Berbekal tekad dan iringan doa dari ibu dan adiknya, nadia berjuang menempa diri untuk bisa mengembangkan diri secara maksimal di negeri orang. Waktu yang singkat mampu membuat nadia menangkap semua pembelajaran yang ia ikuti selama tiga bulan berada di negeri jiran. Bos tempatnya bekerja memiliki kenalan seorang perancang busana yang membuka pendidikan kilat tentang fashion busana dan septi bos nadia memberi satu tiket gratis belajar pada nadia.
"Bagaimana kalau saya memberi pinjaman modal untuk kamu membuka brand sendiri di negara mu nad?"
"Tapi saya ga yakin bisa melunasi pinjaman itu miss, brand baru akan sangat sulit bersaing dengan brand yang sudah terkenal."
"Ga usah pikirkan pengembalian modal, kamu mau berkembang saja sudah bagus. Yang penting kamu mau komit sama saya, bakat kamu sayang kalau tidak dikembangkan."
"Tapi miss, saya ........"
"Nadia, kamu harus berkembang. kalau memang kamu ragu dengan pengembalian modal bagaimana kalau kamu mulai semua dari rumah saja. saya kasih modal untuk kamu membeli alat dan modal dasar lainnya jadi tidak akan terlalu besar nominalnya."
"Apakah tidak merepotkan miss?"
"Tidak, akan sangat disayangkan kalau kamu tidak mengembangkan pontensi yang kamu miliki."
"Hmm, baik miss saya mau menerima uluran modal yang miss tawarkan."
"Baik, kamu simpan nomornya tetap berkomunikasi dan setelah dari sini saya mau kamu berkarya dengan label kamu sendiri."
Selain mendapat ilmu secara gratis nadia juga mendapat mentor dan uluran dana dari si penggelar acara itu. Seolah semesta mendukung nadia dan memberi pengobat dari sakit hati yang sedang ia alami. Selama menempa ilmu nadia bisa sedikit melupakan angga mantan kekasihnya walau di media sosial nadia bisa melihat segala postingan yang pajang oleh tiara istri angga.
"Sepertinya kamu bahagia mas, bibirmu berkata kamu terpaksa tapi sejatinya kamu bahagia. Raut wajahmu tak menunjukkan kalau kamu terpaksa menikah dengan pilihan ibumu."
Dalam sentuhan tak ada tindakan intens yang angga dan nadia lakukan mereka berkencan hanya sebatas saling memeluk dan mengecup pipi dan kening. Tapi hati nadia sudah terpaut jauh pada sosok angga yang menemaninya sejak ia masih menjadi seorang remaja belia yang baru mengenal indahnya cinta. Usia yang terpaut cukup jauh membuat sosok bagas yang penyayang bisa menenggelamkan seorang nadia saraswati sampai ujung jurang terdalam.
Setiap nama angga terbesit dalam hati, air mata nadia akan mengalir tanpa bisa di bendung. Menyakitkan memang masih mencintai pria yang sudah tak mungkin untuk bisa diraih kembali. Mencintai dalam diam tak akan bisa membenarkan segala yang nadia lakukan. Harusnya melupakan dan mengubur rasa cinta itu tapi nadia enggan melakukannya. Rasa sakit menjalani kisah cinta karena terhalang restu tak membuat nadia mundur malah ia semakin memupuk subur cintanya untuk angga walau akhirnya harus tetap berakhir dengan kata perpisahan.
"Aku pulang besok bu. Naik taksi saja ga usah dijemput, tunggu aku dirumah sama nadira ya." Nadia mematikan sambungan telpon dengan sang ibu setelah mengabari kalau besok ia akan bertolak ke indonesia karena masa belajarnya telah usai.
Nadia mengantongi ilmu dan modal yang berjumlah lumayan besar untuk ia bisa memulai debutnya di tanah air menjadi seorang desainer. Tak muluk-muluk nadia hanya ingin berkembang dan bisa menaikkan derajat keluarganya agar nanti bila ia bisa dipertemukan dengan jodohnya tak akan lagi terhalang restu seperti kisahnya bersama angga.
"istirahat dulu seminggu sambil menggambar baru beli alat dan bahan yang diperlukan. Ibu pasti mau bantu jahit, jahitan ibu kan paling rapih dan teliti."
Nadia berbaring dikamar hotel tempatnya menginap ia menerawang menatap langit-langit sambil menyusun rencana yang akan ia lakukan setelah tiba dirumah.
__________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments