Mengenang masa indah saat masih menjalin kasih dengan mas angga adaah salah satu pengobat rasa rindu ku untuknya. Sadar kalau dia sudah menjadi milik wanita lain tapi tak ada salahnya aku tetap menyimpan cinta untuknya. Aku tak akan pernah memiliki niatan untuk merebut mas angga dari istrinya karena sadar cinta tanpa restu orang tua tak akan pernah mendapat kebahagiaan. Sambil memejamkan mata semua kenangan yang pernah kami lalui bersama seolah menjadi film di kepala ku, semuanya berputar dengan sangat epik dan indah. Entah sudah berapa banyak air mata yang keluar semenjak mas angga mengatakan kalimat perpisahan tapi aku masih terus bertahan dengan rasa cinta ku yang amat besar untuk dirinya.
Sejak awal menerima perasaan mas angga, aku sudah memantapkan diri untuk terus bertahan bersamanya tapi ternyata mas angga yang menyerah. Bukan aku tak mau egois dengan meminta mas angga untuk tetap bertahan tapi melihat ia terus dilanda dilema karena bersitegang dengan sang ibu yang membuat ku pasrah saat ia mengucap kata putus. Bukan tak kecewa tapi ku rasa pilihan mas angga sudah tepat karena orang tua adalah segalanya bagi seorang anak.
Empat bulan masih terhitung baru jadi tak masalah bila aku masih sering merindu dan belum bisa move on dari cintaku untuknya. Mas angga adalah sosok yang penyayang, selama berpacaran ia selalu memperlakukan aku bak porselen kaca yang mudah retak. Aku dijaga dengan begitu baik, disayang dimanja bahkan diutamakan. Menurutku wanita yang bisa menjadi istrinya adalah wanita yang super beruntung karena pasti akan dijadikan ratu.
Tutur katanya yang lembut sikapnya yang romantis selalu membuat aku luluh dan menambah rasa cinta ku. Bila sudah begini, bagaimana cara ku untuk cepat bisa melupakannya?
Kepulangan ku dari negeri jiran ternyata malah membuat ku bermalas-malasan enggan melakukan rencana yang sudah ku atur dari sebelum kembali ke tanah air. Ibu setiap hari terus mengomel dan menceramahi ku agar aku mau bangkit dan melanjutkan hari.
"Ayo nad, kamu telpon kasi tau ibu rencana ini itu tapi sudah mau dua minggu ga juga ada satupun yang kamu laksanakan. Kerja mu cuma makan tidur males-malesan aja ibu sumpek lihatnya."
"Aku lagi menikmati patah hati bu, seminggu lagi ya? Semoga saja sudah ada semangat lagi nanti." Aku terus berkilah saat ibu mengomel panjang kali lebar.
"Mana sini catatan peralatan yang harus dibeli biar ibu pesan saja sama langganan ibu, nunggu kamu gerak entah kapan ibu bisa jahit baju rancangan mu sendiri."
"Bu" aku tak menyangka ibu mengucapkan semuanya dengan mata memerah menahan tangis, tenyata yang terluka bukan hanya diriku tapi ibu juga. Ibu yang selalu menemani ku.
Aku terlalu terlena dengan menghayati semua perputaran kenangan manis yang lewati selama 5tahun terakhir dengan mas bagas sampai melupakan ada ibu yang juga merasakan sakit yang sedang aku rasakan saat ini.
Mas, bahagiakah kamu sekarang? Aku rindu kamu, aku masih disini menjadi nadia yang mencintaimu sama seperti dulu. Mencoba dengan sangat keras melupakan namun malah semakin mengingat kamu.
Menahan segala rasa yang menghantam, ku peluk ibu untuk menguatkan dirinya padahal aku pun sedang luluh lantak dengan segala kehancuran yang sedang merajai hati dan pikiran ku.
__________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments