?”
Hiks.. hiks..Tangis Rosella tersedu-sedu, ia terus membayakan betapa sialnya kehidupan yang ia jalani saat ini. Semua orang melihat Rosella ibarat penyakit mematikan yang harus disingkirkan dengan segala cara.
Namun mereka tidak langsung menghabisinya, melainkan mengerogoti jantungnya secara perlahan hingga memakan hatinya sampai ia tak bisa mengenal rasa bahagia itu dengan sempurna.
"Dunia benar benar tidak adil, kenapa aku selalu menjadi yang tersakiti uwaaaaa..”
...***...
Cleo Bar
Rosella yang terus larut dalam kesedihannya, berjalan terus tanpa arah tujuan hingga ia menemukan sebuah bar di seberang jalan. Bar itu seolah menunggu kehadiran Rosella untuk mengeluh.
“Haruskah aku kesana untuk menghilangkan kesedihanku? Tapi aku tak pernah masuk ke tempat seperti itu", ucap Rosella dengan polosnya.
Gadis cantik ini memang tidak pernah mengijak yang namanya bar, bukan ia tidak mau tapi ia hanya takut jika masuk ketempat itu akan melukai hatibya karena terbayang akan penolakan dari orang-orang di dalam sana.
Namun tidak kali ini, ia tidak akan peduli dengan hal itu lagi. Karena yang ia cari saat ini adalah apa yang bisa membuat ia lupa akan apa yang telah ia alami saat ini.
"Akan tetapi menurut orang-orang ini adalah tempat yang pas untuk menghilangkan stres dan kesedihan. Ahh, sebaiknya aku masuk saja!”, ucapnya dengan penuh percaya diri.
Sambil menyeka air mata yang tak kunjung ingin berheti untuk turun itu, dengan berani Rosella melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam bar.
Ia memilih bar sebagai tempat untuk menghilangkan kesedihannya, walau ia bisa membayangkan di dalam bar yang sangat ribut itu pasti membuat Rosella pusing dan tidak nyaman hal ini dikarenakan ia belum pernah ke bar sebelumnya.
Namun terlepas dari itu, Rosella sama sekali tidak tahu betapa gelapnya dunia malam itu. Setelah masuk kedalam bar, karena rasa yang tidak nyaman terus terjadi, Rosella pun memilih ke kamar mandi untuk menenangkan dirinya sebentar.
Namun takdir seperti sedang mempermaikannya, di dalam kamar mandi ia malah bertemu lagi dengan Mika, orang yang ingin ia hindari di dunia ini.
*(Kenapa dunia ini begitu sempit, kenapa aku malah bertemu racun betina ini lagi?) {suara hati Rsella}.
Melihat Rosella di dalam bar merupakan hal yang tabu bagi Mika, ia pun mengambil kesempatan untuk membuli Rosella dengan kata-kata kasar dan hinaan yang membuat Rosella semakin sedih dan kesal.
Tidak hanya sampai di situ, saat Rosella keluar dari kamar mandi ia mendapati Mika dan Bobi sedang bercumbu rayu, mereka sengaja memperlihatkan sikap romantisnya didepan Rosella untuk memanasinya. Namun, Rosella tidak mau memperdulikan mereka lagi, ia hanya melewati mereka begitu saja.
Melihat sikap Rosella seperti itu, Mika malah kesal sehingga ia dan Bobi mengatur sebuah rencana untuk menjebak Rosella, Bobi kemudian menjual Rosella kepada seorang pengusaha tua, perut buncit, kepala botak yang telah menunggunya di sebuah kamar VIP di bar tersebut.
Rencana mereka berjalan dengan cara ketidak tahuan Rosella betapa kejamnya dunia dalam bar itu, karena disana adalah tempat menghamburkan uang. Dimana yang memiliki uang maka dialah yang berkuasa.
Mika pun mengatur seseorang untuk memberi obat pada minuman Rosella. Saat Rosella mulai merasa tidak nyaman, ia dibawa oleh Mika dan Bobi ke kamar yang telah disediakan tersebut.
Di dalam kamar itu terdapat seseorang telah menunggu Rosella dengan tidak sabarnya, melihat Rosella yang setengah sadar, pria botak itu semakin tertarik dan menyeret Rosella keatas ranjang tanpa babibu.
“Tidak di sangka, Bobi si bodoh itu akan memberi ku gadis secantik ini, slurp”, ucap pria tua itu sambil menelan ludahnya yang puas atas hadiah indah dari Bobi dan Mika.
“Gadis cantik tidak sia-sia aku membayar mahal, malam ini aku pasti akan memuaskanmu hahaha..”, pujinya sambil membelai kaki indah nan jenjang milik Rosella.
“Kamu siapa?", tanya Rosella yang berusaha tetap sadar dengan menggigit bibirnya hingga berdarah.
"Berhenti jangan menyentuh ku, pergi!!”
Brukk
Rosella yang terkejut dan ketakutan menendang si botak hingga terjatuh, si botak sangat kesal dan marah ia pun menampar Rosella.
Rosella yang ketakutan itu inggin kabur, dan tanpa sadar Rosella mengambil sebuah botol anggur yang ada diatas meja lalu memukul kepala si botak hingga membuat si botak terluka.
Disaat si botak mulai lengah, Rosella pun pergi meninggalkan kamar tersebut dengan pakaian yang berantakan. Karena di perlakukan tidak wajar oleh Rosella, si botak sangat kesal dan marah ia memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Rosella kembali.
Karena dikejar oleh anak buah si botak, Rosella masuk kedalam sebuah kamar yang tidak terkunci. Ia yang mulai hilang kesadaran melihat ada ranjang kosong di kamar tersebut, ia pun berbaring diatas ranjang mewah nan indah itu tanpa berpikir apa yang akan terjadi.
Selang beberapa saat seseorang kemudian masuk kedalam kamar tersebut. Rosella yang telah terpengaruh oleh obat yang telah tercampur dengan minumannya itu mulai kehilangan rasa kewaspadaannya, ia malah mendekati lelaki yang datang sambil memeluk lelaki itu dan berkata.
“Ku mohon tolong aku! Badanku panas semua, aku tidak tau apa yang terjadi tapi aku benar-benar kepanasan”, ucapnya pada laki-laki yang entah siapa itu.
Namun, naasnya lelaki yang masuk ke dalam kamar tersebut juga dalam keadaan yang sama dengan Rosella.
“Aku mohon tolong aku”, ucap Rosella yang terus memelas dalam keadaan tidak sadarkan diri itu.
“Hei wanita!! apa yang kamu lakukan disini?”, tanya laki-laki yang juga mulai terpengaruh dari obat menyebalkan namun juga memuaskn itu.
Laki-laki itu bertanya dengan nada yang ketus sambil menarik tangan Rosella. Lelaki itu keheranan melihat ada wanita yang masuk ke kamar pribadi miliknya yang ada di bar tersebut.
Ia yang juga mulai terpengaruh dengan obat itu, mulai tertarik akan kemelokan tubuh Rosella bagaimana tidak? Rosella dengan wajah cantik, kulit petuh bersih, kaki jenjang dan buah dada menggoda mana mungkin ada lelaki yang bisa menolak pemandangan bak lukisan itu.
Namun ia masih tetap berusaha untuk terus menolak Rosella, tapi Rosella terus mendekat dan memeluknya membuat lelaki itu memiliki rasa aman dan nyaman saat berada dalam pelukan Rosella, ia pun mulai tertarik dengan Rosella dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Rosella.
“Pria tampan, kamu benar- benar tampan layaknya seorang pangeran, sangat sayang bila disia-siakan slrupp”, ucap Rosella sambil menelan ludahnya sendiri.
Rosella yang tidak sadar akan apa yang ia katakan dan lakukan ini malah menarik laki-laki yang juga setengah sadar ini keranjang dan menciumnya.
“Hhuuff.. Kamu tampan sekali, aku menginginkan mu”, goda Rosella yang semakim membuat lelaki itu mabuk kepayang.
Melihat Rosella yang seperti ini, Lelaki itu tersenyum dan berkata.
“Hei, kamu sadar apa yang kamu lakukan? kamu telah menghidupkan api yang tidak pernah di hidupkan ini”, katanya sambil mendorong jauh tubuh Rosella.
“Ahh"
“Sebaiknya kamu pergilah, aku tidak ingin mengambil keuntungan dalam kesempitan”
“Sayang apa yang kamu katakana? aku benar-benar panas kemari lah biar ku bantu kamu buka baju”
“Hai wanita, apa yang kamu lakukan? hentikan itu umm.."
Rosella yang sudah kehilangan kesadarannya pun mencium lelaki tampan itu hingga, sang lelaki itu kehilangan kata-katanya.
"Kau gadis kecil, benar-benar pembuat masalah ya!! karena malam ini aku juga membutuhkan mu, jadi jangan salah kan aku! Kamu sendiri yang menebari asap maka aku akan menghidupkan api untuk mu”
“Apa yang kamu katakan?”, ucap Rosella yang tidak mengerti arti dari kata-kata lelaki itu.
Rosella hanya merasa aneh dan menginginkan lelaki itu, kemudian dirinya tersenyum sambil mengulurkan tangannya berharap sang lelaki menyerahkan diri padanya.
“Sial, si kecil bodoh ini benar-benar meruntuhkan pertahanan ku. Kau jangan menyesal nanti ya dan jangan salahkan aku”, ungkap lelaki itu yang sudah di ambang batas pertahanannya, kemudia dia memulaik aksinya dengan mencembu mesra Rosella sambil menindih tubuh ramping nan indah milik Rosella.
“Ugh, itu benar-benar sakit,. Pelanlah, ku mohon.. Hiks”
“Maaf sayang, tidak ada ampun untuk mu malam ini”
Begitulah malam yang di habiskan Rosella dengan laki-laki misterius yang tak ia kenal itu, one night stand pun terjadi diantara keduanya.
...***...
Pagi Hari
“Em, apa yang terjadi padaku? kenapa aku ada disini ?”, tanya Rosella yang setengah sadar itu.
Rosella yang bangun dalam keadaan lelah, memperhatikan sekeliling, dan ia sangat terkejut ketika melihat seseorang berbaring disampingnya.
“Ah!! siapa dia? kenapa kami bisa bersama?”, ucap Rosella dengan reflek menutup mulutnya.
“Apa yang telah aku lakukan semalam? kenapa dia bisa disini? Agh, kepala ku sakit sekali, tubuhku juga lelah, kenapa pingangku juga terasa sakit?”, tanyanya yang masih bingung namun berusaha menemukan kebenaran.
Sambil mengumpulkan tenaga untuk berpikir. Rosella terus memutar otaknya untuk mengingat apa yang telah terjadi antara dia dan laki -laki yang hanya tampak punggungnya ini.
“Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan?”, tanya Rosella yang baru bangun terkejut mendapati keadan tubuhnya yang tanpa mengunakan sehelai benang pun, ia mulai teringat kejadian semalam dengan samar –samar.
“Aku benar- benar murahan, hiks.. aku telah menghancurkan masa depan ku sendiri”, tangis sesalnya sambil bangun dari tempat tidur.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku minta pertangung jawabannya? Hiks.. Tapi ini mungkin bukan kesalahannya, ah!! Apa yang harus ku lakukan? aku pun tidak ingat jelas apa yang telah terjadi dan apa yang telah kami lakukan"
Hu..hu...hu..hu..
"Mungkin ini memang salah ku karena aku yang masuk sembarangan kamar, hiks", ucap Rosella dengan hati pilu dan air mata penyesalan yang terus mengalir.
Rosella hanya bisa menangis dan pasrah atas apa yang telah terjadi antaranya dan lelaki misterius ini.
“Ini hanya sebuah kesalahan, ini benar- benar kecelakaan yang tidak menguntungkan untukku dan untuknya, aku harus pergi sebelum ia sadar"
Hiks.. hiks..
“Aku tidak tau apa yang harus ku lakukan, aku harus apa sekarang hu..hu..”, ucapnya yang terus mengis itu.
Rosella pun meninggalkan kamar tersebut dengan pelan karena takut membangunkan lelaki itu. Namun yang paling ia takutkan adalah menerima kenyataan bahwa ia melakukan aktifitas itu bukan dengan orang yang ia cintai.
Oleh karena itu ia tidak berani untuk melihat wajah laki -laki itu, apa lagi untuk mencari tau siapa laki-laki itu. Hati dan perasaannya belum sanggup.
...***...
Kediaman Keluarga Ran
“Akhirnya sampai juga di rumah, sebaiknya aku masuk dulu”, ucap Rosella yang tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia pulang kerumah yang tang menyambut kehadirannya itu.
Biasanya di kediaman ini keberadaan Rosella tidak terlalu di pedulikan oleh karna itu, Rosella tidak perlu khawatir akan kepergiannya semalaman bahkan beberapa hari tidak pulang pun ia tidak akan pernah di tanyai.
Akan tetapi tidak hari ini, ia malah di tanyai tentang keberadaannya semalaman yang membuat Rosella bingung entah apa yang telah ia lewatkan dan apa lagi rencana mereka.
“Dari mana saja kamu?”, tanya Stella _ adik angkat Rosella.
“A-aku…”
“Kamu keluyuran kemana semalaman tidak pulang?", potong Sofia _ ibu angkat Rosella.
"Kamu pergi dengan lelaki mana semalam?”
“A-apa maksud nyonya?”
“Sudahlah Rosella kamu jujur saja, kamu pergi kemana semalam?”
“Kamu pergi dengan siapa semalam?”
“A-apa maksud kalian?”, tanya Rosella yang bingun akan sikap tak biasa dua orang yang menjadikan dirinya sebagai musuh bebuyutan.
Rosella terus ditanyai dengan paksa bahkan Stella mulai bermain kasar dengannya, keributan yang mereka lakukan membuat David Ran tahu dan kesal.
“Kenapa kalian ribut sekali pagi – pagi begini?”
“Pa, Rosella tidak pulang semalaman dia pasti bermalam dengan laki-laki tak jelas diluar sana, benar-benar buat malu keluarga”
“Kenapa dengan kalian? biasanya kalian tidak peduli dengan keberadaan Rosella tapi kenapa sekarang_”
“Itu semua karena Rosella berbuat tidak benar semalaman”
“Tidak mungkin, Rosella bukan anak seperti itu”
“Papa tau apa? papa selalu membelanya, anak bodoh ini mulai tidak tau diri dia malah memalukan keluarga di luar sana”
"Ahh"
Sofia yang kesal atas pembelaan yang terus di lakukan suaminya terhadap Rosella mulai bermain kasar ia mendorong Rosella hingga terjatuh, namun Rosella hanya bisa menangis atas perlakuan kasar mereka.
“Hentikan ma! apa yang kamu lakukan?”, bentak David Ran sambil memapah Rosella.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!