Berat hari yang ku lalui, namun semuanya bisa terlewati walau aku harus terus menangis diam-diam saat rindu menyergap hati ku. Cinta itu masih utuh walau rasa sakit dan kecewa tetap bercokol dalam hati. Berjuang keras membangun usaha bersama ibu dan bantuan adikku perlahan-lahan semuanya membuahkan hasil. Karya ku dikenal dan mulai digemari para pembeli, Kelimpungan dalam proses produksi karena banyaknya pesanan yang masuk. Rancangan yang ku jual semuanya adalah barang PO (pre order) karena tak ingin memiliki stok yang terbuang dan tak laku sesuai saran dari nadira adikku akhirnya kami hanya menjual barang pesanan saja. Semua rancangan ku mulai laku keras karena nadira dengan sukarela membantu mempromosikan di media sosialnya dan dia yang menjadi model dadakan di setiap aku mengeluarkan model rancangan baru.
Perjuangan yang ku lakukan membuahkan hasil yang luar biasa. Walau belum bisa hidup mewah tapi keadaan perekonomian keluarga sudah sangat membaik saat ini. Bahkan pinjaman modal yang miss reina berikan sudah bisa aku lunasi walau ia menolak dan memberikannya kepada ku sebagai hadiah dengan alasan atas pencapaian yang sudah aku peroleh.
Bersyukur karena aku dikelilingi oleh orang-orang yang begitu menyayangi ku, walau harus merasakan sakitnya patah hati tapi aku masih diberkati nikmat yang lain oleh tuhan.
"mba nad, udah mau setahun. Mba ga pengen nikah?" Tiba-tiba nadira duduk didepan dengan wajah serius.
"Kenapa?"
"Ga apa." Kini wajah nadira terlihat gelisah, aku jadi curiga pasti dia menyembunyikan sesuatu dari ku.
"Kamu kenapa dir?"
"Mba, aku pengen ngomong sesuatu. Tapi takut mba tersinggung."
"Ngomong aja, apa sudah ada yang ngajak kamu nikah?"
"Bukan bukan itu mba."
"Terus apa?" Tanya ku penasaran.
"Hmm, sebenarnya ada dosen ditempat ku yang naksir mba." Takut-takut nadira mengatakan itu padaku tapi seperti biasa aku hanya diam tak menanggapinya.
"Mba" panggil nadira karena tak mendapat respon dariku.
"Enak nyari duit yang banyak dir, biar kamu bisa langsung lanjut S2 perawatnya nanti daripada mba dikenalin sama laki-laki terus. Kalau nanti ga jodoh lagi buat apa capek-capek jagain jodohnya orang."
"Eh iya, teman mu yang mau jadi model pakaian muslimah sudah ada kan? Mba butuh 3orang loh ya."
Aku selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan, setahun sudah aku dan mas angga berpisah dan selama itu aku tak pernah mencari kabar tentangnya setelah kali terakhir kami bertemu di bandara waktu itu. Beruntung ibu dan adikku juga tak pernah lagi membahas soal mas angga padahal jarak rumah kami lumayan dekat hanya berbeda dua gang saja. Rumah mas angga ada di bagian rumah-rumah orang kaya sementara rumah ku di bagian rumah-rumah sederhana.
Jarang keluar rumah berbaur dengan tetangga adalah cara ku meminimalisir kemungkinan mendengar kabar tentang mas angga, aku memang melakukan segala cara untuk terlihat kuat didepan ibu dan nadira adikku. Bekerja dan bekerja mengumpulkan uang dan memperbanyak tabungan, itu yang ku lakukan selama setahun belakangan ini.
"Sudah ada mba, soal bayaran sama kayak biasa kan? Pakai jasa ku merias ya mba?" Ku lihat wajah nadira kembali bersinar, nadira memang memiliki bakat merias wajah dan bila ada job pemotretan rancangan baru dia menjadi model maka bayarannya akan dobel karena merias sendiri dan menjadi model ku. Adikku memang mata duitan sekali dan aku suka dia pandai memanfaatkan situasi dengan sangat cekatan.
"Iya, semua seperti biasa. Foto dirumah dan kang herman yang foto. Mba ga mau lagi pakai kenalan mu itu ga bagus yang ada mba keluar biaya dua kali karena harus mengulang foto lagi dengan kang herman."
"Siap mba, maaf itu kan udah lewat juga."
Rumah peninggalan bapak sudah ku bangun ulang dua bulan yang lalu. Modal pinjaman yang tak mau dikembalikan ku pergunakan untuk merenovasi rumah dan menjadikan rumah ini sebagai tempat produksi, agar aku dan ibu tak perlu bolak-balik. Bekerja dari rumah lebih nyaman bagiku karena aku merasa nyaman dan inspirasi bisa datang kapan saja.
__________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments